Kawasan Sentul yang Sejuk
A
A
A
Cepat atau lambat pengembangan hunian dan pusat bisnis baru akan semakin menjauh dari Jakarta. Harga tanah yang semakin mahal dan terbatas mendorong kalangan pengembang melirik kawasan penyangga Ibu Kota.
Misalnya kawasan Sentul, Bogor, yang menawarkan kesejukan dan keindahan alamnya yang masih asri. Kawasan Sentul, Bogor, dianggap menjadi area yang memberikan potensi perkembangan bisnis properti paling baik saat ini untuk hunian maupun lain-lainnya. Daerah pegunungan ini masih memiliki kondisi udara yang bersih dan segar, serta pemandangan alam yang indah.
Banyaknya intensitas pembangunan tujuh tahun terakhir di daerah ini oleh beberapa pengembang dan investor membuat Sentul memiliki nilai unggul untuk masyarakat menengah ke atas. Apalagi dari segi akses, keberadaan jalan tol Bogor Ring Road (BORR) juga membuat penghuni kawasan ini mudah untuk menjangkau pusat kota.
Sebab, dengan dioperasikannya jalan tol yang menelan biaya investasi sebesar Rp1,3 triliun tersebut, masyarakat di Kecamatan Bogor Utara, Tanah Sareal, dan Bogor Barat apabila akan masuk jalan tol Jagorawi (untuk menuju Jakarta atau Ciawi), tidak perlu lagi masuk ke pusat Kota Bogor (Baranangsiang).
Dengan demikian, masyarakat bisa terhindar dari kemacetan yang sering terjadi di daerah tersebut. Sektor pariwisata daerah ini juga tengah berkembang. Jungleland, misalnya, salah satu potensi wisata Sentul yang paling banyak dikunjungi warga Jakarta dan sekitarnya pada akhir pekan. Menurut Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers International, perusahaan konsultan dan manajemen properti, mengatakan, sentra hunian menengah bawah akan bergeser ke wilayah Jonggol dan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Bahkan, dalam jangka panjang bisa sampai Sukabumi. Di kawasan ini area yang bisa dikembangkan masih sangat luas dan harganya lebih terjangkau. “Jonggol dan Sentul akan jadi daerah yang berkembang. Saat ini sudah ada beberapa developer yang mengembangkan proyek di sana,” tuturnya.
Pengembangan properti ke kawasan pinggiran tidak sebatas hunian tapak (landed house ) melainkan juga apartemen. Fenomena ini dia nilai sebagai fenomena menarik karena dulu orang membeli apartemen memilih lokasi di tengah Kota Jakarta agar dekat dengan tempat kerja. “Logikanya kalau di pinggiran mestinya beli rumah, ini malah pilih apartemen,” imbuh Ferry.
Senada diucapkan analis pasar properti Anton Sitorus. Dia mengutarakan, kawasan Sentul sudah saatnya menjadi kota mandiri mengingat jumlah hunian di kawasan tersebut sudah memenuhi syarat, tinggal melengkapinya dengan komersial sebagai pendukung. “Saat ini hampir semua permintaan hunian berlokasi di pinggir Kota Jakarta, termasuk kawasan Sentul Bogor yang menjadi kawasan permukiman favorit di selatan Jakarta,” sebutnya.
Rendra hanggara
Misalnya kawasan Sentul, Bogor, yang menawarkan kesejukan dan keindahan alamnya yang masih asri. Kawasan Sentul, Bogor, dianggap menjadi area yang memberikan potensi perkembangan bisnis properti paling baik saat ini untuk hunian maupun lain-lainnya. Daerah pegunungan ini masih memiliki kondisi udara yang bersih dan segar, serta pemandangan alam yang indah.
Banyaknya intensitas pembangunan tujuh tahun terakhir di daerah ini oleh beberapa pengembang dan investor membuat Sentul memiliki nilai unggul untuk masyarakat menengah ke atas. Apalagi dari segi akses, keberadaan jalan tol Bogor Ring Road (BORR) juga membuat penghuni kawasan ini mudah untuk menjangkau pusat kota.
Sebab, dengan dioperasikannya jalan tol yang menelan biaya investasi sebesar Rp1,3 triliun tersebut, masyarakat di Kecamatan Bogor Utara, Tanah Sareal, dan Bogor Barat apabila akan masuk jalan tol Jagorawi (untuk menuju Jakarta atau Ciawi), tidak perlu lagi masuk ke pusat Kota Bogor (Baranangsiang).
Dengan demikian, masyarakat bisa terhindar dari kemacetan yang sering terjadi di daerah tersebut. Sektor pariwisata daerah ini juga tengah berkembang. Jungleland, misalnya, salah satu potensi wisata Sentul yang paling banyak dikunjungi warga Jakarta dan sekitarnya pada akhir pekan. Menurut Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers International, perusahaan konsultan dan manajemen properti, mengatakan, sentra hunian menengah bawah akan bergeser ke wilayah Jonggol dan Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Bahkan, dalam jangka panjang bisa sampai Sukabumi. Di kawasan ini area yang bisa dikembangkan masih sangat luas dan harganya lebih terjangkau. “Jonggol dan Sentul akan jadi daerah yang berkembang. Saat ini sudah ada beberapa developer yang mengembangkan proyek di sana,” tuturnya.
Pengembangan properti ke kawasan pinggiran tidak sebatas hunian tapak (landed house ) melainkan juga apartemen. Fenomena ini dia nilai sebagai fenomena menarik karena dulu orang membeli apartemen memilih lokasi di tengah Kota Jakarta agar dekat dengan tempat kerja. “Logikanya kalau di pinggiran mestinya beli rumah, ini malah pilih apartemen,” imbuh Ferry.
Senada diucapkan analis pasar properti Anton Sitorus. Dia mengutarakan, kawasan Sentul sudah saatnya menjadi kota mandiri mengingat jumlah hunian di kawasan tersebut sudah memenuhi syarat, tinggal melengkapinya dengan komersial sebagai pendukung. “Saat ini hampir semua permintaan hunian berlokasi di pinggir Kota Jakarta, termasuk kawasan Sentul Bogor yang menjadi kawasan permukiman favorit di selatan Jakarta,” sebutnya.
Rendra hanggara
(bbg)