Tol Ciawi-Sukabumi Tekan Biaya Logistik
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan infrastruktur jalan tol Ciawi- Sukabumi diyakini memberikan banyak manfaat. Selain menekan biaya logistik pengiriman barang hingga ke daerah, tol itu juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah baru dan sekitarnya.
Direktur PT MNC Tol Investama Syafril Nasution mengatakan, efisiensi waktu yang timbul dari keberadaan jalan tol itu sangat signifikan. Jika waktu tempuh jalur Ciawi-Sukabumi melalui jalan nasional saat ini mencapai 6-7 jam, setelah jalan tol tersebut beroperasi waktu tempuhnya bisa ditekan hingga hanya sekitar 30 menit.
“Dengan kecepatan 100 km/jam, rute Ciawi hingga Sukabumi sepanjang 54 km hanya membutuhkan waktu 30 menit,” kata Syafril kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin. Dengan berkurangnya waktu tempuh tersebut, lanjut dia, biaya operasional pengiriman bahan logistik pun dengan sendirinya akan terpangkas. Efisiensi biaya antara lain bisa dinikmati berkat penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Lebih lanjut dia menjelaskan, beroperasinya jalan tol Ciawi-Sukabumi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah baru. Dia mencontohkan kawasan Pelabuhan Ratu yang mempunyai potensi besar di bidang pariwisata akan semakin berkembang karena akses jalan yang sebelumnya kurang memadai kini menjadi lebih mudah dikunjungi. Demikian pula potensi baru pariwisata seperti daerah Lido akan ikut tumbuh. Dengan ada ruas tol ini, waktu tempuh dari Ciawi ke Lido hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Sedangkan jika menggunakan jalan nasional, waktu tempuh butuh sekitar 4-5 jam. “Ini akan menyerap tenaga kerja yang besar dan masyarakat sekitar akan berkembang usahanya dengan hidupnya pertumbuhan ekonomi di jalur tersebut,” kata Syafril. Potensi bisnis Sukabumi lainnya yang cukup besar seperti industri air minum dan kerajinan, imbuh dia, juga akan turut terdorong dengan ada akses jalan bebas hambatan ini.
“Industri yang lain ikut tumbuh karena akses jalan yang lebih gampang, biaya transportasi juga menjadi lebih murah. Ini semua turut mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar,” paparnya. Sebelumnya, ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Didin Junaedi menilai pencanangan pembangunan Tol Ciawi-Sukabumi seksi I Ciawi-Cigombong oleh MNC Tol Investama sangat positif.
Tol yang akan menghubungkan Kota Bogor dan Sukabumi itu diyakini bakal meningkatkan potensi daerah yang kaya akan destinasi wisata alam tersebut. Dihubungi terpisah, pengamat perkotaan Nirwono Joga membenarkan bahwa melalui pembangunan jalan tol, pendistribusian barang dari satu tempat ke tempat lain akan menjadi lebih efisien dan tepat waktu. Ini akan mendorong kepastian pengiriman barang logistik ke sejumlah daerah.
“Karena itu, pembangunan jalan tol harus juga memiliki akses keluar jalan yang banyak sehingga bisa menggerakkan ekonomi di wilayah baru,” ucapnya. Pengamat transportasi yang jugaketuaMasyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, pemerintah perlu mendorong dibukanya jalur-jalur tol yang mampu merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. “Jalan tol ke daerah itu sangat perlu. Apalagi jika daerah tersebutpunyapotensi,” katanya kepada KORAN SINDO kemarin.
Dalam pandang Danang, pengembangan tol yang membuka akses ke daerah-daerah juga akan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan kata lain, potensi-potensi daerah tersebut diharapkan bisa ikut mendorong dan meratakan pertumbuhan ekonomi nasional sehingga kantong-kantong pertumbuhan tidak hanya berada di kota-kota besar.
“Dengan begitu urbanisasi juga bisa ditekan karena keberadaan akses jalan tol ke suatu daerah yang memiliki potensi tersebut mampu melahirkan l a p a n g a n pekerjaan baru,” ujarnya. Untuk diketahui, ruas tol Ciawi-Sukabumi terbagi dalam empat seksi yaitu seksi I Ciawi- Cigombong 15 km, seksi II Cigombong-Cibadak 12 km, seksi III Cibadak-Sukabumi Barat 14 km, dan seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur 13 km.
