Rupiah Berkesempatan Bertahan di Zona Hijau
A
A
A
JAKARTA - Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memperkirakan bahwa rupiah pada awal pekan ini berkesempatan tetap berada di zona hijau dengan masih adanya kecenderungan melemahnya laju dolar Amerika Serikat (USD).
"Kendati demikian, masih ada rilis data AS berupa klaim pengangguran yang dimungkinkan akan memberikan sentimen pada USD, sehingga tetap cermati dan antisipasi jika terjadi potensi pembalikan arah," kata dia, Senin (6/4/2015).
Reza memperkirakan laju rupiah berada pada kisaran Rp13.055-Rp12.985/USD berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sementara pada akhir pekan lalu, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.000/USD, dibanding hari sebelumnya di level Rp13.043/USD.
Pada akhir pekan lalu, berbeda dengan IHSG yang cenderung melemah, laju positif rupiah masih terjadi jelang libur panjang.
Tampaknya sentimen dari berbalik naiknya laju harga minyak seiring turunnya cadangan minyak AS dan kekhawatiran gagalnya kesepakatan pembicaraan nuklir Iran.
Kemudian lemahnya data-data AS membuat laju USD melemah, sehingga memberikan kesempatan bagi rupiah untuk menguat.
"Apalagi penguatan ini juga didukung sejumlah penguatan sejumlah mata uang kawasan," pungkasnya.
"Kendati demikian, masih ada rilis data AS berupa klaim pengangguran yang dimungkinkan akan memberikan sentimen pada USD, sehingga tetap cermati dan antisipasi jika terjadi potensi pembalikan arah," kata dia, Senin (6/4/2015).
Reza memperkirakan laju rupiah berada pada kisaran Rp13.055-Rp12.985/USD berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI). Sementara pada akhir pekan lalu, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada level Rp13.000/USD, dibanding hari sebelumnya di level Rp13.043/USD.
Pada akhir pekan lalu, berbeda dengan IHSG yang cenderung melemah, laju positif rupiah masih terjadi jelang libur panjang.
Tampaknya sentimen dari berbalik naiknya laju harga minyak seiring turunnya cadangan minyak AS dan kekhawatiran gagalnya kesepakatan pembicaraan nuklir Iran.
Kemudian lemahnya data-data AS membuat laju USD melemah, sehingga memberikan kesempatan bagi rupiah untuk menguat.
"Apalagi penguatan ini juga didukung sejumlah penguatan sejumlah mata uang kawasan," pungkasnya.
(rna)