Pabrikan Automotif Diminta Tingkatkan Ekspor

Rabu, 08 April 2015 - 11:08 WIB
Pabrikan Automotif Diminta Tingkatkan Ekspor
Pabrikan Automotif Diminta Tingkatkan Ekspor
A A A
KARAWANG - Indonesia semakin dipercaya sebagai negara tujuan investasi di sektor automotif. Iklim usaha yang kondusif dan perbaikan infrastruktur menjadi pendorong masuknya pabrikan automotif global ke Tanah Air.

Selain sebagai basis produksi, besarnya jumlah penduduk dan semakin berkembangnya kelas menengah yang menjadi pasar potensial menjadi alasan masuknya para produsen di sektor ini. Namun, tak ingin Indonesia hanya menjadi pasar, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong para produsen automotif yang memiliki fasilitas produksi di dalam negeri untuk mendongkrak volume ekspornya.

”Indonesia memang menarik bagi pemasaran automotif. Tapi, pabrikan harus memaksimalkan aktivitas produksi dengan memperbanyak ekspor ke kawasan regional bahkan global,” ujar Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin di sela peresmian pabrik baru PT Isuzu Astra Motor Indonesia di Karawang, Jawa Barat, kemarin.

Turut hadir dalam peresmian pabrik tersebut adalah Menteri Perdagangan Rachmat Gobel, Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar, dan Presdir PT Astra International Tbk Prijono Sugiarto. Saleh menegaskan, peningkatan ekspor penting dilakukan karena dapat mempercepat pengembalian investasi yang telah ditanamkan oleh produsen dan dapat membantu Indonesia mengurangi defisit perdagangan yang membebani perekonomian.

Terkait fasilitas produksi yang baru diresmikan kemarin, Menperin meminta Isuzu untuk dapat mengekspor lebih dari 50% produk yang dihasilkan. Saleh menyatakan, alasan utama pemerintah mendukung pembangunan pabrik seluas 30 hektare (ha) ini adalah pihak manajemen Isuzu berencana mengekspor kendaraan yang dihasilkan ke berbagai negara. ”Langkah ini sangat sejalan dengan kebijakan pengembangan industri automotif yang dikehendaki,” ujarnya.

Saleh menambahkan, pemerintah juga bertekad untuk terus menjaga, meningkatkan, dan menyempurnakan iklim investasi yang kondusif sehingga para investor memiliki kepastian berusaha yang lebih baik dalam menyusun pengembangan industrinya secara lebih terukur dan terencana.

Menanggapi keinginan pemerintah, Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia Yohannes Nangoi mengatakan, pihaknya optimistis bisa menjadikan pabrik ini sebagai pijakan penting bagi Isuzu dalam memastikan Indonesia sebagai basis produksi. Menurut dia, pabrik baru yang menyedot investasi sebesar Rp1,7 triliun ini didirikan bukan hanya untuk meningkatkan kapasitas produksi di Indonesia, namun juga untuk meningkatkan kualitas produk Isuzu agar memenuhi standar kualitas kelas dunia.

”Pada akhirnya kita akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi global Isuzu di luar Jepang. Tentunya, kami siap menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia,” tandasnya. Pabrik baru Karawang Plant ini menurutnya akan menyerap tenaga kerja baru sekitar 1.000 orang dan melibatkan sekitar136 industri komponen tier -1 dan sekitar 544 perusahaan industri komponen tier -2.

Pabrik baru Isuzu ini akan memproduksi kendaraan angkutan niaga, yaitu truk kelas ringan sampai truk kelas menengah (Isuzu Elf dan Isuzu GIGA). Pabrik ini memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 52.000 unit per tahun dan dapat dikembangkan menjadi 80.000 unit per tahun. Lebih lanjut Yohannes mengatakan, mulai tahun depan Isuzu menargetkan mampu mengekspor 14.000 unit kendaraan niaga ke luar Indonesia.

Namun, tahun ini pihaknya baru mulai mengoperasikan pabrik dan fokus pada pasar domestik. Saat ini Isuzu juga sudah mengekspor 250.000 unit komponen berupa blok mesin ke Thailand dan Jepang. Dia menambahkan, butuh penyesuaian model dengan standar global untuk memulai ekspor kendaraan utuh.

Karena itu, Isuzu pun tengah mempersiapkan standar yang ada, sambil menunggu perintah prinsipal terkait tujuan ekspornya.

Oktiani endarwati
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4465 seconds (0.1#10.140)