Sun Life Tingkatkan Literasi Keuangan
A
A
A
NUSA DUA - PT Sun Life Financial Indonesia dan Financial Planning Standard Board Indonesia (FPSB) menyelenggarakan program pendidikan keuangan kepada masyarakat Bali.
Presiden Direktur Sun Life Indonesia Eddy Belmans menyatakan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari komitmen perseroan untuk mendukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Selama sepekan ke depan perusahaan asuransi asal Kanada ini akan memberikan ilmu pengetahuan seputar perencanaan keuangan pribadi.
”Pada hari pertama kami akan memberikan program edukasi finansial kepada mahasiswa Universitas Udayana, kami juga telah menyelenggarakan pelatihan serupa di beberapa universitas di Jakarta dan Bandung,” kata Eddy saat menghadiri pembukaan ”Kampoeng Cerdas Keuangan” di Pecatu Hall, Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali, kemarin.
Lebih lanjut dia menyatakan, pada fase pertama akan ada delapan universitas yang siap diberikan pendidikan keuangan. Dalam enam bulan terakhir ini sudah ada lima universitas yang telah dikunjungi oleh Sun Life Indonesia. Tujuan dari acara ini, menurut Eddy, setelah lulus dari bangku perguruan tinggi, para mahasiswa bisa meningkatkan kualitas hidup masa depannya melalui perencanaan keuangan yang baik.
Mahasiswa juga diharapkan menjadi pemimpin di kelompoknya masing-masing. ”Melalui program perencanaan keuangan bagi mahasiswa ini, kami berharap mereka bisa menerapkan setelah lulus kuliah,” pungkasnya. Di tempat yang sama Ketua Umum Financial Planner Association Indonesia (FPAI) Henry Januar menjelaskan, penyelenggaraan Kampoeng Cerdas Keuangan ini sebagai wadah pertemuan antara perencana keuangan dengan masyarakat di daerah.
Edukasi finansial ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa, tapi juga ibu rumah tangga, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan profesional. ”Dari asosiasi FPAI yang berjumlah lebih dari 11.000 anggota, mereka ingin berpartisipasi tapi bingung tidak tahu ke mana, dengan acara ini mereka bisa memberi program dan pelatihan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ketua Yayasan FPSB Indonesia Tri Djoko Santoso berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan indeks literasi keuangan di Indonesia yang jumlahnya masih minim. Peningkatan indeks literasi keuangan diharapkan mampu mendorong penyediaan sumber daya dan sarana untuk mengelola uang.
”Jika dilihat dari sejauh mana masyarakat melek keuangan, harus memiliki tiga persyaratan yaitu tahu, mampu, dan mau. Untuk men-deliver edukasi keuangan, kita menggandeng 18 perguruan tinggi di sekitar Pulau Jawa,” ungkapnya. Sementara, anggota Dewan Komisaris OJK Kusumaningtuti S Setiono mengakui, masyarakat Indonesia masih memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Dari hasil survei OJK, hanya 22% masyarakat yang memiliki pengetahuan seputar keuangan. ”Hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” kata dia.
Heru febrianto
Presiden Direktur Sun Life Indonesia Eddy Belmans menyatakan, kegiatan ini merupakan kelanjutan dari komitmen perseroan untuk mendukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Selama sepekan ke depan perusahaan asuransi asal Kanada ini akan memberikan ilmu pengetahuan seputar perencanaan keuangan pribadi.
”Pada hari pertama kami akan memberikan program edukasi finansial kepada mahasiswa Universitas Udayana, kami juga telah menyelenggarakan pelatihan serupa di beberapa universitas di Jakarta dan Bandung,” kata Eddy saat menghadiri pembukaan ”Kampoeng Cerdas Keuangan” di Pecatu Hall, Bali Nusa Dua Convention Centre, Nusa Dua, Bali, kemarin.
Lebih lanjut dia menyatakan, pada fase pertama akan ada delapan universitas yang siap diberikan pendidikan keuangan. Dalam enam bulan terakhir ini sudah ada lima universitas yang telah dikunjungi oleh Sun Life Indonesia. Tujuan dari acara ini, menurut Eddy, setelah lulus dari bangku perguruan tinggi, para mahasiswa bisa meningkatkan kualitas hidup masa depannya melalui perencanaan keuangan yang baik.
Mahasiswa juga diharapkan menjadi pemimpin di kelompoknya masing-masing. ”Melalui program perencanaan keuangan bagi mahasiswa ini, kami berharap mereka bisa menerapkan setelah lulus kuliah,” pungkasnya. Di tempat yang sama Ketua Umum Financial Planner Association Indonesia (FPAI) Henry Januar menjelaskan, penyelenggaraan Kampoeng Cerdas Keuangan ini sebagai wadah pertemuan antara perencana keuangan dengan masyarakat di daerah.
Edukasi finansial ini tidak hanya diberikan kepada mahasiswa, tapi juga ibu rumah tangga, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), dan profesional. ”Dari asosiasi FPAI yang berjumlah lebih dari 11.000 anggota, mereka ingin berpartisipasi tapi bingung tidak tahu ke mana, dengan acara ini mereka bisa memberi program dan pelatihan kepada masyarakat,” ujarnya.
Ketua Yayasan FPSB Indonesia Tri Djoko Santoso berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan indeks literasi keuangan di Indonesia yang jumlahnya masih minim. Peningkatan indeks literasi keuangan diharapkan mampu mendorong penyediaan sumber daya dan sarana untuk mengelola uang.
”Jika dilihat dari sejauh mana masyarakat melek keuangan, harus memiliki tiga persyaratan yaitu tahu, mampu, dan mau. Untuk men-deliver edukasi keuangan, kita menggandeng 18 perguruan tinggi di sekitar Pulau Jawa,” ungkapnya. Sementara, anggota Dewan Komisaris OJK Kusumaningtuti S Setiono mengakui, masyarakat Indonesia masih memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Dari hasil survei OJK, hanya 22% masyarakat yang memiliki pengetahuan seputar keuangan. ”Hal ini menyebabkan masyarakat kesulitan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya,” kata dia.
Heru febrianto
(bbg)