Sepiring Masa Lalu : Brand Experience dalam Restoran Tempo Dulu

Rabu, 18 Maret 2015 - 08:48 WIB
Sepiring Masa Lalu : Brand Experience dalam Restoran Tempo Dulu
Sepiring Masa Lalu : Brand Experience dalam Restoran Tempo Dulu
A A A
Dalam dunia serbabaru, kita sering berharap agar beberapa hal tetap tidak berubah. Di tengah serbuan kamera tercanggih, beberapa orang masih menggunakan kamera analog.

Walau handphone layar sentuh sekarang menjadi komoditas, banyak orang masih menggunakan candy bar phone yang sudah ketinggalan zaman. Semua dilakukan, sedikit banyak, karena romantisme terhadap ihwal yang sudah berlalu. Namun, yang lama dan tidak berubah, bukan berarti tidak bertahan.

Justru hal tersebut yang menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. Itu juga yang terjadi pada beberapa restoran yang sudah berdiri sejak berpuluh-puluh tahun lalu. Tanpa disadari, beberapa restoran mempertahankan menu, suasana, hingga beberapa perabotan mereka, tanpa perubahan yang berarti dan drastis.

Suasana nostalgia yang menarik inilah yang menjadi brand image atau citra brand yang mereka pertahankan. Mari kita lihat beberapa restoran dan kedai di Jakarta dan Bandung. Restoran Braga Permai adalah salah satu contoh menarik dari restoran yang bertahan sejak masa “Paris Van Java”. Restoran ini telah berdiri sejak 1918 dan akhirnya pindah ke tempatnya yang sekarang di Jalan Braga pada 1923.

Restoran yang awalnya bernama Maison Bogerijen –diambil dari nama pemiliknya, L Van Bogerijen, ini dulunya adalah restoran paling elite di Bandung. Restoran ini menyajikan berbagai hidangan utama, makanan penutup, hingga es krim. Awalnya semua menunya ditulis dalam Bahasa Prancis. Seiring berjalannya waktu, suasana penuh nostalgia dalam restoran ini masih terus dipertahankan melalui menu dan atmosfer restoran.

Banyak hidangan dari Braga Permai––nama Maison Bogerijen sekarang–– yang masih menggunakan resep tempo dulu. Foto-foto klasik Maison Bogerijenjugaterpajangdidalam restoran. Namun, yang paling menggugah kerinduan kita adalah arsitektur restoran yang masih dipertahankan seperti dahulu. Kuliner khas Eropa, terutama dari Belanda, arsitektur, hingga suasana ini membuat para pengunjungdisegarkanolehpengalaman brand yang ditawarkan dari restoran ini.

Tidak heran Braga Permai masih menjadi tempat yang difavoritkan banyak pengunjung dari Indonesia maupun mancanegara. Di Jakarta rumah makan klasik seperti Restoran Trio masih memiliki tempat di hati banyak orang. Nuansa warna hijau dan cerita bagaimana Ali Sadikin, mantan gubernur DKI Jakarta sangat senang makan di Restoran Trio menjadi buah bibir banyak orang.

Sajian masakan China yang lezat dan lokasi yang tidak pernah berubah di kawasan Cikini membuat restoran ini memiliki romantisme tersendiri. Restoran Mandala di daerah Santa sudah bertahan sejak 1950-an. Bagi pelanggan setia restoran Mandala, dekorasi ruangan yang ramai, namun menyenangkan menjadi pemandangan yang membawa suasana brand restoran Mandala yang penuh kesan.

Kita hidup di dunia yang mirip. Kenikmatan hidangan memang memiliki peran dari umur sebuah restoran berdiri. Namun, dengan kehadiran banyak restoran yang serupa, beberapa restoran menjual suasana nostalgia sebagai aset yang patut diperhitungkan.

Restoran Braga Permai, Restoran Trio, dan Restoran Mandala merupakan beberapa contoh dari sejumlah brand restoran lain yang menggali sisi emosi dari nilai historis mereka untuk menjadi brand yang lebih kuat dan punya tempat di hati masyarakat.

Pencerahan brand tidak selalu mengubah segala hal. Beberapa hal yang kuat dan dapat dipertahankan justru bisa membuat brand semakin lekang oleh waktu.

Shevani Thalia
Brand Consultant of DMID GROUP
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7609 seconds (0.1#10.140)