Kenaikan Elpiji 12 Kg Tekan Daya Beli Kelas Menengah
A
A
A
JAKARTA - Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Rofikoh Rokhim mengungkapkan, dampak kenaikan harga elpiji 12 kg menekan daya beli masyarakat kelas menengah. Sebab, mereka yang mengonsumsi bahan bakar ini.
Menurutnya, kenaikan elpiji 12 kg dapat mendorong inflasi pada April. Dampak inflasi dari konsumsi elpiji ini diperkirakan di level 0,2%.
Dia juga mengingatkan, yang perlu diwaspadai adalah pasokan elpiji 3 kg di pasar rawan kelangkaan. "Sektor konsumsi rumah tangga pasti akan menekan daya beli masyarakat kelas menengah. Kita harus waspadai kenaikan elpiji 3 kg yang lebih sensitif dan akan terjadi peralihan penggunaan," ujar Rofikoh, Jumat (3/4/2015)
Dia menjelaskan kenaikan harga elpiji 12 kg akan berdampak pada daya beli masyarakat karena dikonsumsi konsumen rumah tangga. Namun, dampak kenaikan elpiji 12 kg tidak signifikan karena konsumennya yang tidak terlalu besar dan penggunaan yang tidak rutin.
Masyarakat kelas bawah lebih cenderung menggunakan elpiji 3 kg. "Prediksinya memang tidak mendorong inflasi karena kita banyak mengonsumsi 3 kg oleh pedagang kecil. Mereka pasti rutin menggunakan 3 kg setiap hari. Untuk yang 12 kg tidak terlalu sering dibeli," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) diam-diam telah menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp666,67 per kg atau sekitar Rp8.000 per tabung. Kenaikan harga tersebut mulai berlaku pada bulan ini.
Menurutnya, kenaikan elpiji 12 kg dapat mendorong inflasi pada April. Dampak inflasi dari konsumsi elpiji ini diperkirakan di level 0,2%.
Dia juga mengingatkan, yang perlu diwaspadai adalah pasokan elpiji 3 kg di pasar rawan kelangkaan. "Sektor konsumsi rumah tangga pasti akan menekan daya beli masyarakat kelas menengah. Kita harus waspadai kenaikan elpiji 3 kg yang lebih sensitif dan akan terjadi peralihan penggunaan," ujar Rofikoh, Jumat (3/4/2015)
Dia menjelaskan kenaikan harga elpiji 12 kg akan berdampak pada daya beli masyarakat karena dikonsumsi konsumen rumah tangga. Namun, dampak kenaikan elpiji 12 kg tidak signifikan karena konsumennya yang tidak terlalu besar dan penggunaan yang tidak rutin.
Masyarakat kelas bawah lebih cenderung menggunakan elpiji 3 kg. "Prediksinya memang tidak mendorong inflasi karena kita banyak mengonsumsi 3 kg oleh pedagang kecil. Mereka pasti rutin menggunakan 3 kg setiap hari. Untuk yang 12 kg tidak terlalu sering dibeli," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) diam-diam telah menaikkan harga elpiji 12 kg sebesar Rp666,67 per kg atau sekitar Rp8.000 per tabung. Kenaikan harga tersebut mulai berlaku pada bulan ini.
(dmd)