Aktivitas Manufaktur Jepang Melemah

Selasa, 03 Maret 2015 - 11:56 WIB
Aktivitas Manufaktur Jepang Melemah
Aktivitas Manufaktur Jepang Melemah
A A A
TOKYO - Aktivitas manufaktur Jepang tumbuh lebih lambat pada Februari, saat pesanan domestik berkurang. Meski demikian, permintaan ekspor yang menguat dari luar negeri menunjukkan sektor manufaktur akan terus tumbuh.

Data indeks manajer pembelian (purchasing managers index/ PMI) manufaktur Jepang yang dirilis Markit/JMMA menunjukkan nilai 51,6 pada Februari, sedikit di atas data awal yaitu 51,5 tapi di bawah 52,2 pada Januari. Meski demikian, data tersebut masih di atas 50, menunjukkan pertumbuhan selama sembilan bulan berturut-turut. Adapun, komponen output pada indeks PMI sebesar 53,5, lebih dari data awal yang sebesar 52,7.

Pesanan ekspor baru naik selama delapan bulan berturutturut, dan mencapai level lebih cepat dibandingkan Januari. Data pekan lalu dari output pabrik menunjukkan peningkatan ke level tercepat dalam hampir empat tahun pada Januari, saat perusahaan meningkatkan belanja di dalam negeri dan mendapat lebih banyak pesanan dari negara-negara berkembang.

Itu artinya, ekspor akan tetap membuat perekonomian berada pada pemulihan moderat. Meski demikian, rumah tangga Jepang memangkas belanja melebihi proyeksi dan penjualan ritel turun untuk pertama kali dalam tujuh bulan pada Januari. Kondisi ini menunjukkan stimulus bank sentral belum meyakinkan konsumen bahwa inflasi akan terus terjadi.

Ekonomi Jepang bangkit dari resesi pada kuartal IV/2014 dan diperkirakan tumbuh moderat tahun ini, saat ekspor menguat dan belanja konsumen stabil setelah kenaikan pajak penjualan pada April tahun lalu. Sementara bulan lalu, Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/ BoJ) menahan meluncurkan stimulus baru, meskipun data pertumbuhan yang lemah saat ini meningkatkan kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi di Negeri Sakura.

”Jepang melihat tren pemulihan moderat,” ungkap para pembuat kebijakan BoJ bulanlalu, dikutip kantor berita AFP. Meski demikian, BoJ memangkas proyeksi inflasi. Keputusan BoJ mempertahankan stimulus masif yang telah dijalankan sudah diperkirakan analis. Analis juga menyatakan, data pertumbuhan ekonomi yang lemah mungkin mendorong BoJ menerapkan kebijakan dana murah yang baru tahun ini.

Awal pekan ini data resmi menunjukkan ekonomi Jepang mengalami resesi pada kuartal IV/2014, dengan pertumbuhan yang lebih lemah dari proyeksi 0,6% antara Oktober dan Desember, atau 2,2% pada basis tahunan. Itu mengikuti penyusutan dua kuartal berturut-turut yang terjadi saat kenaikan pajak penjualan mengurangi belanja konsumen.

Para ekonom juga memperkirakan pertumbuhan menguat 0,9% pada kuartal tersebut dan sepanjang satu tahun data awal menunjukkan pertumbuhan nol, dibandingkan dengan 1,6% pada 2013. Data revisi akan dirilis dalam beberapa pekan mendatang. Pasar saat ini menunggu pernyataan Gubernur Bo J Haruhiko Kuroda setelah rapat rutin.

Syarifudin
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8282 seconds (0.1#10.140)