Ruas jalan tol Ciawi- Sukabumi merupakan proyek ketiga dari konsesi jalan tol yang dimiliki MNC Group. Sebagai informasi, pencanangan pembangunan (groundbreaking) tol Ciawi-Sukabumi seksi I Ciawi-Cigombong dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan PT Trans Jabar Toll, anak usaha PT MNC Tol Investama, 9 Februari lalu. Pembangunan seksi I tol tersebut diharapkan bisa selesai dalam jangka waktu 24 bulan ke depan.
Menteri Perindustrian Saleh Husin pada acara pencanangan pembangunan tol tersebut menyatakan optimistis bahwa pembangunan infrastruktur ini akan memacu aktivitas industri di kawasan tersebut. Tol ini akan menjadikan kawasan sekitar menjadi alternatif bagi industri di Jakarta dan sekitarnya yang telah padat. “Jadi bagi industri existing, tol ini menghemat biaya logistik dan sekaligus meningkatkan volume angkut. Bagi investor yang sedang mencari lahan, ini poin unggulan,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, pelaksana Tugas Bupati Bogor Nurhayanti menyatakan pembangunan tol ini membuka pertumbuhan di wilayah selatan dan merupakan solusi kemacetan yang sering terjadi di jalur Ciawi ke Sukabumi. Pemkab Bogor menyambut baik keberadaan jalan tol ini. “Harapan kami, semoga pembangunan ruas tol Ciawi-Sukabumi dapat cepat tuntas karena mampu menggerakkan perekonomian sekitar,” katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono menilai pembangunan ruas tol ini sebagai simbol pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengingat infrastruktur, termasuk jalan tol, menjadi salah satu daya dorong bagi tumbuhnya perekonomian. “Pencanangan pembangunan ruas tol ini merupakan simbol pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, kami selalu mendukung bisnis jalan tol dengan perbaikan-perbaikan regulasi,” tuturnya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Achmad Ghany Ghazaly mengatakan, akses jalan tol selain memperlancar lalu lintas di daerah yang kian berkembang, juga akan memudahkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi.
“Secara tidak langsung ini akan memberikan efek besar terhadap kehidupan perekonomian masyarakat setempat,” ucap dia.
Heru febrianto/ ichsan amin
Direktur PT MNC Tol Investama Syafril Nasution mengatakan, efisiensi waktu yang timbul dari keberadaan jalan tol itu sangat signifikan. Jika waktu tempuh jalur Ciawi-Sukabumi melalui jalan nasional saat ini mencapai 6-7 jam, setelah jalan tol tersebut beroperasi waktu tempuhnya bisa ditekan hingga hanya sekitar 30 menit.
“Dengan kecepatan 100 km/jam, rute Ciawi hingga Sukabumi sepanjang 54 km hanya membutuhkan waktu 30 menit,” kata Syafril kepada KORAN SINDO di Jakarta kemarin. Dengan berkurangnya waktu tempuh tersebut, lanjut dia, biaya operasional pengiriman bahan logistik pun dengan sendirinya akan terpangkas. Efisiensi biaya antara lain bisa dinikmati berkat penghematan penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Lebih lanjut dia menjelaskan, beroperasinya jalan tol Ciawi-Sukabumi juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah baru. Dia mencontohkan kawasan Pelabuhan Ratu yang mempunyai potensi besar di bidang pariwisata akan semakin berkembang karena akses jalan yang sebelumnya kurang memadai kini menjadi lebih mudah dikunjungi. Demikian pula potensi baru pariwisata seperti daerah Lido akan ikut tumbuh. Dengan ada ruas tol ini, waktu tempuh dari Ciawi ke Lido hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit.
Sedangkan jika menggunakan jalan nasional, waktu tempuh butuh sekitar 4-5 jam. “Ini akan menyerap tenaga kerja yang besar dan masyarakat sekitar akan berkembang usahanya dengan hidupnya pertumbuhan ekonomi di jalur tersebut,” kata Syafril. Potensi bisnis Sukabumi lainnya yang cukup besar seperti industri air minum dan kerajinan, imbuh dia, juga akan turut terdorong dengan ada akses jalan bebas hambatan ini.
“Industri yang lain ikut tumbuh karena akses jalan yang lebih gampang, biaya transportasi juga menjadi lebih murah. Ini semua turut mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat sekitar,” paparnya. Sebelumnya, ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Didin Junaedi menilai pencanangan pembangunan Tol Ciawi-Sukabumi seksi I Ciawi-Cigombong oleh MNC Tol Investama sangat positif.
