Bank Mandiri Siapkan Perubahan Kartu ATM
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk tengah menyiapkan perubahan kartu debit ATM dari semula menggunakan teknologi pita magnetik menjadi kartu ATM dengan sistem chip .
”Kami estimasikan penggantian satu kartu biayanya 1 dolar AS, jika mengganti kartu lama sebanyak 13,5 juta, biayanya sekitar USD13,5 juta,” kata Senior Vice President Transaction Banking Retail Rahmat Broto Triaji di Jakarta, Selasa(24/3). Rahmat menyebutkan, nasabah bank BUMN saat ini berjumlah 13,5 juta. Jumlah nasabah tersebut diperkirakan akan bertambah saat implementasi perubahan itu.
Menurut dia, standardisasi instrumen dan jaringan penerimaannya akan membuat sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan diterima dengan luas masyarakat dan pelaku bisnis.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Eny Pangabean menyatakan, kartu debit ATM saat ini dianggap sudah kurang aman karena kerap menjadi target pembobolan dan tindakan kriminal lainnya. ”Cara efektif untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan mengaplikasikan teknologi chip dalam kartu ATM. Sejumlah negara juga sudah menggunakannya seperti Jepang, Singapura, Thailand, Malaysia, Australia, dan lainnya,” tutur Eny.
Dia berpendapat, kelebihan tersebut didapat karena proses enkripsi data yang tersimpan di dalam chip lebih sulit dilakukan daripada kartu debit konvensional. Menurutnya, penggunaan teknologi chip di Indonesia sebenarnya sudah dilakukan pada kartu kredit sejak tahun 2010. ”Namun untuk pelaksanaan pada kartudebit, akanmemperhatikan kesiapan masyarakat dan pelaku bisnis atau industri,” ujarnya.
Eny menambahkan, penggantian kartu ATM di Indonesia yang berjumlah 108 juta buah tentu membutuhkan waktu yang sangat panjang, baik pada proses pencetakan chip beserta input data, dan juga ketika mendistribusikan kepada masingmasing nasabah.
Hatim varabi/ant
”Kami estimasikan penggantian satu kartu biayanya 1 dolar AS, jika mengganti kartu lama sebanyak 13,5 juta, biayanya sekitar USD13,5 juta,” kata Senior Vice President Transaction Banking Retail Rahmat Broto Triaji di Jakarta, Selasa(24/3). Rahmat menyebutkan, nasabah bank BUMN saat ini berjumlah 13,5 juta. Jumlah nasabah tersebut diperkirakan akan bertambah saat implementasi perubahan itu.
Menurut dia, standardisasi instrumen dan jaringan penerimaannya akan membuat sistem pembayaran menjadi lebih efisien dan diterima dengan luas masyarakat dan pelaku bisnis.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Eny Pangabean menyatakan, kartu debit ATM saat ini dianggap sudah kurang aman karena kerap menjadi target pembobolan dan tindakan kriminal lainnya. ”Cara efektif untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan mengaplikasikan teknologi chip dalam kartu ATM. Sejumlah negara juga sudah menggunakannya seperti Jepang, Singapura, Thailand, Malaysia, Australia, dan lainnya,” tutur Eny.
Dia berpendapat, kelebihan tersebut didapat karena proses enkripsi data yang tersimpan di dalam chip lebih sulit dilakukan daripada kartu debit konvensional. Menurutnya, penggunaan teknologi chip di Indonesia sebenarnya sudah dilakukan pada kartu kredit sejak tahun 2010. ”Namun untuk pelaksanaan pada kartudebit, akanmemperhatikan kesiapan masyarakat dan pelaku bisnis atau industri,” ujarnya.
Eny menambahkan, penggantian kartu ATM di Indonesia yang berjumlah 108 juta buah tentu membutuhkan waktu yang sangat panjang, baik pada proses pencetakan chip beserta input data, dan juga ketika mendistribusikan kepada masingmasing nasabah.
Hatim varabi/ant
(ftr)