Investor Jepang Diminta Dongkrak Ekspor

Senin, 16 Maret 2015 - 12:02 WIB
Investor Jepang Diminta...
Investor Jepang Diminta Dongkrak Ekspor
A A A
JAKARTA - Pemimpin puncak perusahaan asal Jepang yang berbisnis di Indonesia diminta untuk meningkatkan investasi dan mendongkrak ekspornya dari Indonesia.

Menteri Perindustrian Saleh Husin mengemukakan hal itu saat mendampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla bertemu para pengusaha dan investor Jepang di Tokyo kemarin. “Termasuk, kerja sama investasi dengan Yamaha untuk meningkatkan produksi motor R25 yang berkapasitas mesin 250cc dengan tujuan pasar ekspor ke beberapa negara di Amerika, Eropa dan Jepang,” kata Menperin dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Sejumlah pemimpin perusahaan besar Jepang yang ditemui antara lain Chairman Inpex Corporation, Naoki Kuroda; Representative Director atau Executive Vice President Mitsui & Co Ltd Shintaro, Abe; dan President Tokyo Gas, Michiaki Hirose. Pertemuan itu juga berbuah komitmen beberapa pengusaha besar Jepang menanamkan investasinya di Indonesia, bahkan yang sudah lama berinvestasi di Indonesia akan terus memperbesar jumlah investasinya.

Menurut Saleh, sektor yang akan dikembangkan di antaranya automotif, infrastruktur, migas, dan kelistrikan. “Saya berharap, para investorJepangterus meningkatkan kapasitas produksi dan memperbesar ekspor barang-barang yang diproduksi di Indonesia,” tegasnya. Dia berharap, dengan peningkatan investasi dan ekspor dari Indonesia, Jepang turut mengembangkan industri nasional, menciptakan nilai tambah, memperluas lapangan kerja, dan menghasilkan devisa.

“Jadi tidak hanya memanfaatkan pasar domestik kita, tapi juga punya paradigma ekspor,” tegasnya. Saleh pun mengajak para investor Jepang terus mengembangkan usahanya di Indonesia. Pemerintah Indonesia pun akan terus berupaya menciptakan iklim investasi yang kondusif, antara lain dengan memberikan kemudahan perizinan melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di BKPM.

Dengan pertumbuhan ekonomi sebesar USD846 miliar dan populasi sebanyak 240 juta, Indonesia merupakan ekonomi dan pasar terbesar di Asia Tenggara. Perluasan ekonomi di masa mendatang diharapkan dapat mencapai pertumbuhan yanglebihsignifikan, mengingat PDB per kapita diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat pada tahun 2020.

“Pengusaha Jepang menilai, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang sangat potensial. Terlebih lagi, aktivitas perusahaan-perusahaan Jepang saat ini memang banyak yang ingin memperluas investasinya ke sejumlah kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia,” ujar Saleh. Selama kuartal pertama hingga ketiga pada tahun 2014, investasi Jepang di Indonesia tercatat sebesar USD2,04 miliar.

Angka tersebut menempatkan Jepang pada posisi kedua setelah Singapura yang telah menanamkan modalnya di Indonesia sebesar USD4,89 miliar pada periode yang sama. Terkait sektor industri, investasi tertinggi Jepang di Indonesia adalah Industri kendaraan bermotor & alat transportasi dan industri logam dengan nilai investasi sebesar USD880,6 juta serta industri mesin & elektronik dengan nilai investasi sebesar USD384,5 juta.

Berdasarkan ASEAN Business Outlook Survey 2014, Indonesia dinilai sebagai negara paling menarik untuk ekspansi bisnis, diikuti Vietnam dan Thailand. Diharapkan, Indonesia dapat melanjutkan pertumbuhan ke level yang lebih tinggi sehingga menjadi negara berpenghasilan menengah dan sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia di samping India dan Republik Rakyat Tiongkok.

Sebelumnya Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri Kemenperin Imam Haryono menyampaikan, pihaknya akan melakukan promosi ke Jepang dan mengajak mereka untuk berinvestasi di kawasan industri di luar Pulau Jawa. Ini merupakan kelanjutan dari kedatangan Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI) awal Februari lalu di Kementerian Perindustrian.

“Saya menganggap cukup serius promosi ke Jepang ini untuk menindaklanjuti pertemuan sebelumnya. Oleh karena itu, Asian Center dengan Kedutaan Jepang menginisiasi membuat satu media untuk promosi,” tuturnya akhir pekan lalu. Sementara, Badan Pusat Statistik( BPS) mencatatnilaiekspor Indonesia pada Januari 2015 sebesar USD13,30 miliar, menurun 9,03% dibanding ekspor pada Desember 2014.

Jika dibanding dengan nilai ekspor pada Januari 2014, nilai ekspor Januari tahun ini mengalami penurunan sebesar 8,09%. Penurunan terbesar ekspor nonmigas pada Januari 2015-di banding Desember 2014-terjadi pada lemak dan minyak hewan/ nabati sebesar USD162,6 juta (9,55%), sedangkanpeningkatan terbesar terjadi pada perhiasan/ permata sebesar USD293,4 juta (61,77%).

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari 2015 turun sebesar 4,69% dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 16,34%, sementara ekspor hasil pertanian naik sebesar 8,88%.

Oktiani endarwati/ inda susanti
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0581 seconds (0.1#10.140)