Tol yang akan menghubungkan Kota Bogor dan Sukabumi itu diyakini bakal meningkatkan potensi daerah yang kaya akan destinasi wisata alam tersebut. Dihubungi terpisah, pengamat perkotaan Nirwono Joga membenarkan bahwa melalui pembangunan jalan tol, pendistribusian barang dari satu tempat ke tempat lain akan menjadi lebih efisien dan tepat waktu. Ini akan mendorong kepastian pengiriman barang logistik ke sejumlah daerah.
“Karena itu, pembangunan jalan tol harus juga memiliki akses keluar jalan yang banyak sehingga bisa menggerakkan ekonomi di wilayah baru,” ucapnya. Pengamat transportasi yang jugaketuaMasyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit mengatakan, pemerintah perlu mendorong dibukanya jalur-jalur tol yang mampu merangsang pertumbuhan ekonomi suatu daerah. “Jalan tol ke daerah itu sangat perlu. Apalagi jika daerah tersebutpunyapotensi,” katanya kepada KORAN SINDO kemarin.
Dalam pandang Danang, pengembangan tol yang membuka akses ke daerah-daerah juga akan menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan kata lain, potensi-potensi daerah tersebut diharapkan bisa ikut mendorong dan meratakan pertumbuhan ekonomi nasional sehingga kantong-kantong pertumbuhan tidak hanya berada di kota-kota besar.
“Dengan begitu urbanisasi juga bisa ditekan karena keberadaan akses jalan tol ke suatu daerah yang memiliki potensi tersebut mampu melahirkan l a p a n g a n pekerjaan baru,” ujarnya. Untuk diketahui, ruas tol Ciawi-Sukabumi terbagi dalam empat seksi yaitu seksi I Ciawi- Cigombong 15 km, seksi II Cigombong-Cibadak 12 km, seksi III Cibadak-Sukabumi Barat 14 km, dan seksi IV Sukabumi Barat-Sukabumi Timur 13 km.
Ruas jalan tol Ciawi- Sukabumi merupakan proyek ketiga dari konsesi jalan tol yang dimiliki MNC Group. Sebagai informasi, pencanangan pembangunan (groundbreaking) tol Ciawi-Sukabumi seksi I Ciawi-Cigombong dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan PT Trans Jabar Toll, anak usaha PT MNC Tol Investama, 9 Februari lalu. Pembangunan seksi I tol tersebut diharapkan bisa selesai dalam jangka waktu 24 bulan ke depan.
Menteri Perindustrian Saleh Husin pada acara pencanangan pembangunan tol tersebut menyatakan optimistis bahwa pembangunan infrastruktur ini akan memacu aktivitas industri di kawasan tersebut. Tol ini akan menjadikan kawasan sekitar menjadi alternatif bagi industri di Jakarta dan sekitarnya yang telah padat. “Jadi bagi industri existing, tol ini menghemat biaya logistik dan sekaligus meningkatkan volume angkut. Bagi investor yang sedang mencari lahan, ini poin unggulan,” ucapnya.
Pada kesempatan yang sama, pelaksana Tugas Bupati Bogor Nurhayanti menyatakan pembangunan tol ini membuka pertumbuhan di wilayah selatan dan merupakan solusi kemacetan yang sering terjadi di jalur Ciawi ke Sukabumi. Pemkab Bogor menyambut baik keberadaan jalan tol ini. “Harapan kami, semoga pembangunan ruas tol Ciawi-Sukabumi dapat cepat tuntas karena mampu menggerakkan perekonomian sekitar,” katanya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Mochamad Basuki Hadimuljono menilai pembangunan ruas tol ini sebagai simbol pertumbuhan ekonomi Indonesia, mengingat infrastruktur, termasuk jalan tol, menjadi salah satu daya dorong bagi tumbuhnya perekonomian. “Pencanangan pembangunan ruas tol ini merupakan simbol pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu, kami selalu mendukung bisnis jalan tol dengan perbaikan-perbaikan regulasi,” tuturnya.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Achmad Ghany Ghazaly mengatakan, akses jalan tol selain memperlancar lalu lintas di daerah yang kian berkembang, juga akan memudahkan pelayanan distribusi barang dan jasa guna menunjang pertumbuhan ekonomi.
“Secara tidak langsung ini akan memberikan efek besar terhadap kehidupan perekonomian masyarakat setempat,” ucap dia.
Heru febrianto/ ichsan amin
(ars)