Hingga Maret, Lifting Minyak Baru 765.000 Bph
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan, produksi minyak siap jual (lifting ) hingga Maret 2015 baru mencapai 765.000 barel per hari (bph), di bawah target sebesar 825.000 bph.
SKK Migas berharap naiknya produksi Blok Cepu, Lapangan Banyu Urip, Jawa Tengah, akan memperbaiki pencapaian lifting. ”Satu-satunya andalan untuk meningkatkan produksi dan mencapai target lifting hanya Blok Cepu, blok lainnya declining . Produksi Blok Cepu sudah 75.000 bph lebih dari semula hanya 40.000 bph,” ujar Kepala Humas SKK Migas Rudianto Rimbono di Jakarta kemarin.
Menurut dia, saat ini Blok Cepu terus dalam pengamatan SKK Migas apakah jumlah produksi terus dapat bertambah dengan mencari titik optimum sesuai dengan perkembangan teknis fasilitas produksi di lapangan tersebut.
Di sisi lain, mengenai penurunan produksi secara alamiah (natural decline), menurutnya rata-ratamencapai20%. ”Tapi dengan usaha-usaha teknis dan kegiatan investasi, sejauh ini decline rate bisa diminimumkan di level 3-5%,” kata dia.
Rudianto mengatakan, program- program di sektor hulu migas hingga saat ini masih sesuai dengan rencana kendati di tengah fluktuasi harga minyak dunia. Pengaruh harga minyak terhadap program-program pada kuartal berikut menurutnya akan didiskusikan dan dievaluasi pada rapat revisi program kerja dan anggaran yang dilaksanakan mulai pekan ini secara maraton dengan seluruh KKKS selama sebulan.
Anggota Komisi VII DPR Kurtubi mengatakan, penyebab belum tercapainya target lifting pada kuartal I/2015 dikarenakan melesetnya target produksi Blok Cepu. Apalagi sampai saat ini hanya Blok Cepu yang bisa dijadikan andalan untuk memenuhi target lifting .
Dia mengatakan, hampir tidak mungkin saat ini mendapat pasokan minyak sebesar yang diproduksi Blok Cepu. Pasalnya secara teori untuk mendapat pasokan minyak baru harus berasal dari lapangan-lapangan baru serta mengoptimalkan lapangan lama dengan metode enhanced oil recovery (EOR). ”Namun sampai saat ini EOR juga belum bisa diandalkan,” cetusnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja mengatakan, puncak produksi Blok Cepu diperkirakan tercapai pada Oktober 2015. Dengan asumsi tersebut, target lifting optimistis tercapai karena saat ini sudah mendekati 800.000 bph.
Berdasarkan data SKK Migas, produksi rata-rata minyak pada Januari, Februari, dan Maret 2015 masingmasing sebesar 768.000 bph, 765.000 bph dan 765.000 bph. Tidak hanya itu, SKK Migas mencatat produksi gas rata-rata pada Januari, Februari, dan Maret 2015 secara berturut- turut sebesar 8.165 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), 7.994 MMSCFD, dan 7.972 MMSCFD.
Sementara dalam program kerja dan anggaran 2015, investasi hulu migas ditetapkan sebesar USD22,2 miliar, turun 13,3% dibandingkan 2014 yang sebesar USD25,64 miliar.
Nanang wijayanto
SKK Migas berharap naiknya produksi Blok Cepu, Lapangan Banyu Urip, Jawa Tengah, akan memperbaiki pencapaian lifting. ”Satu-satunya andalan untuk meningkatkan produksi dan mencapai target lifting hanya Blok Cepu, blok lainnya declining . Produksi Blok Cepu sudah 75.000 bph lebih dari semula hanya 40.000 bph,” ujar Kepala Humas SKK Migas Rudianto Rimbono di Jakarta kemarin.
Menurut dia, saat ini Blok Cepu terus dalam pengamatan SKK Migas apakah jumlah produksi terus dapat bertambah dengan mencari titik optimum sesuai dengan perkembangan teknis fasilitas produksi di lapangan tersebut.
Di sisi lain, mengenai penurunan produksi secara alamiah (natural decline), menurutnya rata-ratamencapai20%. ”Tapi dengan usaha-usaha teknis dan kegiatan investasi, sejauh ini decline rate bisa diminimumkan di level 3-5%,” kata dia.
Rudianto mengatakan, program- program di sektor hulu migas hingga saat ini masih sesuai dengan rencana kendati di tengah fluktuasi harga minyak dunia. Pengaruh harga minyak terhadap program-program pada kuartal berikut menurutnya akan didiskusikan dan dievaluasi pada rapat revisi program kerja dan anggaran yang dilaksanakan mulai pekan ini secara maraton dengan seluruh KKKS selama sebulan.
Anggota Komisi VII DPR Kurtubi mengatakan, penyebab belum tercapainya target lifting pada kuartal I/2015 dikarenakan melesetnya target produksi Blok Cepu. Apalagi sampai saat ini hanya Blok Cepu yang bisa dijadikan andalan untuk memenuhi target lifting .
Dia mengatakan, hampir tidak mungkin saat ini mendapat pasokan minyak sebesar yang diproduksi Blok Cepu. Pasalnya secara teori untuk mendapat pasokan minyak baru harus berasal dari lapangan-lapangan baru serta mengoptimalkan lapangan lama dengan metode enhanced oil recovery (EOR). ”Namun sampai saat ini EOR juga belum bisa diandalkan,” cetusnya.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja mengatakan, puncak produksi Blok Cepu diperkirakan tercapai pada Oktober 2015. Dengan asumsi tersebut, target lifting optimistis tercapai karena saat ini sudah mendekati 800.000 bph.
Berdasarkan data SKK Migas, produksi rata-rata minyak pada Januari, Februari, dan Maret 2015 masingmasing sebesar 768.000 bph, 765.000 bph dan 765.000 bph. Tidak hanya itu, SKK Migas mencatat produksi gas rata-rata pada Januari, Februari, dan Maret 2015 secara berturut- turut sebesar 8.165 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), 7.994 MMSCFD, dan 7.972 MMSCFD.
Sementara dalam program kerja dan anggaran 2015, investasi hulu migas ditetapkan sebesar USD22,2 miliar, turun 13,3% dibandingkan 2014 yang sebesar USD25,64 miliar.
Nanang wijayanto
(ftr)