RI-Malaysia Pererat Kerja Sama Perikanan
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Malaysia sepakat untuk saling menghormati aturan perikanan di negara masing-masing dan berkomitmen meningkatkan kerja sama investasi di sektor perikanan.
Chairman Lembaga Kemajuan Ikan Malaysia Dato Irmohizam HJ Ibrahim mengatakan, pihaknya menghargai penegakan aturan terkait nelayan dan perikanan di Indonesia. Di sisi lain, ia melihat ada peluang bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama dalam hal perikanan, nelayan, dan budi daya perairan (akuakultur).
“Saya lihat masa depan lebih baik dalam hal memperkuat industri perikanan yang luar biasa antara Indonesia dan Malaysia,” ujarnya di sela-sela pertemuan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti yang didampingi Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta kemarin.
Irmohizam juga mengharapkan adanya penguatan kerja sama ekspor dan impor perikanan. Maklum, Negeri Jiran selama ini banyak mendapatkan pasokan ikan laut dari Indonesia, meski dalam hal akuakultur mereka unggul. Tercatat, pada 2013 Malaysia mengimpor ikan dari Indonesia sebanyak 30.000 metrik ton dengan nilai lebih dari 600 juta ringgit.
“Pasokan ikan di Indonesia perlu untuk membantu pasaran di Malaysia,” tuturnya. Irmohizam juga menyambut baik ajakan untuk berinvestasi di sektor perikanan di Indonesia, seperti cold storage, industri pengolahan ikan, dan pasar ikan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menambahkan, pada prinsipnya pemerintah membuka seluas-luasnya investasi asing di bidang perikanan di Indonesia terutama di sektor hilir seperti industri pengolahan dan cold storage .
“Silakan saja investasi di hilirnya tapi tidak boleh di penangkapan ikan, karena kita ingin nelayan kita punya (tangkapan ikan) laut yang cukup,” tandasnya. Susi menambahkan, komitmen Indonesia-Malaysia untuk saling menghargai aturan di masing-masing negara nantinya akan dikukuhkan dalam bentuk nota kesepahaman.
Kedua negara sepakat untuk membuat patroli bersama, investasi bersama baik cold storage, budi daya, dan bila perlu membangun galangan kapal di Indonesia.
inda susanti
Chairman Lembaga Kemajuan Ikan Malaysia Dato Irmohizam HJ Ibrahim mengatakan, pihaknya menghargai penegakan aturan terkait nelayan dan perikanan di Indonesia. Di sisi lain, ia melihat ada peluang bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama dalam hal perikanan, nelayan, dan budi daya perairan (akuakultur).
“Saya lihat masa depan lebih baik dalam hal memperkuat industri perikanan yang luar biasa antara Indonesia dan Malaysia,” ujarnya di sela-sela pertemuan dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti yang didampingi Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Seri Zahrain Mohamed Hashim di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Jakarta kemarin.
Irmohizam juga mengharapkan adanya penguatan kerja sama ekspor dan impor perikanan. Maklum, Negeri Jiran selama ini banyak mendapatkan pasokan ikan laut dari Indonesia, meski dalam hal akuakultur mereka unggul. Tercatat, pada 2013 Malaysia mengimpor ikan dari Indonesia sebanyak 30.000 metrik ton dengan nilai lebih dari 600 juta ringgit.
“Pasokan ikan di Indonesia perlu untuk membantu pasaran di Malaysia,” tuturnya. Irmohizam juga menyambut baik ajakan untuk berinvestasi di sektor perikanan di Indonesia, seperti cold storage, industri pengolahan ikan, dan pasar ikan.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menambahkan, pada prinsipnya pemerintah membuka seluas-luasnya investasi asing di bidang perikanan di Indonesia terutama di sektor hilir seperti industri pengolahan dan cold storage .
“Silakan saja investasi di hilirnya tapi tidak boleh di penangkapan ikan, karena kita ingin nelayan kita punya (tangkapan ikan) laut yang cukup,” tandasnya. Susi menambahkan, komitmen Indonesia-Malaysia untuk saling menghargai aturan di masing-masing negara nantinya akan dikukuhkan dalam bentuk nota kesepahaman.
Kedua negara sepakat untuk membuat patroli bersama, investasi bersama baik cold storage, budi daya, dan bila perlu membangun galangan kapal di Indonesia.
inda susanti
(bbg)