Rupiah Tembus Rp13.000/USD, Ekonomi RI Sulit Capai 5,7%

Rabu, 04 Maret 2015 - 19:12 WIB
Rupiah Tembus Rp13.000/USD, Ekonomi RI Sulit Capai 5,7%
Rupiah Tembus Rp13.000/USD, Ekonomi RI Sulit Capai 5,7%
A A A
JAKARTA - Ekonom Indef Eko Listiyanto memproyeksi pertumbuhan ekonomi yang direncanakan pemerintah sebesar 5,7% akan sulit terealisasi apabila rupiah masih berada dikisaran Rp12.900-Rp13.000 per USD.

Menurutnya, untuk mencapai target tersebut pemerintah harus berusaha agar rupiah bisa kembali ke level Rp12.500 per USD. "Dengan target sekitar 5,7% itu harus narik rupiah ke Rp12.500 per USD, tapi kalau sekarang kan sudah hampir Rp13.000 per USD dan itu agak susah," ujarnya kepada Koran Sindo, Rabu (4/3/2015).

Dia mengasumsikan, apabila iklim Indonesia bisa membaik serta suku bunga lebih kompetitif maka ke depan pertumbuhan ekonomi dapat segera membaik. Namun, masih terdapat persoalan baru di mana pada kuartal III atau IV akan ada pembayaran bunga utang luar negeri yang bisa kembali menekan rupiah.

"Kalau rupiah tidak bisa menguat artinya jika Indonesia ingin impor akan membutuhkan harga yang mahal atau tinggi. Sehingga dapat menekan pertumbuhan. Jadi 5,1% itu sudah realistis dan memasukan beberapa variabel," jelas Eko.

Di sisi lain, pemulihan perekonomian global diperkirakan masih berlangsung meskipun berjalan tidak merata. Ekonomi AS diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi dari perkiraan semula.

Sementara, ekonomi Jepang dan China diperkirakan tumbuh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Pemulihan ekonomi Eropa di perkirakan masih berjalan lambat seiring dengan tingkat keyakinan konsumen yang menurun dan ancaman deflasi.

"Kondisi tersebut telah mendorong European Central Bank (ECB) melakukan stimulus perekonomian melalui kebijakan Expanded Asset Purchase Program (EAPP)," paparnya.

‎Rencana kebijakan stimulus moneter tersebut diperkirakan akan mendorong arus modal portofolio asing ke emerging market termasuk Indonesia, meskipun berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan volatilitas di pasar keuangan global.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2014 meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya, meskipun secara keseluruhan tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia 2014 melambat.

Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, pertumbuhan ekonomi triwulan IV/2014 sebesar 5,01% (yoy) yang meningkat dibanding kuartal sebelumnya sebesar 4,92% (yoy) mengindikasikan bahwa siklus perlambatan ekonomi yang berlangsung sejak beberapa tahun terakhir telah melewati titik terendahnya pada kuartal III/2014.

"Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2015 diperkirakan akan lebih tinggi, yaitu tumbuh pada kisaran 5,4%-5,8%," kata Agus.

Pertumbuhan ekonomi tersebut, terutama akan ditopang oleh ekspansi investasi pemerintah sejalan dengan peningkatan kapasitas fiskal untuk mendukung kegiatan ekonomi produktif, termasuk pembangunan infrastruktur, sebagaimana APBN 2015 yang telah disetujui DPR.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6785 seconds (0.1#10.140)