Aktivitas Manufaktur China Menyusut

Rabu, 25 Maret 2015 - 09:25 WIB
Aktivitas Manufaktur China Menyusut
Aktivitas Manufaktur China Menyusut
A A A
BEIJING - Aktivitas manufaktur China menyusut pada Maret di level tercepat dalam hampir setahun. Laporan terbaru HSBC itu menunjukkan memburuknya kondisi di negara ekonomi terbesar kedua dunia tersebut.

Keadaan ini menambah tekanan pada pemerintah China akan menerapkan kebijakan moneter dana murah selanjutnya. ”Indeks manajer pembelian awal (purchasing managers index/ PMI) sebesar 49,2, di bawah batas 50 dan paling lemah sejak April lalu saat menyentuh 48,1,” ungkap laporan HSBC, dikutip kantor berita AFP.

Data ini juga lebih rendah dari PMI akhir 50,7 pada Februari dan jauh di bawah ratarata proyeksi 50,5 dalam survei para ekonom Bloomberg. Indeks yang dikompilasikan oleh penyedia jasa informasi Markit ini melacak aktivitas di berbagai pabrik dan workshop di China serta menjadi barometer kesehatan ekonomi raksasa Asia tersebut.

”Data suram ini menunjukkan memburuknya kesehatan sektor manufaktur China pada Maret. Penurunan terbaru dalam total bisnis baru berkontribusi pada terus melemahnya output, saat berbagai perusahaan terus mengurangi jumlah tenaga kerja,” ungkap ekonom Markit Annabel Fiddes, dikutip kantor berita AFP.

Fiddes menambahkan, relatif menurunnya permintaan klien membuat para produsen memangkas harga. Liang Hong, ekonom dari bank investasi China International Capital Corporation, menjelaskan BAHWA subindeks untuk tenaga kerja yang menjadi pertimbangan bagi otoritas makroekonomi turun ke level terendah dalam enam tahun. ”Tekanan pada pemerintah untuk menstabilkan pertumbuhan dan mendukung tenaga kerja terus meningkat,” ujarnya.

PMI pada Maret itu jelas menambah kekhawatiran bahwa pertumbuhan China mungkin terus melemah. Padahal, China menjadi penggerak utama ekonomi global. Ekonomi China tumbuh 7,4% tahun lalu, level terendah dalam hampir seperempat abad. Data resmi yang muncul bulan ini menunjukkan pertumbuhan produksi, konsumsi dan investasi juga turun ke level terendah dalam beberapa tahun.

”Memburuknya PMI menunjukkan risiko penurunan pertumbuhan China pada 2015 telah mulai muncul,” ungkap para ekonom Barclays dalam catatan risetnya. Julian Evans-Pritchard, ekonom dari firma riset Capital Economics, menyampaikan bahwa data tersebut menunjukkan ekonomi China melemah tajam pada tiga bulan pertama tahun ini. ”Kami perkirakan penurunan pertumbuhan akan moderat dalam beberapa bulan mendatang saat para pembuat kebijakan meningkatkan belanja fiskal dan terus memangkas rasio dana cadangan perbankan dan suku bunga untuk mencegah terus melemahnya pertumbuhan pada tahun ini hingga lebih rendah dari target tahunan mereka,” paparnya.

Pemerintah China telah mengurangi target pertumbuhan tahun ini menjadi sekitar 7%, level terendah sejak 2004. Menyoroti kekhawatiran pemerintah terhadap kondisi ekonomi, Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC) memangkas suku bunga tabungan dan pinjaman pada Februari, untuk kedua kali dalam tiga bulan.

Otoritas juga menghindari insentif skala besar untuk mendorong pertumbuhan saat mereka ingin mengubah ekonomi dari pertumbuhan tahunan dua digit menjadi lebih lambat tapi berkelanjutan. Tahap ini mereka anggap sebagai kondisi normal yang baru. Meski demikian, Perdana Menteri (PM) China Li Keqiang awal bulan ini menunjukkan bahwa lebih banyak tekanan akan diambil untuk mendorong pertumbuhan. Menurutnya, China masih memiliki banyak instrumen kebijakan yang dapat diterapkan.

Beberapa analis memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2015 akan lebih rendah dari target 7%. ”Melemahnya data PMI ini dapat menambah tekanan untuk penerapan kebijakan dana murah,” papar para ekonom di CICC, dikutip kantor berita Reuters . JP Morgan menjelaskan, pemangkasan dana cadangan perbankan di bank sentral mungkin akan dilakukan paling cepat pada April. Saham-saham Asia turun setelah laporan PMI tersebut.

Saham- saham di Shanghai melemah lebih dari 2%. Adapun, survei industri terpisah yang dirilis China Beige Book (CBB) awal pekan ini menunjukkan berbagai perusahaan China semakin waspada pada pinjaman dan investasi pada kuartal I/2015.

syarifudin
(bhr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6795 seconds (0.1#10.140)