China Turunkan Target Pertumbuhan Ekonomi
A
A
A
BEUJING - Setelah beberapa dekade menikmati pertumbuhan ekonomi tinggi, China tahun ini menurunkan target pertumbuhannya menjadi hanya sekitar 7%. Negeri Panda mengakui, banyak tantangan berat yang harus dihadapi untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
Angka yang diumumkan oleh Perdana Menteri Li Keqiang tersebut tercatat sebagai yang terendah sejak 2004, saat China menargetkan pertumbuhan di angka yang sama. Penurunan target itu didasarkan pula atas realisasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai tahun lalu, yang hanya sebesar 7,4%. Angka di tahun 2014 itu tercatat sebagai yang terendah dalam 24 tahun terakhir.
Pemangkasan target pertumbuhan tersebut telah diprediksi oleh para ekonom di seluruh dunia, seiring terus melambatnya perekonomian China. Beijing bahkan juga memangkas target pertumbuhan perdagangan, inflasi, dan sejumlah indikator ekonomi lainnya. Li mengatakan kepada para delegasi NPC bahwa target pertumbuhan perdagangan tahun ini diturunkan menjadi sekitar 6% dari tahun sebelumnya yang sebesar 7,5%.
China gagal mencapai target pertumbuhan perdagangannya selama tiga tahun berturut-turut akibat lemahnya permintaan domestik dan luar negeri. “Dengan tekanan ekonomi yang terus bertambah serta beberapa masalah lain yang kini muncul, kesulitan yang harus kita hadapi tahun ini mungkin akan lebih berat ketimbang tahun lalu,” ungkap Li dalam pidatonya saat membuka Kongres Nasional Rakyat (National Peoples Congress/NPC), seperti dikutip AFP, kemarin.
Para pemimpin China umumnya selalu menetapkan target pertumbuhan ekonomi di level yang mudah dicapai untuk menghindari kesan gagalnya kinerja pemerintah. Namun, tahun lalu target itu untuk pertama kalinya sejak 1998 gagal dicapai, saat pemerintah China menetapkan angka 7,5% sebagai target namun realisasi pertumbuhan hanya sebesar 7,4%.
Target sebesar 7% tahun ini dinilai sebagai indikasi dimulainya era baru China di mana pertumbuhanekonomitaklagidipatok terlalu tinggi dan pemerintah lebih menekankan pada reformasi ekonomi untuk masa mendatang. Itu terlihat dari target pertumbuhan yang sesuai dengan rata-rata perkiraan pertumbuhanChinadari15ekonom yang disurvei AFP awal tahun ini.
“Target pertumbuhan yang rendah, dalam opini kami, merefleksikan kesadaran pemerintah akan level normal ekonomi yang baru, yakni pertumbuhan yang lebih lambat dan pentingnya reformasi struktural,” ujar ekonom Nomura, seusai pidato Li. Kesadaran Pemerintah China menurutnya juga ditunjukkan melalui pemangkasan target ekonomi lainnya, seperti investasi asset tetap dan penjualan ritel.
Semuanya mengindikasikan bahwa Pemerintah China sangat menyadari pelambatan pertumbuhan yang tengah terjadi. Ungkapan level normal baru yang kerap digunakan para pemimpin China menggambarkan realitastersebut. PendiriAlibaba, Jack Ma, mengibaratkan hal itu sebagai badan manusia yang tidakmungkinselamanyatumbuh tinggi. “China memang tidak bisa dantakseharusnyamengejarlaju pertumbuhan seperti di masa lalu,” ujarnya, sepertidiberitakan kantor berita Xinhua.
M faizal
Angka yang diumumkan oleh Perdana Menteri Li Keqiang tersebut tercatat sebagai yang terendah sejak 2004, saat China menargetkan pertumbuhan di angka yang sama. Penurunan target itu didasarkan pula atas realisasi pertumbuhan ekonomi yang dicapai tahun lalu, yang hanya sebesar 7,4%. Angka di tahun 2014 itu tercatat sebagai yang terendah dalam 24 tahun terakhir.
Pemangkasan target pertumbuhan tersebut telah diprediksi oleh para ekonom di seluruh dunia, seiring terus melambatnya perekonomian China. Beijing bahkan juga memangkas target pertumbuhan perdagangan, inflasi, dan sejumlah indikator ekonomi lainnya. Li mengatakan kepada para delegasi NPC bahwa target pertumbuhan perdagangan tahun ini diturunkan menjadi sekitar 6% dari tahun sebelumnya yang sebesar 7,5%.
China gagal mencapai target pertumbuhan perdagangannya selama tiga tahun berturut-turut akibat lemahnya permintaan domestik dan luar negeri. “Dengan tekanan ekonomi yang terus bertambah serta beberapa masalah lain yang kini muncul, kesulitan yang harus kita hadapi tahun ini mungkin akan lebih berat ketimbang tahun lalu,” ungkap Li dalam pidatonya saat membuka Kongres Nasional Rakyat (National Peoples Congress/NPC), seperti dikutip AFP, kemarin.
Para pemimpin China umumnya selalu menetapkan target pertumbuhan ekonomi di level yang mudah dicapai untuk menghindari kesan gagalnya kinerja pemerintah. Namun, tahun lalu target itu untuk pertama kalinya sejak 1998 gagal dicapai, saat pemerintah China menetapkan angka 7,5% sebagai target namun realisasi pertumbuhan hanya sebesar 7,4%.
Target sebesar 7% tahun ini dinilai sebagai indikasi dimulainya era baru China di mana pertumbuhanekonomitaklagidipatok terlalu tinggi dan pemerintah lebih menekankan pada reformasi ekonomi untuk masa mendatang. Itu terlihat dari target pertumbuhan yang sesuai dengan rata-rata perkiraan pertumbuhanChinadari15ekonom yang disurvei AFP awal tahun ini.
“Target pertumbuhan yang rendah, dalam opini kami, merefleksikan kesadaran pemerintah akan level normal ekonomi yang baru, yakni pertumbuhan yang lebih lambat dan pentingnya reformasi struktural,” ujar ekonom Nomura, seusai pidato Li. Kesadaran Pemerintah China menurutnya juga ditunjukkan melalui pemangkasan target ekonomi lainnya, seperti investasi asset tetap dan penjualan ritel.
Semuanya mengindikasikan bahwa Pemerintah China sangat menyadari pelambatan pertumbuhan yang tengah terjadi. Ungkapan level normal baru yang kerap digunakan para pemimpin China menggambarkan realitastersebut. PendiriAlibaba, Jack Ma, mengibaratkan hal itu sebagai badan manusia yang tidakmungkinselamanyatumbuh tinggi. “China memang tidak bisa dantakseharusnyamengejarlaju pertumbuhan seperti di masa lalu,” ujarnya, sepertidiberitakan kantor berita Xinhua.
M faizal
(bbg)