Efektivitas Subsidi Langsung Elpiji Diragukan
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara meragukan efektivitas skema subsidi langsung untuk elpiji 3 kg. Sebab, menengok pengalaman penyaluran subsidi yang dilakukan pemerintah sebelumnya belum maksimal menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah mengkaji penerapan subsidi langsung untuk elpiji melalui kartu. Dengan skema tersebut, harga elpiji 3 kg tidak lagi mendapatkan subsidi dan harganya berdasarkan keekonomian.
"Saya dengar kan memang akan dibuat menjadi harga keekonomian, lalu pakai subsidi langsung. Nah yang saya khawatirkan sebetulnya, saya bukan enggak setuju subsidi langsung, tapi sistemnya itu sudah andal belum? Bahwa enggak ada lagi yang enggak tepat sasaran," ujar Marwan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Menurutnya, penerapan subsidi langsung untuk elpiji cukup bagus, namun yang terpenting saat ini adalah memperbaiki sistemnya terlebih dahulu. Ini dilakukan guna menghindari subsidi yang tidak tepat sasaran.
"Padahal orang mampu lebih banyak yang memanfaatkan. Jadi isunya adalah pola subsidi langsungnya kita dukung, tapi sistemnya sudah siap atau belum. Itu yang jadi persoalan," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja menuturkan, nantinya harga elpiji 3 kg tidak lagi mendapatkan subsidi. Subsidi tersebut akan diberikan langsung melalui kartu yang berisi dana yang dapat diisi ulang tiap bulannya.
"Semua harga (elpiji) di pasar sama. Tanpa subsidi. Mau yang 12 kg atau 3 kg. Tetapi yang miskin ada kartu diskonnya. Sekarang harga keekonomian saja, kalau yang sekarang 12 kg itu Rp134 ribu, berarti sekitar Rp12 ribu per kg," terang dia belum lama ini.
Menurutnya, kartu subsidi elpiji tersebut nantinya tidak bisa dicairkan dalam bentuk cash. Kartu tersebut akan berisi Rp42 ribu hingga Rp45 ribu, atau sekitar 5 kg elpiji. "Tiap bulan di transferin dana, tapi dana itu enggak boleh dalam cash. Pada saat membeli elpiji, jadi khusus untuk elpiji," tandas Wiratmadja.
Seperti diketahui, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah mengkaji penerapan subsidi langsung untuk elpiji melalui kartu. Dengan skema tersebut, harga elpiji 3 kg tidak lagi mendapatkan subsidi dan harganya berdasarkan keekonomian.
"Saya dengar kan memang akan dibuat menjadi harga keekonomian, lalu pakai subsidi langsung. Nah yang saya khawatirkan sebetulnya, saya bukan enggak setuju subsidi langsung, tapi sistemnya itu sudah andal belum? Bahwa enggak ada lagi yang enggak tepat sasaran," ujar Marwan di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/3/2015).
Menurutnya, penerapan subsidi langsung untuk elpiji cukup bagus, namun yang terpenting saat ini adalah memperbaiki sistemnya terlebih dahulu. Ini dilakukan guna menghindari subsidi yang tidak tepat sasaran.
"Padahal orang mampu lebih banyak yang memanfaatkan. Jadi isunya adalah pola subsidi langsungnya kita dukung, tapi sistemnya sudah siap atau belum. Itu yang jadi persoalan," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmadja menuturkan, nantinya harga elpiji 3 kg tidak lagi mendapatkan subsidi. Subsidi tersebut akan diberikan langsung melalui kartu yang berisi dana yang dapat diisi ulang tiap bulannya.
"Semua harga (elpiji) di pasar sama. Tanpa subsidi. Mau yang 12 kg atau 3 kg. Tetapi yang miskin ada kartu diskonnya. Sekarang harga keekonomian saja, kalau yang sekarang 12 kg itu Rp134 ribu, berarti sekitar Rp12 ribu per kg," terang dia belum lama ini.
Menurutnya, kartu subsidi elpiji tersebut nantinya tidak bisa dicairkan dalam bentuk cash. Kartu tersebut akan berisi Rp42 ribu hingga Rp45 ribu, atau sekitar 5 kg elpiji. "Tiap bulan di transferin dana, tapi dana itu enggak boleh dalam cash. Pada saat membeli elpiji, jadi khusus untuk elpiji," tandas Wiratmadja.
(izz)