Pertamina Bangun Pembangkit Listrik
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) berkapasitas 250 megawatt (MW) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara.
Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Arindita Pusponegoro mengatakan, proyek PLTGU Sei Mangkei diperkirakan membutuhkan investasi USD250 juta. Asumsi itu berdasarkan investasi PLTGU yang mencapai USD1 juta per megawatt. ”Kami sedang finalisasi untuk pastikan angka finalnya di manajemen Pertamina,” kata Wianda di Jakarta kemarin.
Menurutnya, Pertamina akan ekspansi lebih luas membangun pembangkit listrik. Hal itu, sesuai dengan kapasitas Pertamina sebagai perusahaan energi, bukan hanya bergerak di sektor minyak dan gas bumi. Pertamina melalui skema perusahaan produsen listrik swasta (independent power producer /IPP) merencanakan pembangunan proyek-proyek pembangkit lain.
”Ini sesuai status Pertamina sebagai perusahaan energi, bukan hanya perusahaan migas,” tutur Wianda. Sebelumnya perusahaan BUMN ini juga telah menggandeng Akuo Energy, perusahaan yang bergerak di energi baru dan terbarukan (EBT) asal Prancis untuk membangun pembangkit listrik.
Targetnya, pembangunan konstruksi dimulai pada 2016 dengan kapasitas 5 MW solar PV. Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik telah memicu pertumbuhan permintaan listrik rata-rata sekitar 8,5% per tahun sejak2011.
Di sisi lain, pada 2025 pemerintah menargetkan kontribusi energi baru dan terbarukan mencapai 23% terhadap bauran energi nasional. ”Pada 2018, kami harapkan pengembangan wind , solar PV, dan OTEC dalam skala lebih besar sudah dimulai sehingga kapasitas total pembangkit listrik berbasis ketiga jenis EBT tersebut mencapai 560 MW,” kata dia.
Beroperasi 2017
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, kerja sama Pertamina dengan PTPN III merupakan wujud sinergi BUMN dalam kontribusi pengembangan infrastruktur kelistrikan nasional yang ditargetkan pemerintah sebesar 35.000 MW. Pertamina dan PTPN III bermtra sebagai IPP untuk mengurangi defisit pasokan listrik di wilayah tersebut.
”Kami berharap, proyek ini akan berjalan dengan baik dan memenuhi target beroperasi pada pertengahan 2017 untuk tahap 1 (open cycle ) dan 2018 untuk tahap 2 (combined cycle ),” ungkap dia.
Sumber pasokan gas untuk PLTGU direncanakan berasal dari regasifikasi liquefied natural gas (LNG) dari fasilitas regasifikasi di Arun yang dialirkan melalui pipa transmisi gas Arun-Belawan dan pipa distribusi gas Belawan-Kawasan Industri Medan-KEK Sei Mangkei dan dioperasikan PT Pertamina Gas dengan kapasitas 400 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Pertagas, melalui anak usahanya, PT Perta Arun Gas akan menyelesaikan proses regasifikasi LNG ke gas alam dan akan menyalurkan gas tersebut ke pembangkit listrik PLN di Aceh Utara. Saat ini, total kebutuhan gas yang akan disalurkan kepada pembangkit PLN sebesar 135 mmscfd yang terdiri dari 40 mmscfd untuk pembangkit listrik Arun dan 95 mmscfd untuk pembangkit listrik Belawan.
Selain itu, berdasarkan hasil pemetaan potensi penggunaan gas, kebutuhan industri di wilayah Sumatera Utara diperkirakan mencapai 250 mmscfd. Dwi mengatakan, Pertamina dan PTPN III juga akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero) selaku off taker utama dari listrik yang akan dihasilkan dari PLTGU Sei Mangkei.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 2012, PTPN III merupakan Badan Usaha Pengelola KEK Sei Mangkei dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait wilayah usaha penyediaan listrik dan dapat melakukan kerja sama jual-beli listrik dengan PLN.
Direktur PLN Murtaqi Syamsuddin mengatakan, hingga saat ini belum ada perjanjian kerjasama jual beli listrik antara PLN dengan PTPN III.
