KAI Rencanakan KRL Jabodetabek Beroperasi 24 Jam
A
A
A
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (KAI) mempertimbangkan untuk mengoperasikan kereta rel listrik (KRL) untuk wilayah Jabodetabek selama 24 jam. Saat ini, BUMN perkeretaapian tersebut masih belum mengoperasikan KRL hingga 24 jam.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengungkapkan, untuk mengoperasikan KRL selama 24 jam alias sepanjang hari, banyak hal yang harus diperhitungkan. Misalnya, segi keamanan penumpang, sarana dan prasarana stasiun, hingga fasilitas listrik.
"Begini, secara prinsip KRL Jabodetabek mengangkut orang-orang yang berkeinginan pagi itu ke kantor terus sore pulang. Kalau sampai 24 jam, ini harus kita perhitungkan semua hal. Dari safety-nya, ketersediaan stasiunnya, fasilitas listrik, itu semua kita pikirkan. Tapi menuju ke sana, bukan tidak mungkin," ucapnya di Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Edi menambahkan, perseroan juga tetap harus mempertimbangkan keuntungan manakala KRL dioperasikan 24 jam. Maka, perseroan baru akan membuka KRL 24 jam jika banyak permintaan datang dari penumpang.
"Kita harus berpikir seperti itu juga. Tetapi kita tetap tidak meninggalkan pelayanan publiknya," terang dia.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan KAI untuk mengoperasikan KRL sepanjang hari adalah faktor keamanan penumpang dan angkutan yang akan digunakan nantinya setelah keluar dari stasiun.
"Yang penting kan keamanan. Karena kadang-kadang kalau nanti orang diangkut jam 11 (malam), dari stasiun sini terus ke sana mau naik angkutan apa. Itu juga dipertanyakan," pungkasnya.
Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengungkapkan, untuk mengoperasikan KRL selama 24 jam alias sepanjang hari, banyak hal yang harus diperhitungkan. Misalnya, segi keamanan penumpang, sarana dan prasarana stasiun, hingga fasilitas listrik.
"Begini, secara prinsip KRL Jabodetabek mengangkut orang-orang yang berkeinginan pagi itu ke kantor terus sore pulang. Kalau sampai 24 jam, ini harus kita perhitungkan semua hal. Dari safety-nya, ketersediaan stasiunnya, fasilitas listrik, itu semua kita pikirkan. Tapi menuju ke sana, bukan tidak mungkin," ucapnya di Jakarta, Jumat (6/3/2015).
Edi menambahkan, perseroan juga tetap harus mempertimbangkan keuntungan manakala KRL dioperasikan 24 jam. Maka, perseroan baru akan membuka KRL 24 jam jika banyak permintaan datang dari penumpang.
"Kita harus berpikir seperti itu juga. Tetapi kita tetap tidak meninggalkan pelayanan publiknya," terang dia.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan KAI untuk mengoperasikan KRL sepanjang hari adalah faktor keamanan penumpang dan angkutan yang akan digunakan nantinya setelah keluar dari stasiun.
"Yang penting kan keamanan. Karena kadang-kadang kalau nanti orang diangkut jam 11 (malam), dari stasiun sini terus ke sana mau naik angkutan apa. Itu juga dipertanyakan," pungkasnya.
(izz)