Kredit BTPN 2014 Tumbuh 13%
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatat pertumbuhan kredit sepanjang 2014 sebesar 13% secara year on year (yoy). Pertumbuhan moderat ini naik dari Rp46,1 triliun pada 31 Desember 2013 menjadi Rp52 triliun pada 31 Desember 2014.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, perseroan terus fokus dan konsisten melayani masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Termasuk masyarakat prasejahtera produktif (mass market).
Hal tersebut yang mendorong pertumbuhan kredit BTPN yang sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri di kisaran 12%. "Kami dapat tumbuh dengan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) rendah. Hal ini juga di tengah situasi perekonomian yang menantang. Penyaluran kredit ke segmen UMKM mampu tumbuh 22%. Ini menunjukkan aktivitas bisnis di segmen ini kembali menggeliat, setelah sempat melambat lebih dari setahun terakhir," kata dia dalam rilisnya, Selasa (3/3/2015).
Dia mengatakan, pihaknya juga menyalurkan kredit ke para pensiunan. Sedangkan melalui anak usaha BTPN Syariah, juga mengembangkan segmen masyarakat prasejahtera produktif (productive poor).
Penyaluran dana ke segmen itu tumbuh 85% dari Rp1,35 triliun pada 31 Desember 2013 menjadi Rp2,5 triliun pada 31 Desember 2014. Data ini menunjukkan betapa tingginya kebutuhan pembiayaan produktif di segmen tersebut.
"Kami percaya, dengan pendampingan yang dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan terukur, nasabah akan dapat tumbuh," katanya.
Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari NPL gross tetap terjaga di 0,7% pada akhir 2014. Hal ini tidak terlepas dari strategi BTPN yang memberikan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan kepada nasabah.
Pelatihan dan pendampingan yang dikenal dengan Program Daya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasabah yang meliputi para pensiunan, pelaku UMKM, serta komunitas prasejahtera produktif.
"Nasabah yang disiplin mempraktikkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan langsung manfaat Program Daya," ungkap Jerry.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng mengatakan, perseroan terus fokus dan konsisten melayani masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Termasuk masyarakat prasejahtera produktif (mass market).
Hal tersebut yang mendorong pertumbuhan kredit BTPN yang sedikit lebih tinggi dari pertumbuhan kredit industri di kisaran 12%. "Kami dapat tumbuh dengan tingkat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) rendah. Hal ini juga di tengah situasi perekonomian yang menantang. Penyaluran kredit ke segmen UMKM mampu tumbuh 22%. Ini menunjukkan aktivitas bisnis di segmen ini kembali menggeliat, setelah sempat melambat lebih dari setahun terakhir," kata dia dalam rilisnya, Selasa (3/3/2015).
Dia mengatakan, pihaknya juga menyalurkan kredit ke para pensiunan. Sedangkan melalui anak usaha BTPN Syariah, juga mengembangkan segmen masyarakat prasejahtera produktif (productive poor).
Penyaluran dana ke segmen itu tumbuh 85% dari Rp1,35 triliun pada 31 Desember 2013 menjadi Rp2,5 triliun pada 31 Desember 2014. Data ini menunjukkan betapa tingginya kebutuhan pembiayaan produktif di segmen tersebut.
"Kami percaya, dengan pendampingan yang dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan terukur, nasabah akan dapat tumbuh," katanya.
Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi dengan penerapan asas kehati-hatian yang tercermin dari NPL gross tetap terjaga di 0,7% pada akhir 2014. Hal ini tidak terlepas dari strategi BTPN yang memberikan pelatihan dan pendampingan secara berkelanjutan kepada nasabah.
Pelatihan dan pendampingan yang dikenal dengan Program Daya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas nasabah yang meliputi para pensiunan, pelaku UMKM, serta komunitas prasejahtera produktif.
"Nasabah yang disiplin mempraktikkan pelatihan keuangan dalam mengelola usahanya, merasakan langsung manfaat Program Daya," ungkap Jerry.
(izz)