Pertumbuhan China Melemah Jadi 7%

Selasa, 03 Maret 2015 - 11:47 WIB
Pertumbuhan China Melemah Jadi 7%
Pertumbuhan China Melemah Jadi 7%
A A A
SHANGHAI - Ekonomi China diperkirakan melemah menjadi 7% pada kuartal I/2015. Laporan riset itu dirilis think tank Pemerintah China, State Information Centre (SIC), kemarin.

Kondisi ini diperkirakan akan membuat para pembuat kebijakan meluncurkan lebih banyak stimulus untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Proyeksi ini mendukung langkah Bank Sentral China memangkas suku bunga untuk kedua kali dalam waktu kurang dari empat bulan sebagai upaya mencegah deflasi.

”Pertumbuhan ekonomi negara kita masih menghadapi tekanan penurunan yang relatif berat di tengah penyesuaian struktur. Perkembangan ini akan terus menuju dasar pada kuartal I/2015 dan proyeksi awal untuk pertumbuhan sekitar 7% pada kuartal tersebut,” papar pernyataan SIC, dikutip kantor berita Reuters.

SIC bekerja sesuai arahan perencana ekonomi utama di China, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional. Pertumbuhan ekonomi China sebesar 7,3% pada kuartal IV/2014 dari tahun sebelumnya, masih mendekati level terlemah sejak krisis keuangan global. ”Indeks harga konsumen China (consumer price index/ CPI) diperkirakan naik hanya 1,2% pada kuartal I/2015, dibandingkan kenaikan 2% setahun sebelumnya,” ungkap pernyataan SIC.

Pertumbuhan ekspor tahunan diperkirakan sebesar 5% pada kuartal I/2015, turun dari 6,1% pada tahun sebelumnya. Adapun, impor diproyeksikan turun 10,7% pada kuartal tersebut, dibandingkan pada periode yang sama 2014. Aktivitas manufaktur China pun menyusut pada bulan kedua berturut-turut pada Februari.

Data indeks manajer pembelian (purchasing managers’ index /PMI) yang dirilis Biro Statistik Nasional (NBS) sebesar 49,9 pada Februari, naik dari 49,8 pada Januari. Meski demikian, data itu masih menunjukkan penyusutan. Indeks yang melacak aktivitas di pabrik dan workshop itu dianggap sebagai indikator utama kesehatan ekonomi China yang menjadi penggerak pertumbuhan global.

Data di atas 50 menunjukkan pertumbuhan dan di bawah 50 berarti penyusutan. Data Januari menjadi penyusutan pertama dalam 27 bulan dan menunjukkan melemahnya sektor utama saat pertumbuhan ekonomi China turun. ”Data PMI manufaktur yang dirilis menegaskan, tekanan tetap ada dalam perekonomian,” ungkap ekonom ANZ, Liu Li-Gang dan Zhou Hao.

Secara keseluruhan, ekonomi China tumbuh 7,4% pada 2014, terendah dalam 24 tahun. Bank Sentral China pun mengumumkan menurunkan tingkat suku bunga pada pekan lalu. Bank Sentra China menurunkan tingkat suku bunga tabungan satu tahun sebesar 25 basis poin atau 0,25% poin, menjadi 2,5% dan suku bunga pinjaman satu tahun menjadi 5,35%.

Adapun, inflasi China yang diukur dengan indeks harga konsumen CPI turun menjadi 0,8% pada Januari, terendah dalam lebih lima tahun. Kondisi ini meningkatkan kekhawatiran bahwa ekonomi akan mengalami deflasi. Indeks harga produsen (producer price index /PPI) yang mengukur biaya untuk barang di pintu pabrik dan menjadi indikator utama untuk CPI turun selama 35 bulan berturut-turut pada Januari, penurunan terbesar sejak Oktober 2009.

Bank Sentral China mengejutkan pasar pada 21 November lalu dengan memangkas suku bunga untuk pertama kali dalam lebih dari dua setengah tahun. ”Kami yakin China memulai putaran baru kebijakan dana murah dan lebih banyak kebijakan akan dikeluarkan,” papar Liu dan Zhou dalam analisisnya.

Mereka memperkirakan, Bank Sentral China akan memangkas suku bunga 25 basis poin lagi untuk bunga tabungan pada tahun ini, serta memangkas reserve requirement ratio (RRR), persentase dana perbankan yang harus disimpan sebagai cadangan. Bank Sentral China pada awal Februari mengumumkan pemangkasan RRR pertama dalam lebih dari dua setengah tahun untuk mendorong kredit dan perekonomian.

Data dari NBS dirilis setelah bank Inggris, HSBC, pekan lalu mengumumkan data PMI yang menunjukkan China kembali di wilayah pertumbuhan. Data awal pada Februari sebesar 50,1, naik dari 49,7 pada Januari, menurut data HSBC. Para pemimpin China berupaya mengatasi penurunan ekonomi, seperti juga dilakukan negara-negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

Pemangkasan suku bunga dilakukan saat China akan membuka rapat tahunan lembaga legislatif, di mana Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang akan memberikan pidato tahunan mengenai kondisi ekonomi, termasuk target pertumbuhan tahun ini.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4949 seconds (0.1#10.140)