Jonan Yakin Pelabuhan Cilamaya Tak Ganggu Pipa Pertamina
Senin, 30 Maret 2015 - 16:45 WIB

Jonan Yakin Pelabuhan Cilamaya Tak Ganggu Pipa Pertamina
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan yakin, pembangunan Pelabuhan Cilamaya tidak akan mengganggu kegiatan operasional migas milik Offshore North West Java (ONWJ), anak usaha PT Pertamina. Bahkan, pipa migas di lokasi tersebut tidak perlu dipotong.
"Ya pipanya tetap ada di situ, tergantung cara bangunnya gimana. Kalau teknologi bagus ya bisa-bisa aja," ucap Jonan di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/3/2015).
Menurutnya, sejumlah kalangan yang menganggap Pelabuhan Cilamaya akan mengganggu kegiatan operasional Pertamina lantaran mereka tidak memahami kondisi riil. Meskipun Cilamaya dibangun, pipa-pipa tersebut tidak perlu dipotong.
"Yang nyuruh potong siapa? Yang ngomong pipa dipotong itu yang enggak ngerti. Saya kira enggak begitu, coba lihat di negara-negara lain. Kan dulu studinya sudah ada sebelum pemerintahan ini," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan lokasi pembangunan pelabuhan di Cilamaya digeser ke Cirebon. Sebab, Cilamaya memiliki banyak risiko keamanan dan dapat memadamkan listrik di Jakarta.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengungkapkan, lokasi pelabuhan di Cilamaya terdapat beberapa pipa gas dan platform milik Pertamina, yang jika jadi dibangun maka pipa migas tersebut harus direlokasi dan dimodifikasi terlebih dahulu.
"Jangan diganggu, area Cilamaya banyak pipa minyak dan gas. Lebih baik pembangunan pelabuhan itu dilaksanakan di Cirebon, itu wilayah paling bagus. Kalau pun di Balongan (Indramayu) tidak bagus karena masih kedekatan," ujar Wiratmaja belum lama ini.
Kondisi tersebut yang dinilai pihaknya memiliki banyak risiko. Sebab, proses relokasi dan modifikasi tersebut menyebabkan pipa dan platform tersebut harus dipotong. Cadangan gas pun akan menurun lantaran aliran gas akan berhenti hingga dua bulan.
"Dampaknya kalau dibangun ada beberapa platform yang harus dipotong. Berarti kalau platform dipotong, produksi migasnya akan turun. Pipa-pipa yang ada di sini, harus dimodifikasi, harus diperdalam, butuh waktu bulanan untuk memperbaiki itu," jelas dia.
Usulan pergeseran lokasi tersebut, akan disampaikannya kepada Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, dan Menteri Jonan. Pemerintah pun sepakat untuk menengok lokasi alternatif tersebut.
"Ya pipanya tetap ada di situ, tergantung cara bangunnya gimana. Kalau teknologi bagus ya bisa-bisa aja," ucap Jonan di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/3/2015).
Menurutnya, sejumlah kalangan yang menganggap Pelabuhan Cilamaya akan mengganggu kegiatan operasional Pertamina lantaran mereka tidak memahami kondisi riil. Meskipun Cilamaya dibangun, pipa-pipa tersebut tidak perlu dipotong.
"Yang nyuruh potong siapa? Yang ngomong pipa dipotong itu yang enggak ngerti. Saya kira enggak begitu, coba lihat di negara-negara lain. Kan dulu studinya sudah ada sebelum pemerintahan ini," tandas dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan lokasi pembangunan pelabuhan di Cilamaya digeser ke Cirebon. Sebab, Cilamaya memiliki banyak risiko keamanan dan dapat memadamkan listrik di Jakarta.
Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja mengungkapkan, lokasi pelabuhan di Cilamaya terdapat beberapa pipa gas dan platform milik Pertamina, yang jika jadi dibangun maka pipa migas tersebut harus direlokasi dan dimodifikasi terlebih dahulu.
"Jangan diganggu, area Cilamaya banyak pipa minyak dan gas. Lebih baik pembangunan pelabuhan itu dilaksanakan di Cirebon, itu wilayah paling bagus. Kalau pun di Balongan (Indramayu) tidak bagus karena masih kedekatan," ujar Wiratmaja belum lama ini.
Kondisi tersebut yang dinilai pihaknya memiliki banyak risiko. Sebab, proses relokasi dan modifikasi tersebut menyebabkan pipa dan platform tersebut harus dipotong. Cadangan gas pun akan menurun lantaran aliran gas akan berhenti hingga dua bulan.
"Dampaknya kalau dibangun ada beberapa platform yang harus dipotong. Berarti kalau platform dipotong, produksi migasnya akan turun. Pipa-pipa yang ada di sini, harus dimodifikasi, harus diperdalam, butuh waktu bulanan untuk memperbaiki itu," jelas dia.
Usulan pergeseran lokasi tersebut, akan disampaikannya kepada Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo, Kepala Bappenas Andrinof Chaniago, dan Menteri Jonan. Pemerintah pun sepakat untuk menengok lokasi alternatif tersebut.
(izz)