Social Biz Model

Minggu, 22 Maret 2015 - 10:18 WIB
Social Biz Model
Social Biz Model
A A A
Minggu lalu saya diundang Berita Satu untuk sebuah acara TV talkshow yang bagi saya sangat inspiring . Saya diminta membahas sepak-terjang seorang gadis belasan tahun membangun bisnis online.

Namanya Chloe Purnama. Yang istimewa adalah model bisnis yang dibesut Chloe, yaitu social biz model. Mengembangkan bisnis online oleh teen sudah biasa di Indonesia, tapi bisnis online yang diramu dengan misi kepedulian sosial, itu yang masih tidak biasa.

Peduli

Chloe hidup dalam sebuah keluarga yang hangat dan bahagia. Seperti umumnya keluarga bahagia, masa kanak-kanaknya menyenangkan. Everything is perfect . Namun, titik balik terjadi saat Clida, salah satu adik kembarnya, meninggal dunia akibat kanker ganas di otak. Peristiwa memilukan ini mengubah hidup dan pandangan Chloe dan keluarganya.

Nuraninya terketuk. Sejak saat itu spirit memberi dan berbaginya membuncah. Dorongan yang kuat untuk memberi manfaat kepada orang lain terutama mereka yang berkekurangan akhirnya membawa Chloe kepada bisnis online shop . Misinya mulia, berdagang di ranah online kemudian menyumbangkan hasilnya untuk orang-orang yang membutuhkan.

Bagi Chloe memberi kepada orang yang berkekurangan adalah obat paling mujarab atas kedukaan luar biasa yang ia alami karena kehilangan sang adik. Awalnya Chloe menjual produkproduknya (mulai dari produk fashion , kosmetik, hingga beragam aksesori) melalui grup-grup BBM yang dia ikuti.

Dengan tekun ia mengetuk hati teman-temannya untuk membeli produk-produk yang ia tawarkan sekaligus membantu sesama. Bisnis online Chloe mulai menggeliat setelah ia memanfaatkan Instagram (cek: @cloepurnama). Dengan modal akun Instagram dan ketekunan melayani pelanggan, dalam waktu dua tahun bisnis online Chloe sudah mencapai omzet ratusan juta perak.

Story-Telling

Membuka toko online melalui blog atau Instagram mah gampang, semua orang bisa. Apa susahnya membuat blog atau membuka akun Instagram. Yang sulit adalah mendatangkan traffic dan merayu netizen untuk berkunjung. Nah, akun Instagram Chloe memiliki daya magnet yang luar biasa dalam menarik netizen karena memiliki “cool factor “ dan elemen story -telling yang kuat.

Apa story - telling tersebut? Tak lain adalah idealisme dan social biz yang melandasi model bisnisnya. Inilah yang namanya business with principles. Bisnis yang tak melulu mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, tapi dilandasi oleh prinsipprinsip memberi dan berbagi yang meneduhkan. Bagi bisnis Chloe, spirit of giving inilah sumber magnet untuk menarik konsumen.

Bisnis yang dijalani Chloe mengandung nilai-nilai mulia yang mampu membentuk emotional connection antara brand dengan konsumen. Emotional connection inilah yang menjadi dasar terbentuknya relationship, loyalty, bahkan evangelism di kalangan konsumen-konsumennya.

Emotional connection ini pula yang memicu word of mouth dan positive viral di kalangan netizen yang tersentuh oleh ide mulia di balik bisnis tersebut. Sepak terjang Chloe, mengingatkan saya pada TOMS Shoes di Amerika Serikat yang mengusung model bisnis yang kira-kira sama. TOMS menggunakan apa yang disebut model bisnis “One for One “ yang sukses luar biasa.

Intinya, untuksatupasangsepatuyang terjual, TOMS mendonasikan satu pasang sepatu lain untuk anak-anak yang tidak beruntung di Argentina, Ethiopia, Rwanda, Guatemala, dan lain-lain.

Dengan mengandalkan word of mouth dan para evangelists fanatik sebagai alat pemasaran ampuh, TOMS meraup sukses luar biasa hingga me-rambah kategori lain seperti kacamata dan baju. Seperti halnya Chloe, TOMS mengandalkan kekuatan story-telling dengan sebuah misi bisnis yang sangat mulia.

The More You Give, The More You Get

Upaya mulia Chloe memberi pelajaran berharga pada kita betapa kepedulian kepada sesama bisa menjadi “roh” bagi kesuksesan sebuah bisnis. Coba saja kalau bisnis online Chloe murni mencari profit seperti umumnya bisnis-bisnis online yang lain, pasti siapa pun tak akan peduli.

Mungkin juga saya tak akan menulis artikel ini. Namun ketika pilar-pilar bisnisnya dibangun di atas spirit of giving yang luar biasa maka dunia pun menoleh kepadanya. Istilah kerennya: mestakung , semesta mendukung. Barangkali karena pengaruh mestakung pula saya menulis artikel ini.

Saya percaya pada hukum Tuhan bahwa, ketika Anda berbuat kebajikan dan memberi kemanfaatan luar biasa pada orang-orang di sekitar Anda, maka mereka akan membalasnya dengan kebajikan dan kemanfaatan yang jauh lebih luar biasa. “The more you give, the more you get “.

Ketika Google misalnya, memberikan kemanfaatan luar biasa kepada kita semua (contohnya: cari alamat gang di Jakarta begitu gampangnya dengan Google Map, gratis lagi) maka kita pun akan balik berupaya menyukseskan Google. Tak heran jika Google kini menjadi salah satu perusahaan tersukses di dunia. Sekali lagi... mestakung.

Karena itu janganlah ragu-ragu untuk give more ke orang lain, karena pasti Anda akanget more dari mereka. Prinsip “the more you give, the more you get“ begitu gampang diucapkan tapi amat sulit dijalankan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan ketulusan, kejujuran pada diri sendiri, dan keikhlasan. Dan terus terang, selama sejam saya di acara talkshow Berita Satu , saya (Nama: Yuswohady. Umur: kepala empat.

Dikenal sebagai: pakar bisnis dan pemasaran) belajar ketulusan, kejujuran, dan keikhlasan yang luar biasa dari seorang gadis berusia 13 tahun. Wow !!! Dan, ingat tiga hal inilah “jantung” dari social biz model .

Yuswohady
Managing Partner Inventure www.yuswohady.com @yuswohady
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5068 seconds (0.1#10.140)