Mustafa: Kami Kawal BRI Supaya Kinerja Tak Turun
A
A
A
JAKARTA - Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Mustafa Abubakar menyatakan akan mengawal bank plat merah dengan laba bersih tertinggi itu untuk mempertahankan posisinya menjadi bank dengan kinerja terbaik.
"Kami dewan komisaris (dekom) akan kawal jangan sampai (kinerja BRI) menurun. Lalu bisa saling berdampingan antar empat bank pemerintah. Saling sharing kadernya menjadi lebih kuat, lebih padu," kata dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Dalam RUPST tersebut, pemegang saham sepakat mengangkat Mustafa Abubakar yang sebelumnya wakil komisaris utama menjadi komisaris utama. Dia sendiri sebelumnya sempat menjabat sebagai menteri BUMN. Sementara anggota dewan komisaris lain diisi oleh sejumlah pejabat yang tidak asing di pemerintahan.
Mereka, di antaranya adalah Gatot Trihargo selaku wakil komisaris utama, yang menjabat Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lainnya. Selain itu, Fuad Rahmany yang sempat menjadi Ketua Bapepam LK dan Dirjen Pajak.
Sementara Sony Keraf merupakan mantan Menteri Lingkungan Hidup. Adhyaksa Dault, yang merupakan mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga kembali dipercaya menjadi komisaris.
Dari kalangan perbankan, ada nama Vicentius Sonny Loho yang juga diperpanjang menjadi komisaris. Ada juga nama Gatot Suwondo, yang sebelumnya menjabat direktur utama BNI dan Jeffry Wurangin yang sempat menjadi direktur Bank Sulut.
Mustafa menyatakan bahwa direksi BRI saat ini sudah bisa membawa perseroan ke arah yang lebih baik lagi dan kinerja tersebut akan semakin diperbaiki ke depan.
"Saya lihat bagus walaupun banyak yang muda di bawah direksi," jelas Mustafa.
BRI pada tahun lalu membukukan laba bersih sebesar Rp24,24 triliun, naik 14,39% dibanding tahun sebelumnya Rp21,34 triliun. Naiknya laba bersih didukung meningkatnya pendapatan menjadi Rp75,12 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp59,46 triliun.
"Kami dewan komisaris (dekom) akan kawal jangan sampai (kinerja BRI) menurun. Lalu bisa saling berdampingan antar empat bank pemerintah. Saling sharing kadernya menjadi lebih kuat, lebih padu," kata dia usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (19/3/2015).
Dalam RUPST tersebut, pemegang saham sepakat mengangkat Mustafa Abubakar yang sebelumnya wakil komisaris utama menjadi komisaris utama. Dia sendiri sebelumnya sempat menjabat sebagai menteri BUMN. Sementara anggota dewan komisaris lain diisi oleh sejumlah pejabat yang tidak asing di pemerintahan.
Mereka, di antaranya adalah Gatot Trihargo selaku wakil komisaris utama, yang menjabat Deputi Menteri BUMN Bidang Jasa Keuangan, Jasa Konstruksi, dan Jasa Lainnya. Selain itu, Fuad Rahmany yang sempat menjadi Ketua Bapepam LK dan Dirjen Pajak.
Sementara Sony Keraf merupakan mantan Menteri Lingkungan Hidup. Adhyaksa Dault, yang merupakan mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga kembali dipercaya menjadi komisaris.
Dari kalangan perbankan, ada nama Vicentius Sonny Loho yang juga diperpanjang menjadi komisaris. Ada juga nama Gatot Suwondo, yang sebelumnya menjabat direktur utama BNI dan Jeffry Wurangin yang sempat menjadi direktur Bank Sulut.
Mustafa menyatakan bahwa direksi BRI saat ini sudah bisa membawa perseroan ke arah yang lebih baik lagi dan kinerja tersebut akan semakin diperbaiki ke depan.
"Saya lihat bagus walaupun banyak yang muda di bawah direksi," jelas Mustafa.
BRI pada tahun lalu membukukan laba bersih sebesar Rp24,24 triliun, naik 14,39% dibanding tahun sebelumnya Rp21,34 triliun. Naiknya laba bersih didukung meningkatnya pendapatan menjadi Rp75,12 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp59,46 triliun.
(rna)