Penyediaan Rumah Perlu Dukungan Bank

Rabu, 25 Februari 2015 - 12:21 WIB
Penyediaan Rumah Perlu...
Penyediaan Rumah Perlu Dukungan Bank
A A A
Kebutuhan perumahan di Indonesia masih sangat besar. Hingga tahun ini diperkirakan kebutuhan akan rumah mencapai 15 juta unit.

Setiap tahun sekitar 800.000 rumah baru dibutuhkan masyarakat Indonesia. Peningkatan kebutuhan ini disebabkan pertumbuhan penduduk yang meningkat tajam.

Sebaran backlog perumahan di Indonesia terbesar masih di Pulau Jawa yang membutuhkan 7,7 juta rumah baru. Sedangkan Sumatera mencapai 2,96 juta unit, Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara sebesar 692.000 unit. Kemudian di Pulau Kalimantan 805.000 unit, Sulawesi 950.000 unit, Maluku 139.000 unit, dan Papua mencapai 183.000 unit.

Berbagai kendala dalam penyediaan perumahan tersebut selain infrastruktur yakni dukungan pembiayaan terhadap masyarakat untuk memiliki rumah. Indonesia Property Watch menilai anggaran yang dibutuhkan untuk program subsidi rumah seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) jumlahnya sangat besar.

Bisa mencapai Rp50 triliun per tahun, sementara anggaran pemerintah hanya Rp33 triliun untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dari jumlah itu, hanya 20% yang dialokasikan untuk perumahan rakyat. Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda menilai saat ini pemerintah terkesan terlalu cepat memberikan pernyataan mengenai program perumahan tanpa disertai program kerja yang jelas.

“Wacana pemerintah mengenai penurunan bunga FLPP dari 7,25% fixed selama 20 tahun menjadi 5% disambut baik oleh konsumen berpenghasilan rendah. Kendati demikian, perlu ada keseriusan pemerintah dalam hal ini karena untuk membuat bunga 5%, kontribusi pemerintah terhadap pembiayaan FLPP harus 80% lebih, sedangkan sisanya dari bank pelaksana, sebut Ali.

Menurut Ali, konsep perumahan rakyat yang dibangun pada masa Orde Baru dapat dinilai lebih maju dari sekarang karena telah dibangun sejumlah institusi pilar perumahan rakyat dan jelas peta jalannya. Dia mencontohkan, Bank BTN ditunjuk sebagai bank yang fokus untuk membiayai perumahan. Sementara Perumnas bertugas mengembangkan perumahan publik.

“Sekarang visi Perumnas tidak berjalan sementara BTN selalu diganggu dengan isu akuisisi,” kata Ali. Ketua Umum DPD Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta Amran Nukman menilai, kebutuhan rumah bagi masyarakat masih cukup besar. “Bila ditambah oleh program pemerintah menggenjot infrastruktur, bisa mendorong pertumbuhan properti kian besar.

Kehadiran infrastruktur menciptakan pertumbuhan sektor properti,” ungkapnya. Bank BTN terus melakukan gebrakan untuk memenuhi tujuan bisnisnya sebagai pemain utama di pembiayaan perumahan. Sebagai bank yang fokus bisnis pembiayaan perumahan, BTN terus melakukan terobosan untuk meningkatkan penyaluran kreditnya di sektor tersebut.

Kami tetap fokus di pembiayaan perumahan karena kebutuhan rumah akan terus meningkat dan para pelaku usaha terkait pembangunan perumahan termasuk perbankan. Sebagai pendukung pembiayaan, kami harus siap, kata Direktur Utama Bank BTN Maryono.

BTN juga terlibat aktif dalam program penyaluran subsidi perumahan yang dikeluarkan pemerintah. Melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), setiap tahun BTN sanggup menyalurkan 95% sampai 96% dari total FLPP. BTN sudah mempunyai pengalaman hampir 40 tahun menggeluti pembiayaan perumahan.

Nah , kabar gembira bagi Anda yang tengah berencana membeli rumah dengan menggunakan skema kredit pemilikan rumah (KPR). Mengacu pada turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 7,5% dari semula 7,75%, BTN menurunkan suku bunga KPR sebesar 0,75% hingga 2%. Maryono menambahkan, bunga yang akan diturunkan BTN adalah bunga untuk program subsidi yang menganut model ballooning.

Model kredit ini menjadikan bunga yang harus dibayarkan semakin lama semakin tinggi. Terkait FLPP, Maryono mengatakan bahwa pemerintah telah menganggarkan Rp5,1 triliun dalam APBN 2015. Anggaran FLPP tersebut akan disalurkan untuk pembiayaan 65.000 unit rumah yang tersebar di sejumlah daerah.

“Penyebarannya itu bergantung masyarakat itu sendiri yang mencari, pemerintah menentukan penyebaran KPR FLPP,” sebutnya. Sementara itu, Direktur BTN Mansyur S Nasution memaparkan, suku bunga KPR untuk rumah nonsubsidi diturunkan sekitar 0,75% bergantung segmen rumah yang dipilih nasabah.

Anton c
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0760 seconds (0.1#10.140)