BI Tegaskan Kebijakan Moneter Tetap Cenderung Ketat

Rabu, 18 Maret 2015 - 08:51 WIB
BI Tegaskan Kebijakan Moneter Tetap Cenderung Ketat
BI Tegaskan Kebijakan Moneter Tetap Cenderung Ketat
A A A
JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 7,5%.

Itu menegaskan bahwa kebijakan moneter yang bakal diterapkan pada 2015 tetap cenderung ketat dengan stabilitas ekonomi sebagai prioritas. “BI Rate itu indikator stance (sikap) kebijakan Bank Indonesia. Kita akan tetap cenderung ketat,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara saat jumpa pers di Jakarta kemarin. Selain BI Rate, rapat BI juga memutuskan suku bunga deposit facility tetap 5,5% dan lending facility pada level 8%.

Pada Februari lalu tercatat BI menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) dari sebelumnya 8% menjadi 7,5%. Saat itu BI juga menurunkan suku bunga deposit facility 25 bps menjadi 5,5%. Sedangkan lending facility tetap pada level 8%.

Keputusan mempertahankan BI Rate disebutnya sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi 4% plus minus 1% pada 2015 dan 2016 serta mengarahkan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dalam kisaran 2,5-3% terhadap produk domestik bruto (PDB) dalam jangka menengah. Dia menambahkan, bauran kebijakan lain tetap difokuskan pada upaya menjaga stabilitas makroekonomi di tengah peningkatan ketidakpastian di pasar keuangan global.

“Dalam konteks ini, BI berkomitmen untuk memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dan meningkatkan koordinasi dengan pemerintah dalam pengendalian inflasi dan defisit transaksi berjalan, serta mendorong percepatan reformasi struktural,” paparnya. Sementara itu, langkah BI mempertahankan suku bunga acuan dinilai tak akan bertahan lama.

BI mau tak mau harus kembali memangkas suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang tahun lalu turun ke level terendah selama lima tahun terakhir. “Kelihatannya tidak akan lama BI akan kembali memangkas bunga acuan seperti pada Februari lalu dan melonggarkan kembali kebijakan moneter,” ungkap Ekonom Capital Economics Gareth Leather seperti dikutip AFP.

Dia menilai ada indikasi bahwabanksentralIndonesiatersebut menjadi semakin khawatir akan outlook pertumbuhan ke depan. Pemerintahmenargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini meningkat mencapai 5,7%. Menurut Tirta, BI melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia justru mulai membaik dan yakin keseluruhan pada 2015 akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi diperkirakan meningkat terutama ditopang oleh konsumsi swasta yang meningkat seiring terkendalinya inflasi. Tirta menambahkan, konsumsi pemerintah juga membaik sejalan peningkatan belanja negara. Meski masih terkontraksi, ekspor diyakini mulai mengalami perbaikan secara gradual.

“Investasi diperkirakan masih tumbuh terbatas di kuartal I/2015, namun akan meningkat pada kuartal selanjutnya seiring dengan meningkatnya belanja modal pemerintah,” kata dia. BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2015 berada pada kisaran 5,4-5,8%.

Kunthi fahmar sandy
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6754 seconds (0.1#10.140)