Harga Jual Naik, ICBP Bukukan Penjualan Rp30 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sepanjang tahun lalu membukukan kenaikan penjualan bersih konsolidasi sebesar 19,6% menjadi Rp30,02 triliun dibanding tahun sebelumnya senilai Rp25,009 triliun.
"Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba sebesar dua digit di tengah kondisi perekonomian dalam negeri dan industri fast moving consumer goods yang sulit," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim dalam rilisnya, Jumat (20/3/2015).
Sementara itu, naiknya penjualan terutama didorong kenaikan harga jual rata-rata. Adapun divisi terbesar perseroan adalah mi instan, yang mengontibusi hingga 65% terhadap penjualan bersih konsolidasi, diikuti divisi dairy sebesar 18%, makanan ringan 7% dan minuman 6%.
Sedangkan penyedap makanan serta nutrisi dan makanan khusus, masih-masing menyumbang 2% terhadap penjualan bersih konsolidasi perusahaan. Meningkatnya penjualan tersebut mendorong naiknya laba bersih sebesar 17% menjadi Rp2,6 triliun dari tahun sebelumnya senilai Rp2,23 triliun.
Dengan hasil tersebut, Anthoni menegaskan, perusahaan akan terus berupaya mempercepat pertumbuhan secara organik dan mengindentifikasikan berbagai peluang usaha baru.
"Kami yakin dengan tujuan dan arahan strategis yang jelas, kemampuan berkembang dan menyesuaikan diri dengan kondisi pasar secara dinamis dan kedisiplinan, kami dapat menangkap peluang yang ada dan mempertahankan kepemimpinan di pasar," tutur dia.
"Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan penjualan dan laba sebesar dua digit di tengah kondisi perekonomian dalam negeri dan industri fast moving consumer goods yang sulit," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim dalam rilisnya, Jumat (20/3/2015).
Sementara itu, naiknya penjualan terutama didorong kenaikan harga jual rata-rata. Adapun divisi terbesar perseroan adalah mi instan, yang mengontibusi hingga 65% terhadap penjualan bersih konsolidasi, diikuti divisi dairy sebesar 18%, makanan ringan 7% dan minuman 6%.
Sedangkan penyedap makanan serta nutrisi dan makanan khusus, masih-masing menyumbang 2% terhadap penjualan bersih konsolidasi perusahaan. Meningkatnya penjualan tersebut mendorong naiknya laba bersih sebesar 17% menjadi Rp2,6 triliun dari tahun sebelumnya senilai Rp2,23 triliun.
Dengan hasil tersebut, Anthoni menegaskan, perusahaan akan terus berupaya mempercepat pertumbuhan secara organik dan mengindentifikasikan berbagai peluang usaha baru.
"Kami yakin dengan tujuan dan arahan strategis yang jelas, kemampuan berkembang dan menyesuaikan diri dengan kondisi pasar secara dinamis dan kedisiplinan, kami dapat menangkap peluang yang ada dan mempertahankan kepemimpinan di pasar," tutur dia.
(rna)