Penerimaan Perpajakan Tak Sesuai Harapan

Kamis, 09 April 2015 - 10:21 WIB
Penerimaan Perpajakan...
Penerimaan Perpajakan Tak Sesuai Harapan
A A A
JAKARTA - Penerimaan negara melalui perpajakan hingga kuartal pertama tahun ini masih jauh dari harapan. Bahkan, penerimaan perpajakan turun sebesar 7,45% dibandingkan realisasi pada kuartal I/2014.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), secara keseluruhan penerimaan yang terdiri dari pendapatan pajak, cukai, bea masuk, serta bea keluar itu selama kuartal I/2015 hanya mencapai Rp230,416 triliun atau baru 15,4% dari target tahun ini sebesar Rp1.489.235 triliun.

Sedangkan, pada kuartal pertama tahun lalu tercatat penerimaan perpajakan mencapai angka Rp248,78 triliun. Penurunan yang dialami sepanjang Januari-Maret 2015 terindikasi pada hampir semua sektor. Penurunan yang paling tajam tercatat pada pajak penghasilan (PPh) migas sebesar 53,79% dengan nilai Rp8,783 triliun, padahal pemasukan di tahun sebelumnya bisa mencapai Rp19,006 triliun. Hal itu disebut karena harga minyak dunia yang sempat turun secara drastis.

Secara terperinci, berkurangnya perolehan kas negara pada kuartal pertama ini diakibatkan sumber utama pemasukan negara, yaitu pajak, hanya mencapai Rp198,237 triliun, di bawah perolehan pada periode yang sama tahun 2014 senilai Rp210,111 triliun. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menegaskan bahwa nilai penerimaan perpajakan yang rendah di kuartal pertama ini akan terus dipantau.

Dia menegaskan, Kementerian Keuangan juga akan menerapkan sanksi berupa pemotongan remunerasi kepada para pegawai pajak jika pencapaian tidak sesuai target. ”Sudah ada di Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 37/2015 terkait hal ini, jadi para pegawai tidak bisa protes,” tandas Bambang di Jakarta kemarin. Kemenkeu akan memantau sampai kuartal berikutnya, saat usaha ekstra pemerintah untuk menggenjot penerimaan diharapkan mulai terlihat.

Kementerian Keuangan juga mencatat, pemasukan cukai pada periode yang sama turun Rp3,78 triliun disebabkan turunnya cukai hasil tembakau (HT), etil alkohol (EA), dan minuman mengandung etil alkohol (MMEA). Merujuk data Direktorat Jenderal Bea dan Cuka, nilai pemasukan bagi HT pada 2015 sebesar Rp22,873 triliun, turun dari Rp26,40 triliun di tahun lalu, sementara EA sebesar Rp34 miliar dan MMEA Rp807 miliar.

”Daya beli pada kuartal pertama untuk semua komponen memang jatuh akibat adanya optimalisasi peningkatan nilai pabean harga dan tarif, semua nominalnya kan naik,” ujar Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai Heru Pambudi kemarin. Menurut Heru, turunnya pemasukan pada tiga bulan pertama ini merupakan hal yang biasa karena pada bulan-bulan tersebut trennya selalu sama.

”Apalagi akibat kenaikan harga dan tarif cukai rokok, masyarakat pasti sudah antisipasi membeli barang terlebih dahulu sebelum naik,” tuturnya. Dilihat dari tiga komponen tersebut, Heru menambahkan, sektor penjualan MMEA yang paling stabil. Menanggapi perkembangan hingga kuartal pertama ini, pengamat pajak Prastowo Justinus dari Center of Indonesia Taxation Center (CITA) berpendapat bahwa bagian yang paling utama harus digenjot pemasukannya adalah bea masuk dan cukai.

Sedangkan untuk bea keluar, pascapengesahan peraturan pemerintah mengenai tandan buah segar (TBS) akan secara otomatis mendongkrak pendapatan. ”Peningkatan bea masuk diperlukan adanya koordinasi antara Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak serta Bea dan Cukai untuk melakukan pertukaran data terkait kepatuhan importir,” ucapnya.

Sedangkan, padabagiancukai harusadapengawasanyanglebih ketat untuk mengurangi barang kena cukai (BKC) yang ilegal. Terakhir, efek revisi Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 69/PMK.04/2009 tentang Penundaan Pembayaran Cukai juga turut memengaruhi pemasukan kas negara di tiga bulan ini.

”Namun, per Februari 2015 kan sudah ada ketentuan bahwa pengusaha pabrik maupun importir barang harus melakukan pembayaran di bulan yang sama. Sehingga, perolehan pada kuartal dua berpotensi naik berdasarkan perbaikan ini,” katanya.

Rabia edra
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0640 seconds (0.1#10.140)