Gara-gara Mata Uang Dunia, CAD Harus Diturunkan
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, pihaknya harus menurunkan Current Account Defisit (CAD) karena tren CAD di seluruh dunia juga sedang menurun karena pelemahan nilai mata uang negaranya.
"Ini kami lihat cara untuk penguatan rupiah dilakukan dengan langsung dan tidak langsung. Tidak langsungnya, yakni bahwa kalau dibandingkan beberapa negara lain khsusunya emerging market yang ada pelemahaan mata uang, mereka CAD nya lebih kecil atau dalam tren menurun. Maka secara tidak langsung kita harus menurunkan CAD. Itu sudah given karena sudah komitmen kita," jelas Bambang di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Namun, pemerintah harus terus melakukan kebijakan untuk kurangi CAD tanpa mengganggu program dari pemerintah. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan di sektor Neraca perdagangan dan neraca jasa yang akan dikeluarkan dalam jangka pendek dan 1-2 bulan.
"Terus kita akan mengenakan anti dumping sementara dan biaya keamanan sementara. Kata kuncinya adalah sementara ya. Karena ketika kita lihat secara normal kalau ada anti dumping maka ada antisipasinya dilakukan oleh komite perdagangan Indonesia," jelasnya.
Dia mengatakan, hal ini bisa memakan waktu setengah tahun dan dampaknya sudah terjadi maka neraca dagangnya akan terganggu karena banyaknya arus impor yang besar.
"Untuk mengantisipasi lamanya ini, maka kalau ada tuduhan awal baik dumping atau impor yang luar biasa maka kita kenakan bea masuk anti dumping sementara dan bea keamanan sementara. Nanti akan langsung ditarik," ujar Bambang.
Jika dalam penyelidikan tidak terbukti maka pemerintah akan kembalikan uangnya. Namun yang pasti arus impor yang gila-gilaan bisa dikendalikan karena biayanya mahal untuk komoditi.
"Kemudian kita juga akan lakukan revisi tax allowance atau PP 52 selesai akhir bulan ini atau bulan depan dengan memberi fasilitas untuk perusahaan yang ekspor minimal 30% dari total produk," pungkasnya.
"Ini kami lihat cara untuk penguatan rupiah dilakukan dengan langsung dan tidak langsung. Tidak langsungnya, yakni bahwa kalau dibandingkan beberapa negara lain khsusunya emerging market yang ada pelemahaan mata uang, mereka CAD nya lebih kecil atau dalam tren menurun. Maka secara tidak langsung kita harus menurunkan CAD. Itu sudah given karena sudah komitmen kita," jelas Bambang di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/3/2015).
Namun, pemerintah harus terus melakukan kebijakan untuk kurangi CAD tanpa mengganggu program dari pemerintah. Salah satunya dengan mengeluarkan kebijakan di sektor Neraca perdagangan dan neraca jasa yang akan dikeluarkan dalam jangka pendek dan 1-2 bulan.
"Terus kita akan mengenakan anti dumping sementara dan biaya keamanan sementara. Kata kuncinya adalah sementara ya. Karena ketika kita lihat secara normal kalau ada anti dumping maka ada antisipasinya dilakukan oleh komite perdagangan Indonesia," jelasnya.
Dia mengatakan, hal ini bisa memakan waktu setengah tahun dan dampaknya sudah terjadi maka neraca dagangnya akan terganggu karena banyaknya arus impor yang besar.
"Untuk mengantisipasi lamanya ini, maka kalau ada tuduhan awal baik dumping atau impor yang luar biasa maka kita kenakan bea masuk anti dumping sementara dan bea keamanan sementara. Nanti akan langsung ditarik," ujar Bambang.
Jika dalam penyelidikan tidak terbukti maka pemerintah akan kembalikan uangnya. Namun yang pasti arus impor yang gila-gilaan bisa dikendalikan karena biayanya mahal untuk komoditi.
"Kemudian kita juga akan lakukan revisi tax allowance atau PP 52 selesai akhir bulan ini atau bulan depan dengan memberi fasilitas untuk perusahaan yang ekspor minimal 30% dari total produk," pungkasnya.
(izz)