Megaproyek Pembangkit Listrik Baru Terserap 15.000 Mega Watt
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah menegaskan megaproyek pembangkit listrik 35.000 Megawatt (MW) sudah terserap sekitar 11.000 MW hingga 15.000 MW dari komitmen Independent Power Producer (IPP).
Dalam megaproyek ini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapatkan jatah pembangunan 10.000 MW dan IPP 25.000 MW. Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, progres proyek pembangkit listrik yang sudah terserap dengan komitmen IPP sekitar 11.000 MW hingga 15.000 MW. “Itu komitmen yang sudah terserap oleh IPP yang existing,” kata dia usai diskusi di Jakarta, kemarin.
Dalam waktu dekat Kementerian ESDM akan mendistribusikan kekurangannya yang hanya tinggal 10.000 MW. Tahun ini Kementerian ESDM akan memfokuskan proyeksi pembangunan yang akan terserap di tiap lokasi. Namun, Sudirman belum bisa menjabarkan daerah mana saja yang akan dibangun.
Dia memastikan, pembangunan pembangkit listrik bakal tumbuh tiap tahun sekitar 3.000 MW. “Pembangunan 35.000 MW ini memang tidak bisa dihindarkan, sebab kebutuhan listrik negara kita dalam lima tahun ke depan memang segitu, kita harus optimistis,” tandasnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya W Yudha mengatakan, tidak ada alasan untuk tidak mendukung proyek 35.000 MW, dilihat dari kebutuhan listrik lima tahun ke depan. “Beberapa terobosan patut diapresiasi, seperti sealing clear. Jadi, tak perlu lagi ada negosiasi,” jelasnya.
Dia mengatakan, kerja sama antar kementerian sangat penting, seperti dengan Kementerian Agraria, Kementerian Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.
“Dari lingkup itu, yang paling sulit ialah masalah tanah, luar biasa dampaknya. Jika tidak ada tanah, proyek ini sulit berjalan. Padahal, proyek ini hidup dan mati terkait energi lima tahun mendatang,” tandasnya.
Nanang wijayanto
Dalam megaproyek ini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendapatkan jatah pembangunan 10.000 MW dan IPP 25.000 MW. Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, progres proyek pembangkit listrik yang sudah terserap dengan komitmen IPP sekitar 11.000 MW hingga 15.000 MW. “Itu komitmen yang sudah terserap oleh IPP yang existing,” kata dia usai diskusi di Jakarta, kemarin.
Dalam waktu dekat Kementerian ESDM akan mendistribusikan kekurangannya yang hanya tinggal 10.000 MW. Tahun ini Kementerian ESDM akan memfokuskan proyeksi pembangunan yang akan terserap di tiap lokasi. Namun, Sudirman belum bisa menjabarkan daerah mana saja yang akan dibangun.
Dia memastikan, pembangunan pembangkit listrik bakal tumbuh tiap tahun sekitar 3.000 MW. “Pembangunan 35.000 MW ini memang tidak bisa dihindarkan, sebab kebutuhan listrik negara kita dalam lima tahun ke depan memang segitu, kita harus optimistis,” tandasnya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya W Yudha mengatakan, tidak ada alasan untuk tidak mendukung proyek 35.000 MW, dilihat dari kebutuhan listrik lima tahun ke depan. “Beberapa terobosan patut diapresiasi, seperti sealing clear. Jadi, tak perlu lagi ada negosiasi,” jelasnya.
Dia mengatakan, kerja sama antar kementerian sangat penting, seperti dengan Kementerian Agraria, Kementerian Perekonomian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan.
“Dari lingkup itu, yang paling sulit ialah masalah tanah, luar biasa dampaknya. Jika tidak ada tanah, proyek ini sulit berjalan. Padahal, proyek ini hidup dan mati terkait energi lima tahun mendatang,” tandasnya.
Nanang wijayanto
(ftr)