BI Punya Lima Pilar Kembangkan Ekonomi Syariah

Rabu, 01 April 2015 - 17:18 WIB
BI Punya Lima Pilar...
BI Punya Lima Pilar Kembangkan Ekonomi Syariah
A A A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, dalam pengembangan ekonomi syariah, Bank Indonesia memiliki lima pilar pengembangan strategi utama dengan berasaskan kesejahteraan sosial dan berkeadilan.

Pilar pertama adalah pembangunan Sumber Daya Insani (SDI) dan peningkatan nilai tambah dari pelaku ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Kedua, penciptaan tata kelola yang baik (good governance) melalui formulasi kebijakan yang berdampak positif langsung kepada institusi terkait. Ketiga, pengembangan infrastruktur utama dan aliran informasi sehingga terciptanya pasar yang efisien.

"Keempat, pengembangan produk/instrumen dan pasar keuangan syariah yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Tirta, Rabu (1/4/2015).

Kelima, pembentukan struktur industri berlandaskan nilai Islami dengan memperhatikan keterkaitan antar otoritas sesuai fungsi target pasarnya.

Kelima pilar tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai alat untuk pemberdayaan pesantren agar dapat mencapai titik optimalnya dalam kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional.

Termasuk, menguatkan peran pesantren untuk mengedukasi masyarakat baik dalam hal keagamaan maupun etika bisnis sejalan dengan tujuan nilai luhur syariah. BI juga telah merumuskan langkah-langkah program kerja nyata yang akan segera diimplementasikan.

Pertama adalah peningkatan kapabilitas dan ketrampilan pondok pesantren untuk mendukung keberlanjutan kemandirian ekonomi, melalui program penguatan dan perluasan unit bisnis, pengelolaan keuangan dan peningkatan efisiensi dan tata kelola pesantren.

Kedua, mendukung peningkatan kemampuan wirausaha di lembaga pondok pesantren melalui pengembangan inkubator bisnis syariah. Ketiga, menjadikan santri dan alumni pesantren sebagai pionir wirausaha masyarakat.

"Selain itu, akan juga dilakukan pengembangkan kajian dan implementasi model bisnis yang paling sesuai dengan kearifan lokal dan karakteristik dari masing-masing wilayah dan pesantren," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1101 seconds (0.1#10.140)