Penggunaan Rupiah di Pelabuhan Disambut Pelaku Usaha
A
A
A
MAKASSAR - Instruksi pemerintah agar transaksi perdagangan di pelabuhan menggunakan mata uang rupiah, disambut positif pelaku usaha pelayaran.
Sekretaris Asosiasi Pemilik Kapal Nasional (Indonesian National Ship Owners Association/INSA) Makassar, Hamka mengatakan, kebijakan rupiah tidak akan memberikan efek buruk dalam transaksi pengusaha pelayaran.
Kebijakan itu justru menguntungkan karena selama ini pengusaha menerima uang dolar dari importir negara lain. “Uang yang diperoleh dikonversi ke rupiah, kemudian dimanfaatkan untuk membiayai operasional di dalam negeri,” terangnya, Kamis (19/3/2015).
Hamka memaparkan, dalam sebulan kapal asing yang berlabuh di Makassar sedikit. Rata-rata mengangkut sekitar 25 ribu ton. “Dari volume angkut tarif yang dibayarkan USD125 ribu atau sekitar Rp1,6 miliar saat sandar. Itupun aktivitasnya tidak setiap hari,” paparnya.
Sementara itu, di Pelabuhan Makassar pengelola menjamin tidak ada transaksi USD, meskipun ada kegiatan ekspor impor dari Terminal Peti Kemas Makassar (TPM).
Manajer Operasional TPM, Ilham mengakui, jika untuk barang ekspor kebanyakan transaksinya di Surabaya, makanya efek pelemahan rupiah terhadap USD tidak terlalu berpengaruh. “Semua transaski bongkar muat menggunakan rupiah. Tapi, kalau ada permintaan kantor pusat menggunakan dolar, baru itu digunakan,” tandasnya.
Sekretaris Asosiasi Pemilik Kapal Nasional (Indonesian National Ship Owners Association/INSA) Makassar, Hamka mengatakan, kebijakan rupiah tidak akan memberikan efek buruk dalam transaksi pengusaha pelayaran.
Kebijakan itu justru menguntungkan karena selama ini pengusaha menerima uang dolar dari importir negara lain. “Uang yang diperoleh dikonversi ke rupiah, kemudian dimanfaatkan untuk membiayai operasional di dalam negeri,” terangnya, Kamis (19/3/2015).
Hamka memaparkan, dalam sebulan kapal asing yang berlabuh di Makassar sedikit. Rata-rata mengangkut sekitar 25 ribu ton. “Dari volume angkut tarif yang dibayarkan USD125 ribu atau sekitar Rp1,6 miliar saat sandar. Itupun aktivitasnya tidak setiap hari,” paparnya.
Sementara itu, di Pelabuhan Makassar pengelola menjamin tidak ada transaksi USD, meskipun ada kegiatan ekspor impor dari Terminal Peti Kemas Makassar (TPM).
Manajer Operasional TPM, Ilham mengakui, jika untuk barang ekspor kebanyakan transaksinya di Surabaya, makanya efek pelemahan rupiah terhadap USD tidak terlalu berpengaruh. “Semua transaski bongkar muat menggunakan rupiah. Tapi, kalau ada permintaan kantor pusat menggunakan dolar, baru itu digunakan,” tandasnya.
(dmd)