Penjualan Toba Bara Tahun Lalu Naik 18,5%
A
A
A
JAKARTA - PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) pada tahun lalu membukukan penjualan sebesar USD500 juta atau setara Rp6,25 triliun (kurs Rp12.500/USD), nak 18,5% dibanding tahun sebelumnya senilai USD421,9 juta.
Laporan keuangan perusahaan menunjukkan bahwa naiknya penjulan tersebut didukung meningkatnya volume penjualan di tengah melemahnya rata-rata harga batu bara di Newcastle Indeks Price sebesar 17%, yang berdampak pada penurunan average selling price (ASP) perseroan sebesar 4,4% menjadi USD66,6/ton dari tahun sebelumnya USD63,7/ton.
Adapun volume penjualan batu baru perusahaan meningkat 23,4% menjadi 7,9 juta ton dibanding 2013 sebanyak 6,4 juta ton. Sedangkan volume produksi bertambah 24,6% menjadi 8,1 juta ton dari 6,5 juta ton.
Kendati demikian, perseroan dapat menurunkan beban pokok penjualan termasuk royalti dan biaya penjualan-depresiasi dan amortisasi (FOB cash cost) sebesar 3,0% di periode yang sama.
Kombinasi antara upaya penjualan yang baik melalui volume penjualan yang lebih tinggi didukung oleh pembeli berkualitas baik dan menurunnya biaya secara keseluruhan meningkatkan EBITDA sebesar 14,7% menjadi USD67,3 juta pada tahun lalu.
Akibatnya, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar US35,8 juta atau setara Rp447,5 miliar pada tahun 2014. Nilai itu meningkat 3,5% dibanding tahun sebelumnya sebesar USD34,6 juta.
Sementara total aset perusahaan akhir tahun lalu tercatat sebesar USD158,3 juta, dengan total utang USD158,3 juta. Jumlah itu menurun dibanding 2013, di mana aset perusahaan sebesar USD311,7 juta, dengan total utang USD181,2 juta.
Laporan keuangan perusahaan menunjukkan bahwa naiknya penjulan tersebut didukung meningkatnya volume penjualan di tengah melemahnya rata-rata harga batu bara di Newcastle Indeks Price sebesar 17%, yang berdampak pada penurunan average selling price (ASP) perseroan sebesar 4,4% menjadi USD66,6/ton dari tahun sebelumnya USD63,7/ton.
Adapun volume penjualan batu baru perusahaan meningkat 23,4% menjadi 7,9 juta ton dibanding 2013 sebanyak 6,4 juta ton. Sedangkan volume produksi bertambah 24,6% menjadi 8,1 juta ton dari 6,5 juta ton.
Kendati demikian, perseroan dapat menurunkan beban pokok penjualan termasuk royalti dan biaya penjualan-depresiasi dan amortisasi (FOB cash cost) sebesar 3,0% di periode yang sama.
Kombinasi antara upaya penjualan yang baik melalui volume penjualan yang lebih tinggi didukung oleh pembeli berkualitas baik dan menurunnya biaya secara keseluruhan meningkatkan EBITDA sebesar 14,7% menjadi USD67,3 juta pada tahun lalu.
Akibatnya, perseroan berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar US35,8 juta atau setara Rp447,5 miliar pada tahun 2014. Nilai itu meningkat 3,5% dibanding tahun sebelumnya sebesar USD34,6 juta.
Sementara total aset perusahaan akhir tahun lalu tercatat sebesar USD158,3 juta, dengan total utang USD158,3 juta. Jumlah itu menurun dibanding 2013, di mana aset perusahaan sebesar USD311,7 juta, dengan total utang USD181,2 juta.
(rna)