Nanang wijayanto
Vice President Corporate Communications Pertamina Wianda Arindita Pusponegoro mengatakan, proyek PLTGU Sei Mangkei diperkirakan membutuhkan investasi USD250 juta. Asumsi itu berdasarkan investasi PLTGU yang mencapai USD1 juta per megawatt. ”Kami sedang finalisasi untuk pastikan angka finalnya di manajemen Pertamina,” kata Wianda di Jakarta kemarin.
Menurutnya, Pertamina akan ekspansi lebih luas membangun pembangkit listrik. Hal itu, sesuai dengan kapasitas Pertamina sebagai perusahaan energi, bukan hanya bergerak di sektor minyak dan gas bumi. Pertamina melalui skema perusahaan produsen listrik swasta (independent power producer /IPP) merencanakan pembangunan proyek-proyek pembangkit lain.
”Ini sesuai status Pertamina sebagai perusahaan energi, bukan hanya perusahaan migas,” tutur Wianda. Sebelumnya perusahaan BUMN ini juga telah menggandeng Akuo Energy, perusahaan yang bergerak di energi baru dan terbarukan (EBT) asal Prancis untuk membangun pembangkit listrik.
Targetnya, pembangunan konstruksi dimulai pada 2016 dengan kapasitas 5 MW solar PV. Direktur Energi Baru dan Terbarukan Pertamina Yenni Andayani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik telah memicu pertumbuhan permintaan listrik rata-rata sekitar 8,5% per tahun sejak2011.
Di sisi lain, pada 2025 pemerintah menargetkan kontribusi energi baru dan terbarukan mencapai 23% terhadap bauran energi nasional. ”Pada 2018, kami harapkan pengembangan wind , solar PV, dan OTEC dalam skala lebih besar sudah dimulai sehingga kapasitas total pembangkit listrik berbasis ketiga jenis EBT tersebut mencapai 560 MW,” kata dia.
Beroperasi 2017
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, kerja sama Pertamina dengan PTPN III merupakan wujud sinergi BUMN dalam kontribusi pengembangan infrastruktur kelistrikan nasional yang ditargetkan pemerintah sebesar 35.000 MW. Pertamina dan PTPN III bermtra sebagai IPP untuk mengurangi defisit pasokan listrik di wilayah tersebut.
”Kami berharap, proyek ini akan berjalan dengan baik dan memenuhi target beroperasi pada pertengahan 2017 untuk tahap 1 (open cycle ) dan 2018 untuk tahap 2 (combined cycle ),” ungkap dia.
Sumber pasokan gas untuk PLTGU direncanakan berasal dari regasifikasi liquefied natural gas (LNG) dari fasilitas regasifikasi di Arun yang dialirkan melalui pipa transmisi gas Arun-Belawan dan pipa distribusi gas Belawan-Kawasan Industri Medan-KEK Sei Mangkei dan dioperasikan PT Pertamina Gas dengan kapasitas 400 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Pertagas, melalui anak usahanya, PT Perta Arun Gas akan menyelesaikan proses regasifikasi LNG ke gas alam dan akan menyalurkan gas tersebut ke pembangkit listrik PLN di Aceh Utara. Saat ini, total kebutuhan gas yang akan disalurkan kepada pembangkit PLN sebesar 135 mmscfd yang terdiri dari 40 mmscfd untuk pembangkit listrik Arun dan 95 mmscfd untuk pembangkit listrik Belawan.
Selain itu, berdasarkan hasil pemetaan potensi penggunaan gas, kebutuhan industri di wilayah Sumatera Utara diperkirakan mencapai 250 mmscfd. Dwi mengatakan, Pertamina dan PTPN III juga akan bekerja sama dengan PT PLN (Persero) selaku off taker utama dari listrik yang akan dihasilkan dari PLTGU Sei Mangkei.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 Tahun 2012, PTPN III merupakan Badan Usaha Pengelola KEK Sei Mangkei dan telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait wilayah usaha penyediaan listrik dan dapat melakukan kerja sama jual-beli listrik dengan PLN.
Direktur PLN Murtaqi Syamsuddin mengatakan, hingga saat ini belum ada perjanjian kerjasama jual beli listrik antara PLN dengan PTPN III.
Nanang wijayanto
(ftr)