Bank Sentral Jepang Pertahankan Stimulus

Rabu, 18 Maret 2015 - 08:44 WIB
Bank Sentral Jepang Pertahankan Stimulus
Bank Sentral Jepang Pertahankan Stimulus
A A A
TOKYO - Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) mempertahankan program stimulus skala besar.

BoJ yakin pemulihan ekonomi yang mantap akan membantu mencapai target inflasi tanpa harus menerapkan kebijakan moneter dana murah yang baru. BoJ juga mengungkapkan outlook inflasi yang lebih suram meski menekankan penurunan inflasi itu akibat melemahnya harga minyak dunia. Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda mengakui penurunan harga minyak dapat mengakibatkan harga konsumen Jepang kembali ke wilayah negatif.

Kendati demikian, BoJ menegaskan kebijakan bank sentral sudah tepat untuk mengakhiri dua dekade deflasi dan mendorong pertumbuhan. “Kebijakan kuantitatif dan qualitative easing kita telah memberikan dampak yang diharapkan,” kata Kuroda setelah rapat BoJ, dikutip kantor berita Reuters . Seperti telah diperkirakan, BoJ mempertahankan program stimulus untuk mencetak uang hingga USD660 miliar per tahun.

“Tidak ada perubahan pada sikap kami yang bertujuan mencapai target inflasi 2% secepatnya dengan jangka waktu sekitar dua tahun,” ungkap Kuroda yang sudah menduduki posisinya selama dua tahun. Para pembuat kebijakan BoJ mengirimkan sinyal pada para investor bahwa mereka memperkirakan inflasi akan melemah dalam beberapa bulan mendatang, tapi tidak perlu ada respons hingga harga melemah lebih tajam dibandingkan proyeksi inflasi.

“Inflasi konsumen tahunan tampaknya bergerak sekitar nol persen untuk sementara waktu seiring penurunan harga energi,” ungkap pernyataan BoJ. Ini pendapat BoJ yang kurang optimistis dibandingkan bulan lalu saat mereka menyatakan inflasi akan melemah untuk sementara. Penurunan harga minyak telah menurunkan inflasi konsumen inti tahunan menjadi 0,2% pada Januari, di bawah target BoJ sebesar 2%. Kondisi ini mempertahankan proyeksi bahwa BoJ akan meningkatkan program pembelian aset agresif yang telah dilaksanakan tahun ini.

“Untuk sementara, BoJ dapat terus berpendapat bahwa penurunan inflasi akibat masalah suplai di pasar minyak. Dengan demikian, saham-saham Jepang tetap baik, tidak perlu kebijakan dana murah sekarang,” papar Hiroaki Muto, ekonom senior di Sumitomo Mitsui Asset Management. “Meski demikian, BoJ mungkin akan mengulur jangka waktu dua tahun saat memperbarui proyeksinya pada Oktober, yang akan meningkatkan perkiraan tentang kebijakan moneter dana murah.

” Ekonomi Jepang membaik dari resesi tahun lalu karena penguatan ekspor dan output manufaktur. Meski demikian, konsumsi privat tetap lemah.

Syarifudin
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5360 seconds (0.1#10.140)