Masyarakat Resah Elpiji 12 Kg Mahal, 3 Kg Langka
A
A
A
JAKARTA - Pengurus harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, jika elpiji 3 kg mulai langka dan elpiji 12 kg makin mahal, dapat menimbulkan keresahan masyarakat dan berpotensi kembali beralih ke kayu bakar.
Fenomena itu bakal terjadi jika pemerintah tetap meninggikan harga elpiji 12 kg. "Ya sebetulnya, masalah kenaikan ini bukan setuju atau enggak setuju, tapi kan memang biaya produksi yang elpiji 12 kg itu kan mahal. Ya tapi kalau naik terus, masak orang mau pakai kayu bakar gara-gara yang elpiji 3 kg juga langka?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Jumat (3/4/2015).
Menurutnya, jika biaya produksi mahal, kemungkinan juga ada yang dirugikan Pertamina. Karena elpiji 12 kg itu disubsidi oleh mereka.
"YLKI konsennya sekarang menghentikan distorsi untuk komoditas elpiji 12 kg yang isinya sama tapi harganya berbeda jauh. Masalahnya didistribusi. Terus belum lagi masalah elpiji 3 kg ini yang terdesak oleh pengguna elpiji 12 kg yang migrasi," terang dia.
Tulus mengatakan, pemerintah mesti punya andil besar dalam mengontrol kondisi ini agar masyarakat punya hak pilih, tidak memilih elpiji 12 kg saja atau hanya elpiji 3 kg.
"Saat ini kan bahan bakar masak cuma elpiji. Kalau kita beli dengan harga mahal, kemudian kita mau apa, kan enggak fair. Masa mau pakai kayu bakar lagi?" pungkasnya.
(Baca: Masyarakat Kaget Harga Elpiji 12 Kg Naik Diam-diam)
Fenomena itu bakal terjadi jika pemerintah tetap meninggikan harga elpiji 12 kg. "Ya sebetulnya, masalah kenaikan ini bukan setuju atau enggak setuju, tapi kan memang biaya produksi yang elpiji 12 kg itu kan mahal. Ya tapi kalau naik terus, masak orang mau pakai kayu bakar gara-gara yang elpiji 3 kg juga langka?" ujarnya kepada Sindonews di Jakarta, Jumat (3/4/2015).
Menurutnya, jika biaya produksi mahal, kemungkinan juga ada yang dirugikan Pertamina. Karena elpiji 12 kg itu disubsidi oleh mereka.
"YLKI konsennya sekarang menghentikan distorsi untuk komoditas elpiji 12 kg yang isinya sama tapi harganya berbeda jauh. Masalahnya didistribusi. Terus belum lagi masalah elpiji 3 kg ini yang terdesak oleh pengguna elpiji 12 kg yang migrasi," terang dia.
Tulus mengatakan, pemerintah mesti punya andil besar dalam mengontrol kondisi ini agar masyarakat punya hak pilih, tidak memilih elpiji 12 kg saja atau hanya elpiji 3 kg.
"Saat ini kan bahan bakar masak cuma elpiji. Kalau kita beli dengan harga mahal, kemudian kita mau apa, kan enggak fair. Masa mau pakai kayu bakar lagi?" pungkasnya.
(Baca: Masyarakat Kaget Harga Elpiji 12 Kg Naik Diam-diam)
(izz)