Rini Berharap Konektivitas Kemaritiman Rampung 2018
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, perhatian pemerintah pusat terhadap percepatan konektivitas kemaritiman sangat besar. Sebab itu, seluruh infrastruktur yang mendukung diharapkan dapat segera rampung terutama di wilayah Makassar yang menjadi hub bagi daerah di Indonesia Timur (Intim).
“Dalam renstra yang diajukan dua BUMN ini semuanya menargetkan pembangunan rampung pada 2019. Kalau bisa rampung pada 2018 dan tidak berlama-lama. Jika ada kendala terhadap izin maupun pendanaan dapat segera dikoordinasikan,” ujarnya, di sela-sela kunjungan ke Pelindo IV, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/3/2015).
Rini mengungkapkan, jika infrastruktur sudah terbangun dengan lengkap, manfaatnya terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel sangat besar. Apalagi, jika dalam setiap program yang dilaksanakan seluruh BUMN di daerah ini bersinergi dengan pemerintah setempat. Hal tersebut agar tercipta kebersamaan dalam melaksanakan program pembangunan.
Rini mencontohkan, kedatangannya ke Makassar tidak hanya membawa jajaran Kementerian BUMN, tapi juga membawa beberapa instansi lain demi melihat potensi investasi di daerah ini. Seperti mengajak Dirut Hotel Indonesia dan Dirut PT PP dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta sektor pariwisata di Sulsel.
“Seluruh BUMN jangan hanya berpikir pendek dalam mengusulkan renstra. Tapi, berpikir panjang untuk 10 tahun hingga 30 tahun ke depan dalam pengembangan infrastruktur agar ekspansi seluruh kebutuhan tersedia,” terangnya.
Rini menegaskan, fokus pembangunan di KTI tidak hanya di Makassar. Tapi, juga di seluruh wilayah timur termasuk Papua yang sangat membutuhkan peningkatkan infrastruktur.
Hal tersebut dilakukan menyusul adanya rencana pengembangan anak usaha BUMN. Apalagi di Papua akan masuk beberapa proyek besar, seperti pembangunan pabrik semen, pabrik pupuk dan pabrik bright gas, sehingga mendorong pertumbuhan dan percepatan pembangunan di sana.
“Pelindo I sampai Pelindo IV semuanya merupakan anak-anak dari Kementerian BUMN yang mendapat perhatian. Makanya dalam hal pelayanan harus ditingkatkan. Yang tentunya berdampak pada optimalisasi pendapatan perusahaan,” tandasnya.
“Dalam renstra yang diajukan dua BUMN ini semuanya menargetkan pembangunan rampung pada 2019. Kalau bisa rampung pada 2018 dan tidak berlama-lama. Jika ada kendala terhadap izin maupun pendanaan dapat segera dikoordinasikan,” ujarnya, di sela-sela kunjungan ke Pelindo IV, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/3/2015).
Rini mengungkapkan, jika infrastruktur sudah terbangun dengan lengkap, manfaatnya terhadap pertumbuhan ekonomi Sulsel sangat besar. Apalagi, jika dalam setiap program yang dilaksanakan seluruh BUMN di daerah ini bersinergi dengan pemerintah setempat. Hal tersebut agar tercipta kebersamaan dalam melaksanakan program pembangunan.
Rini mencontohkan, kedatangannya ke Makassar tidak hanya membawa jajaran Kementerian BUMN, tapi juga membawa beberapa instansi lain demi melihat potensi investasi di daerah ini. Seperti mengajak Dirut Hotel Indonesia dan Dirut PT PP dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta sektor pariwisata di Sulsel.
“Seluruh BUMN jangan hanya berpikir pendek dalam mengusulkan renstra. Tapi, berpikir panjang untuk 10 tahun hingga 30 tahun ke depan dalam pengembangan infrastruktur agar ekspansi seluruh kebutuhan tersedia,” terangnya.
Rini menegaskan, fokus pembangunan di KTI tidak hanya di Makassar. Tapi, juga di seluruh wilayah timur termasuk Papua yang sangat membutuhkan peningkatkan infrastruktur.
Hal tersebut dilakukan menyusul adanya rencana pengembangan anak usaha BUMN. Apalagi di Papua akan masuk beberapa proyek besar, seperti pembangunan pabrik semen, pabrik pupuk dan pabrik bright gas, sehingga mendorong pertumbuhan dan percepatan pembangunan di sana.
“Pelindo I sampai Pelindo IV semuanya merupakan anak-anak dari Kementerian BUMN yang mendapat perhatian. Makanya dalam hal pelayanan harus ditingkatkan. Yang tentunya berdampak pada optimalisasi pendapatan perusahaan,” tandasnya.
(dmd)