Masalah Terbesar Pelemahan Rupiah Daya Beli Masyarakat
A
A
A
JAKARTA - Pengamat ekonomi Aviliani mengungkapkan, kekhawatiran terbesar dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) adalah daya beli masyarakat.
Menurutnya, jika daya beli masyarakat berkurang akan berdampak terhadap demand perusahaan dalam memasarkan produk. Sementara untuk Non Performing Loan (NPL) masih dalam posisi aman karena sudah ada price test.
"Sebenarnya NPL masih terjaga, ada price test buat skenario. Masalahnya di daya beli masyarakat jangan sampai harga naik. Melemahnya rupiah harga naik demand-nya turun. Perusahaan mengurangi pegawai dong," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Senin (16/3/2015).
Selain itu, pedagang masih ragu berjualan karena pergerakan rupiah yang belum pasti. Menurutnya, pemerintah harus antisipasi daya beli tersebut.
"Bukan goyang (perbankan). Kan kredit diberikan lalu kalau daya beli turun, angsuran turun. Perusahaan bayar angsuran ke bank kalau ada pembeli. Kalau pembeli kurang tidak bisa bayar dong," jelas Aviliani.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan lima bank akan goyang jika rupiah menyentuh Rp15.000/USD karena demand menurun di masyarakat.
(Baca: Rupiah Terus Melemah, Lima Bank Terancam Goyah)
Menurutnya, jika daya beli masyarakat berkurang akan berdampak terhadap demand perusahaan dalam memasarkan produk. Sementara untuk Non Performing Loan (NPL) masih dalam posisi aman karena sudah ada price test.
"Sebenarnya NPL masih terjaga, ada price test buat skenario. Masalahnya di daya beli masyarakat jangan sampai harga naik. Melemahnya rupiah harga naik demand-nya turun. Perusahaan mengurangi pegawai dong," ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Senin (16/3/2015).
Selain itu, pedagang masih ragu berjualan karena pergerakan rupiah yang belum pasti. Menurutnya, pemerintah harus antisipasi daya beli tersebut.
"Bukan goyang (perbankan). Kan kredit diberikan lalu kalau daya beli turun, angsuran turun. Perusahaan bayar angsuran ke bank kalau ada pembeli. Kalau pembeli kurang tidak bisa bayar dong," jelas Aviliani.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan lima bank akan goyang jika rupiah menyentuh Rp15.000/USD karena demand menurun di masyarakat.
(Baca: Rupiah Terus Melemah, Lima Bank Terancam Goyah)
(dmd)