BRICS Nambah Kekuatan, 9 Negara Bakal Resmi Jadi Mitra di 2025
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kelompok negara-negara berkembang terdepan atau yang dikenal dengan sebutan BRICS bakal menambah kekuatan tahun depan, dimana ada 9 negara mitra yang bakal resmi bergabung. Kabar perluasan BRICS ini disampaikan oleh pembantu presiden Yuri Ushakov seperti dilansir RT.
Ushakov mengatakan, sembilan negara akan secara resmi bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra pada bulan Januari. Ia juga menambahkan, bahwa BRICS selalu terbuka untuk siapa saja menjadi mitra yang berpikiran sama.
Status 'negara mitra' sudah disetujui pada KTT BRICS pada bulan Oktober, yang diselenggarakan oleh Rusia di Kazan, dan dimaksudkan sebagai alternatif keanggotaan setelah lebih dari 30 negara mengajukan permohonan untuk bergabung dengan organisasi tersebut.
Status negara mitra BRICS bakal memberikan partisipasi permanen dalam sesi khusus KTT BRICS dan pertemuan menteri luar negeri, serta acara tingkat tinggi lainnya. Negara mitra juga dapat berkontribusi pada dokumen hasil dari group tersebut.
Berbicara pada konferensi pers pada hari Senin, Ushakov menekankan pentingnya persetujuan status negara mitra, dengan mengatakan bahwa Belarusia, Bolivia, Indonesia, Kazakhstan, Thailand, Kuba, Uganda, Malaysia, dan Uzbekistan akan secara resmi menjadi mitra BRICS mulai 1 Januari.
Selain itu dalam waktu dekat juga bakal bertambah empat negara lagi yang dikonfirmasi dan juga diundang untuk menjadi negara mitra.
BRICS diketahui awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dan diperluas awal tahun ini mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
"Arab Saudi telah menghentikan prosesnya untuk bergabung dengan BRICS karena 'prosedur internal' yang diperlukan untuk menjadi anggota penuh belum selesai," ucap Ushakov mengutip perwakilan dari Riyadh.
Kremlin juga menyoroti bahwa ada 35 proposal yang ingin bergabung dengan BRICS dalam satu status atau lainnya yang sudah diterima menjelang KTT Kazan. "Beberapa negara ingin segera menerima partisipasi skala penuh, sementara yang lain ingin berpartisipasi sebagai pengamat," jelasnya.
Ushakov mengatakan, sembilan negara akan secara resmi bergabung dengan BRICS sebagai negara mitra pada bulan Januari. Ia juga menambahkan, bahwa BRICS selalu terbuka untuk siapa saja menjadi mitra yang berpikiran sama.
Status 'negara mitra' sudah disetujui pada KTT BRICS pada bulan Oktober, yang diselenggarakan oleh Rusia di Kazan, dan dimaksudkan sebagai alternatif keanggotaan setelah lebih dari 30 negara mengajukan permohonan untuk bergabung dengan organisasi tersebut.
Status negara mitra BRICS bakal memberikan partisipasi permanen dalam sesi khusus KTT BRICS dan pertemuan menteri luar negeri, serta acara tingkat tinggi lainnya. Negara mitra juga dapat berkontribusi pada dokumen hasil dari group tersebut.
Berbicara pada konferensi pers pada hari Senin, Ushakov menekankan pentingnya persetujuan status negara mitra, dengan mengatakan bahwa Belarusia, Bolivia, Indonesia, Kazakhstan, Thailand, Kuba, Uganda, Malaysia, dan Uzbekistan akan secara resmi menjadi mitra BRICS mulai 1 Januari.
Selain itu dalam waktu dekat juga bakal bertambah empat negara lagi yang dikonfirmasi dan juga diundang untuk menjadi negara mitra.
BRICS diketahui awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dan diperluas awal tahun ini mencakup Mesir, Iran, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab.
"Arab Saudi telah menghentikan prosesnya untuk bergabung dengan BRICS karena 'prosedur internal' yang diperlukan untuk menjadi anggota penuh belum selesai," ucap Ushakov mengutip perwakilan dari Riyadh.
Kremlin juga menyoroti bahwa ada 35 proposal yang ingin bergabung dengan BRICS dalam satu status atau lainnya yang sudah diterima menjelang KTT Kazan. "Beberapa negara ingin segera menerima partisipasi skala penuh, sementara yang lain ingin berpartisipasi sebagai pengamat," jelasnya.