Calon Dirut BNI Sebaiknya dari Internal
A
A
A
JAKARTA - Wakil Dirut Bank Negara Indonesia (Persero) Felia Salim menilai BNI dapat dipimpin dari kalangan internal saat pergantian direksi pada semester satu tahun ini.
Perseroan membutuhkan pemimpin yang mengerti transformasi yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir. Rencana pergantian jajaran Direksi dan Komisaris bank milik pemerintah ini dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Maret 2015. Felia mengatakan hal tersebut karena perseroan merupakan salah satu bank tertua di Tanah Air yang telah memiliki budaya bisnis yang kuat.
Dan, kepemimpinan telah menjadi perhatian utama perseroan selama ini. ”Ketika Pak Gatot (Dirut BNI) dan saya diamanahkan, salah satu target kami ialah ingin grooming dari dalam. Untuk menjaga kesinambungan dan keberagaman dari dalam. Saat ini sudah banyak bibit yang bagus dari dalam. Ini agenda utama kami,” ujar Felia saat ditemui dalam HUT Serikat Pekerja BNI Selasa (3/3) malam lalu.
Secara khusus dia menyebutkan, transformasi yang dilakukan perseroan telah terlihat saat ini. Salah satunya ialah konsep financial services solution yang dilakukan sekarang. Layanan ini merupakan sinergi dalam mencari solusi yang komprehensif untuk kebutuhan nasabah yang makin beragam.
”Tapi, cara menghitung risiko setiap subsektor itu berbeda. Program finansial solution sudah berjalan untuk kebutuhan yang berbeda beda seperti asuransi dan produk anak usaha BNI lainnya,” ujarnya. Felia menjelaskan, masingmasing subsektor keuangan butuh risk management dan governance yang sesuai.
Tidak boleh asal gabung soal tata kelolanya. Bahkan, branchless banking (layanan keuangan tanpa kantor) juga siap dilakukan untuk memperluas akses, penetrasi market , dan pemudah layanan nasabah. ”Keinginan orang lebih cepat dan akses informasi lebih mudah. Branchless banking tentu ada tahapan seperti internet banking, e-money , dan tap cash yang sudah dilakukan.
Kita sudah siap pada dasarnya untuk kebutuhan laku pandai, hanya menunggu sebentar lagi,” ujarnya. Felia pun menegaskan, posisi Serikat Pekerja BNI juga penting sebagai pengembangan SDM dan leadership. Organisasi selalu butuh tempat berkaca untuk memperjuangkan kepentingan karyawan juga.
”BNI sebagai yang tertua di perbankan harus terus berjalan kokoh. Dialog harus berjalan dengan baik, kritikan disampaikan dengan jalur yang sesuai,” ujarnya. Sementara Ketua Dewan Pengurus Pusat SP BNI Agus Setia Permana juga berharap agar jajaran Direksi BNI yang baru nanti dapat berasal dari kalangan internal. Hal ini karena jajaran internal lebih mengenal corporate culture dan blue print BNI.
”Selain itu calon Direksi dari internal BNI mampu menjaga kesinambungan dengan program direksi terdahulu serta dapat langsung melakukan kerja. Kami akan tolak calon direksi yang pernah terlibat fraud dan berafiliasi partai,” ujar Agus dalam saat yang sama. Dia mengatakan, BNI telah menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang tak lekang oleh waktu dan zaman.
Sepanjang negara ini masih kokoh berdiri, maka BNI akan selalu setia membangun ekonomi bangsa karena jati diri BNI adalah melayani negeri, kebanggaan bangsa.”Tema kali ini merupakan spirit dan jati diri perusahaan bahwa BNI merupakan bank yang melangkah ke masa depan tanpa mengabaikan kearifan masa lalu,” ujarnya.
Momen HUT Ke-16 SP BNI diperingati di tengah-tengah wacana merger Bank BNI dan Mandiri dalam rangka menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Setelah melihat perkembangan beberapa minggu terakhir, SP BNI tetap menolak rencana merger karena rencana tersebut mengandung risiko tinggi khususnya yang terkait dengan pengurangan karyawan (PHK), pertimbangan aspek legal, kepemilikan aset, dan keberadaan cabang BNI di luar negeri. ”Merger dapat menghilangkan lisensi cabang di luar negeri karena nomenklatur bank hasil merger dapat berubah,” ujarnya.
