Pilihan Apartemen dan Kondominium di Daerah Pinggiran

Rabu, 08 April 2015 - 09:56 WIB
Pilihan Apartemen dan Kondominium di Daerah Pinggiran
Pilihan Apartemen dan Kondominium di Daerah Pinggiran
A A A
Semakin sedikitnya ketersediaan lahan di Ibu Kota menjadikan kawasan penyangga menjadi pilihan menarik bagi developer untuk dikembangkan. Sejumlah kota mandiri terpadu gencar dibangun sejumlah pengembang di beberapa kawasan penyangga. Di sini tidak hanya pembangunan rumah tapak, juga ada hunian vertikal seperti kondominium dan apartemen.

Kawasan Karawang, Jawa Barat, yang telah berkembang menjadi daerah industri misalnya, mulai dilirik pengembang apartemen. Adalah PT Wika Gedung yang mengembangkan apartemen Tamansari Mahogany yang berlokasi di Jalan Interchange Karawang Barat, Teluk Jambe.

Dari gerbang Tol Karawang Barat 1 terletak kurang dari 500 meter. Tamansari Mahogany merupakan apartemen strata title pertama di Karawang. Ini kelanjutan dari pengembangan properti sejenis yang sudah lebih dulu berkembang di Cikarang, Bekasi. Tamansari Mahogany yang dikembangkan di area seluas 8.500 meter persegi terdiri tiga tower.

Tower pertama dan ketiga apartemen strata title , sedangkan menara kedua untuk kondotel (kondominium hotel). Tower pertama setinggi 27 lantai terdiri atas 796 unit. Ada empat tipe yang dipasarkan, studio A (21,7 meter persegi) seharga mulai Rp225 juta, studio B (25,6 meter persegi) Rp266 juta, 2 kamar (48 meter persegi) Rp483 juta, dan 2 kamar (54,3 meter persegi) Rp552 juta.

Seperti apartemen pada umumnya, Tamansari Mahogany dilengkapi kolam renang, fitness center, area komersial, dan sky terrace. Vianda M Mangan, Manajer Divisi Properti PT Wika Gedung, mengatakan, pihaknya terjun langsung dalam pengembangan apartemen karena punya pengalaman panjang menjadi kontraktor pembangunan hunian vertikal.

Potensi pasar apartemen menengah di Karawang, menurut dia, cukup “gemuk” karena ada beberapa kawasan industri besar yang di dalamnya banyak diisi perusahaan asing, multinasional, selain swasta nasional. Salah satunya Karawang International Industrial City (KIIC) yang mayoritas diisi perusahaan asal Jepang. Selama ini para pekerja asing (ekspatriat) dan karyawan lokal level middle manager tinggal di landed house (rumah tapak) di beberapa perumahan di Jalan Interchange Karawang Barat.

“Dengan fasilitas cukup lengkap dan sistem keamanan lebih baik, mereka diharapkan akan beralih tinggal di apartemen,” sebutnya. Peletakan batu pertama pembangunan (ground breaking ) Tamansari Mahogany akan dilaksanakan medio April ini. Targetnya pada pertengahan tahun 2017 unit huniannya sudah mulai serah terima. Di tempat berbeda, ADEDE Park & Apartment Cibitung merupakan proyek pertama Debang Datayu Development (DDD) yang tengah dikembangkan.

Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 1,1 hektare yang terletak di daerah Cibitung, Jawa Barat. Proyek ini dikembangkan dengan mengusung konsep apartemen eksklusif, nyaman, dan terjangkau dari sisi harga. Apalagi kehadirannya untuk memenuhi kebutuhan hunian para pegawai yang bekerja di kawasan industri MM2100 dan Sinar SOSRO, dua kawasan yang dihuni lebih dari 300 perusahaan.

Direktur Debang Datayu Development Adri Batubara memaparkan, ADEDE Park & Apartment Cibitung akan terdiri atas tiga tower apartemen. Lantai dasarnya akan menjadi area komersial untuk memenuhi kebutuhan penghuni dan penduduk sekitar. “Dengan konsep inner court design yang dilengkapi kolam renang, ADEDE Park & Apartment menyediakan unit hunian sebanyak 668 unit hunian, 36 unit komersial, dan 24 unit ruko 2 lantai,” ujarnya.

Adri menambahkan, pembangunan ADEDE Park & Apartment yang sudah dimulai sejak Juli 2014 itu telah terjual sekitar 30% dengan harga perdana Rp180 juta. Harga perdana itu kini sudah menanjak menyentuh angka Rp200 juta. “Pada proyek ini, DDD hanya membangun 45% dari lahan yang ada, sedangkan sisanya untuk fasilitas sosial dan umum, khususnya taman-taman yang hijau,” katanya.

Kawasan yang berada 10 menit dari Pasar Induk Cibitung ini memiliki fasilitas yang disediakan, di antaranya kolam renang, fitness centre , roof garden, lift, food court , area olahraga (basket, voli, dan bulu tangkis ), akses Wi-Fi dan TV kabel, sarana ibadah, balai pertemuan, minimarket, klinik, apotek, laundry , ATM, keamanan 24 jam + CCTV, serta shuttle bus menuju kawasan industri.

Adapun di kawasan Depok, Jawa Barat, telah hadir Atlanta Residence yang berlokasi di Jalan Margonda Raya No28, Depok. Menariknya, Atlanta Residence merupakan proyek apartemen pertama yang menyasar kalangan menengah atas di Depok. Atlanta Residence terdiri atas satu tower 30 lantai yang akan dibangun sebanyak 540 unit. Tipenya 1 dan 2 kamar berukuran 34,2 meter persegi dan 57,29 meter persegi seharga Rp650 juta dan Rp1,2 miliar atau Rp17 jutaan per meter persegi.

Di Jakarta saja masih cukup banyak apartemen yang ditawarkan seharga Rp15 juta per meter persegi. Menurut Ary Ardiansyah, Property Advisor PT Agung Multi Berjaya (AMB), pengembang Atlanta Residence, pihaknya berani mengusung apartemen premium di kawasan Depok karena pasarnya cukup banyak.

Diakuinya, kebanyakan pembeli properti di wilayah Depok merupakan konsumen end user yang akan menghuni sendiri properti yang dibelinya. “Tapi belakangan ini di Depok mulai banyak konsumen investor, makanya kami berani membuat apartemen mewah di kawasan ini karena pasarnya mulai tumbuh. Atlanta sendiri antara end user dan investor persentasenya 50:50, ini membuktikan riset kami kalau konsumen investor di Depok mulai tumbuh,” ujarnya.

Selain konsumen investor yang mulai tumbuh, konsep pengembangan Atlanta Residence terintegrasi dengan Rumah Sakit (RS) Bunda Margonda. Saat ini, menurut Ary, properti yang diintegrasikan dengan sarana kesehatan semakin banyak dipilih masyarakat. RS Bunda Margonda merupakan rumah sakit pertama di Depok sebagai pusat bayi tabung, selain juga tersedia layanan kesehatan lainnya yang cukup lengkap dan akan diintegrasikan dengan Apartemen Atlanta Residence.

Sejak dipasarkan akhir tahun 2013 lalu, saat ini sudah terjual sebanyak 178 unit dengan harga sudah naik sebanyak tiga kali. Sebagai gambarannya, harga perdana untuk tipe 1 kamar yaitu Rp495 juta. “Jadi, kami cukup confidence dengan proyek ini karena lokasi kami persis di pinggir Jalan Margonda dan terbukti penyerapan untuk proyek ini juga cukup bagus,” imbuhnya.

Rendra hangar
(bbg)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6789 seconds (0.1#10.140)