Dalam Berbisnis Selalu Berorientasi Jangka Panjang
A
A
A
Sebagai pimpinan, siapa pun dituntut untuk menjadi panutan bagi para bawahannya. Demikian pula yang dilakukan oleh Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja.
Menurut dia, hakikat seorang pemimpin memang harus menjadi contoh dan panutan, selalu do as you do , jangan hanya do as I say . Di samping itu, kata perempuan peraih gelar MBA (Accounting) dari San Fransico State University, USA tahun 1987 itu, peran pemimpin dalam mendukung kesuksesan adalah menyelaraskan semua kepentingan para pemangku kepentingan.
Dengan demikian, seorang pemimpin bisa memastikan ada habitat yang kondusif di perusahaan sehingga semua dapat berkontribusi secara optimal. Parwati yang menjabat sebagai presiden direktur Bank OCBC NISP sejak 2008 mengakui, selama menjalani kariernya dia terinspirasi oleh orang tuanya, Karmaka Surjaudaja dan Lim Kwei-Ing.
Dia juga dia juga mengaku mendapat inspirasi dari Peter Eko Sutioso (saat ini wakil presiden komisaris Bank OCBC NISP) yang dianggapnya selalu menunjukkan bahwa keberhasilan dan integritas bisa berjalan beriringan. Sebagai orang nomor satu di sebuah perusahaan keuangan terkemuka, tentu bukan pekerjaan mudah bagi Parwati.
Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dia meyakini bahwa dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya dalam mengelola bisnis, dia bisa melewatinya dengan baik. ”Prinsip saya selalu berorientasi jangka panjang karena bisnis yang dibangun dengan orientasi jangka panjang akan bisa melalui berbagai gejolak dan tantangan,” ujar dia kepada KORAN SINDO.
Dia menambahkan, dengan cara berpikir dan berorientasi jangka panjang ke depan, pencapaiannya bisa berkesinambungan sehingga tidak hanya indah dalam sesaat. Parwati juga mengakui, peran orang tua dalam mendidik dan membesarkannya. Dia bersyukur memiliki orang tua yang selalu mengingatkan bahwa dirinya harus semangat apabila menghadapi atau mendapatkan masalah.
Mengutip perkataan orang tuanya, masalah diibaratkan sebagai anugerah karena jika bisa menyelesaikan dan menanganinya dengan baik, niscaya akan setingkat lebih maju. ”Ibaratnya seperti naik kelas,” ujar perempuan yang pernah bekerja sebagai konsultan senior di SGV Utomo/Arthur Andersen periode 1987-1990 itu.
Dengan segala kemampuan dan bekal arahan dari orang tuanya pula, Parwati berkeyakinan bisa membawa OCBC NISP meraih cita-cita sebagai bank lokal dengan kemampuan dan standar internasional dalam berbagai aspek, mulai dari teknologi informasi, sumber daya manusia (SDM), produk, proses, hingga penerapan tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG).
”Untuk itu, masih banyak hal yang harus terus kami tingkatkan agar Bank OCBC NISP tumbuh sehat secara berkelanjutan dan menjadi bank lokal yang mempunyai kemampuan internasional,” ujarnya.
Menurut dia, hakikat seorang pemimpin memang harus menjadi contoh dan panutan, selalu do as you do , jangan hanya do as I say . Di samping itu, kata perempuan peraih gelar MBA (Accounting) dari San Fransico State University, USA tahun 1987 itu, peran pemimpin dalam mendukung kesuksesan adalah menyelaraskan semua kepentingan para pemangku kepentingan.
Dengan demikian, seorang pemimpin bisa memastikan ada habitat yang kondusif di perusahaan sehingga semua dapat berkontribusi secara optimal. Parwati yang menjabat sebagai presiden direktur Bank OCBC NISP sejak 2008 mengakui, selama menjalani kariernya dia terinspirasi oleh orang tuanya, Karmaka Surjaudaja dan Lim Kwei-Ing.
Dia juga dia juga mengaku mendapat inspirasi dari Peter Eko Sutioso (saat ini wakil presiden komisaris Bank OCBC NISP) yang dianggapnya selalu menunjukkan bahwa keberhasilan dan integritas bisa berjalan beriringan. Sebagai orang nomor satu di sebuah perusahaan keuangan terkemuka, tentu bukan pekerjaan mudah bagi Parwati.
Ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun, dia meyakini bahwa dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya dalam mengelola bisnis, dia bisa melewatinya dengan baik. ”Prinsip saya selalu berorientasi jangka panjang karena bisnis yang dibangun dengan orientasi jangka panjang akan bisa melalui berbagai gejolak dan tantangan,” ujar dia kepada KORAN SINDO.
Dia menambahkan, dengan cara berpikir dan berorientasi jangka panjang ke depan, pencapaiannya bisa berkesinambungan sehingga tidak hanya indah dalam sesaat. Parwati juga mengakui, peran orang tua dalam mendidik dan membesarkannya. Dia bersyukur memiliki orang tua yang selalu mengingatkan bahwa dirinya harus semangat apabila menghadapi atau mendapatkan masalah.
Mengutip perkataan orang tuanya, masalah diibaratkan sebagai anugerah karena jika bisa menyelesaikan dan menanganinya dengan baik, niscaya akan setingkat lebih maju. ”Ibaratnya seperti naik kelas,” ujar perempuan yang pernah bekerja sebagai konsultan senior di SGV Utomo/Arthur Andersen periode 1987-1990 itu.
Dengan segala kemampuan dan bekal arahan dari orang tuanya pula, Parwati berkeyakinan bisa membawa OCBC NISP meraih cita-cita sebagai bank lokal dengan kemampuan dan standar internasional dalam berbagai aspek, mulai dari teknologi informasi, sumber daya manusia (SDM), produk, proses, hingga penerapan tata kelola perusahaan atau good corporate governance (GCG).
”Untuk itu, masih banyak hal yang harus terus kami tingkatkan agar Bank OCBC NISP tumbuh sehat secara berkelanjutan dan menjadi bank lokal yang mempunyai kemampuan internasional,” ujarnya.
(ftr)