Hafid fuad
Perseroan membutuhkan pemimpin yang mengerti transformasi yang telah dilakukan selama dua tahun terakhir. Rencana pergantian jajaran Direksi dan Komisaris bank milik pemerintah ini dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dijadwalkan berlangsung pada 17 Maret 2015. Felia mengatakan hal tersebut karena perseroan merupakan salah satu bank tertua di Tanah Air yang telah memiliki budaya bisnis yang kuat.
Dan, kepemimpinan telah menjadi perhatian utama perseroan selama ini. ”Ketika Pak Gatot (Dirut BNI) dan saya diamanahkan, salah satu target kami ialah ingin grooming dari dalam. Untuk menjaga kesinambungan dan keberagaman dari dalam. Saat ini sudah banyak bibit yang bagus dari dalam. Ini agenda utama kami,” ujar Felia saat ditemui dalam HUT Serikat Pekerja BNI Selasa (3/3) malam lalu.
Secara khusus dia menyebutkan, transformasi yang dilakukan perseroan telah terlihat saat ini. Salah satunya ialah konsep financial services solution yang dilakukan sekarang. Layanan ini merupakan sinergi dalam mencari solusi yang komprehensif untuk kebutuhan nasabah yang makin beragam.
”Tapi, cara menghitung risiko setiap subsektor itu berbeda. Program finansial solution sudah berjalan untuk kebutuhan yang berbeda beda seperti asuransi dan produk anak usaha BNI lainnya,” ujarnya. Felia menjelaskan, masingmasing subsektor keuangan butuh risk management dan governance yang sesuai.
Tidak boleh asal gabung soal tata kelolanya. Bahkan, branchless banking (layanan keuangan tanpa kantor) juga siap dilakukan untuk memperluas akses, penetrasi market , dan pemudah layanan nasabah. ”Keinginan orang lebih cepat dan akses informasi lebih mudah. Branchless banking tentu ada tahapan seperti internet banking, e-money , dan tap cash yang sudah dilakukan.
Kita sudah siap pada dasarnya untuk kebutuhan laku pandai, hanya menunggu sebentar lagi,” ujarnya. Felia pun menegaskan, posisi Serikat Pekerja BNI juga penting sebagai pengembangan SDM dan leadership. Organisasi selalu butuh tempat berkaca untuk memperjuangkan kepentingan karyawan juga.
”BNI sebagai yang tertua di perbankan harus terus berjalan kokoh. Dialog harus berjalan dengan baik, kritikan disampaikan dengan jalur yang sesuai,” ujarnya. Sementara Ketua Dewan Pengurus Pusat SP BNI Agus Setia Permana juga berharap agar jajaran Direksi BNI yang baru nanti dapat berasal dari kalangan internal. Hal ini karena jajaran internal lebih mengenal corporate culture dan blue print BNI.
”Selain itu calon Direksi dari internal BNI mampu menjaga kesinambungan dengan program direksi terdahulu serta dapat langsung melakukan kerja. Kami akan tolak calon direksi yang pernah terlibat fraud dan berafiliasi partai,” ujar Agus dalam saat yang sama. Dia mengatakan, BNI telah menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia yang tak lekang oleh waktu dan zaman.
Sepanjang negara ini masih kokoh berdiri, maka BNI akan selalu setia membangun ekonomi bangsa karena jati diri BNI adalah melayani negeri, kebanggaan bangsa.”Tema kali ini merupakan spirit dan jati diri perusahaan bahwa BNI merupakan bank yang melangkah ke masa depan tanpa mengabaikan kearifan masa lalu,” ujarnya.
Momen HUT Ke-16 SP BNI diperingati di tengah-tengah wacana merger Bank BNI dan Mandiri dalam rangka menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Setelah melihat perkembangan beberapa minggu terakhir, SP BNI tetap menolak rencana merger karena rencana tersebut mengandung risiko tinggi khususnya yang terkait dengan pengurangan karyawan (PHK), pertimbangan aspek legal, kepemilikan aset, dan keberadaan cabang BNI di luar negeri. ”Merger dapat menghilangkan lisensi cabang di luar negeri karena nomenklatur bank hasil merger dapat berubah,” ujarnya.
Hafid fuad
(bbg)