Perusahaan Tambang Didorong Bangun PLTU
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah mendorong perusahaan tambang membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang.
Seiring dengan itu, porsi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri pun akan terus ditingkatkan. “Kami mendorong untuk meningkatkan penggunaan di dalam negeri dan mendorong untuk membangun PLTU mulut tambang, dan mereka mau,” ujar Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko di Jakarta kemarin.
Menurut Sujatmiko, saat ini perusahaan batu bara yang telah membangun PLTU mulut tambang antara lain PT Adaro Energy Tbk, PT Pesona Khatulistiwa Nusantara, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Sejumlah perusahaan batu bara lainnya juga tengah bersiap membangun PLTU mulut tambang, di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk dan PT Delma Mining.
Dengan semakin banyaknya PLTU berbahan bakar batu bara, serapan komoditas itu di dalam negeri terus meningkat. Kepala Divisi Batu Bara PT PLN (Persero) Helmy Najamudin mengatakan, kebutuhan batu bara untuk PLTU dengan total kapasitas 25.000 MW akan mencapai 100 juta ton per tahun.
Adapun, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan proyek pembangkit listrik berkapasitas total 35.000 MW hingga lima tahun ke depan. “Karena 1 MW saja perlu 4.000 ton, sehingga 25.000 MW artinya perlu pasokan 100 juta ton,” jelas dia.
Tahun ini PLN memperkirakan kebutuhan batu bara untuk PLTU mencapai 82 juta ton, meningkat dibanding kebutuhan tahun lalu yang sebesar 70 juta ton. PLN memperkirakan, kebutuhan batu bara untuk PLTU pada 2019 akan mencapai 200 juta ton.
Helmy mengatakan, pertumbuhan kebutuhan listrik saat ini mencapai 10% per tahun. Karena itu, produsen batu bara nantinya siap untuk memasok kebutuhan dalam negeri sesuai kapasitas PLTU yang ada. Sepanjang 2015 produksi batu bara nasional ditargetkan sebesar 425 juta ton dengan ekspor 323 juta ton dan domestik 102 juta ton.
Pada 2016, dari total produksi batu bara yang ditargetkan sebesar 419 juta, ekspor dialokasikan sebesar 308 juta ton dan domestik 111 juta ton. “Ekspor (batu bara) suatu hari akan 0%, yang jelas harus win-win solution dan perubahannya smooth. Produsen diuntungkan, pemerintah juga diuntungkan,” tuturnya.
Presiden Direktur PT Adaro Power, anak usaha Adaro Energy, Mohammad Effendi mengatakan, pihaknya mendukung penuh program percepatan pembangunan pembangkit listrik yang dicanangkan pemerintah.
“PLN akan mengerjakan 10.000 MW kemudian sisanya investor. Kalau tiap tahun targetnya 5.000 MW, saya rasa kami siap ambil bagian tender,” ungkapnya.
Nanang wijayanto
Seiring dengan itu, porsi batu bara untuk kebutuhan dalam negeri pun akan terus ditingkatkan. “Kami mendorong untuk meningkatkan penggunaan di dalam negeri dan mendorong untuk membangun PLTU mulut tambang, dan mereka mau,” ujar Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sujatmiko di Jakarta kemarin.
Menurut Sujatmiko, saat ini perusahaan batu bara yang telah membangun PLTU mulut tambang antara lain PT Adaro Energy Tbk, PT Pesona Khatulistiwa Nusantara, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Sejumlah perusahaan batu bara lainnya juga tengah bersiap membangun PLTU mulut tambang, di antaranya PT Indo Tambangraya Megah Tbk dan PT Delma Mining.
Dengan semakin banyaknya PLTU berbahan bakar batu bara, serapan komoditas itu di dalam negeri terus meningkat. Kepala Divisi Batu Bara PT PLN (Persero) Helmy Najamudin mengatakan, kebutuhan batu bara untuk PLTU dengan total kapasitas 25.000 MW akan mencapai 100 juta ton per tahun.
Adapun, pemerintah tengah menggencarkan pembangunan proyek pembangkit listrik berkapasitas total 35.000 MW hingga lima tahun ke depan. “Karena 1 MW saja perlu 4.000 ton, sehingga 25.000 MW artinya perlu pasokan 100 juta ton,” jelas dia.
Tahun ini PLN memperkirakan kebutuhan batu bara untuk PLTU mencapai 82 juta ton, meningkat dibanding kebutuhan tahun lalu yang sebesar 70 juta ton. PLN memperkirakan, kebutuhan batu bara untuk PLTU pada 2019 akan mencapai 200 juta ton.
Helmy mengatakan, pertumbuhan kebutuhan listrik saat ini mencapai 10% per tahun. Karena itu, produsen batu bara nantinya siap untuk memasok kebutuhan dalam negeri sesuai kapasitas PLTU yang ada. Sepanjang 2015 produksi batu bara nasional ditargetkan sebesar 425 juta ton dengan ekspor 323 juta ton dan domestik 102 juta ton.
Pada 2016, dari total produksi batu bara yang ditargetkan sebesar 419 juta, ekspor dialokasikan sebesar 308 juta ton dan domestik 111 juta ton. “Ekspor (batu bara) suatu hari akan 0%, yang jelas harus win-win solution dan perubahannya smooth. Produsen diuntungkan, pemerintah juga diuntungkan,” tuturnya.
Presiden Direktur PT Adaro Power, anak usaha Adaro Energy, Mohammad Effendi mengatakan, pihaknya mendukung penuh program percepatan pembangunan pembangkit listrik yang dicanangkan pemerintah.
“PLN akan mengerjakan 10.000 MW kemudian sisanya investor. Kalau tiap tahun targetnya 5.000 MW, saya rasa kami siap ambil bagian tender,” ungkapnya.
Nanang wijayanto
(ftr)