Kepercayaan Diri

Senin, 13 April 2015 - 11:37 WIB
Kepercayaan Diri
Kepercayaan Diri
A A A
Alkisah, di sebuah desa tinggallah seorang peramal yang terkenal. Tradisi di sana sangatlah percaya pada hitungan ramalan.

Bila ingin mengawinkan anak, mencari rumah yang cocok, meramal nasib, pekerjaan atau usaha apa yang akan digeluti, mereka tidak ragu meminta nasihat si peramal. Biasanya orang-orang puas dengan hasil ramalan karena sang peramal memiliki kemampuan bertutur yang baik dan membaca ramalan dari sudut positif. Suatu hari, ada seorang pemuda mendatangi si peramal.

Dia ingin menanyakan masa depannya. Setelah mengamati bentuk muka, menghitung waktu dan hari lahir, si peramal dengan wajah berseri-seri berkata, ”Anak muda, kulit dan bentuk wajahmu sangat bagus dan cemerlang. Berdasarkan perhitungan tanggal dan waktu lahirmu, sebelum umur 35 tahun engkau akan menjadi pengusaha yang kaya raya. Ingat, berjuanglah dengan semangat, jangan mudah putus asa. Engkau harus berbakti kepada orang tuamu. Jangan lupa rajin berdoa agar selalu diberi berkah dan lindungan oleh Sang Maha Kuasa.”

”Ya Pak, terima kasih. Saya mengerti,” jawab si pemuda senang. ”Satu lagi pesan Bapak, agar keberhasilanmu bisa bertahan, banyak-banyaklah membantu orang yang susah. Semoga engkau sukses dan bahagia.” Sejak saat itu, si pemuda berusaha dengan giat dan penuh semangat. Berkat keuletannya belajar dan berusaha, dia berhasil membuka toko obatnya yang pertama dan jumlahnya terus bertambah tahun demi tahun.

Suatu hari, saat usianya 34 tahun, ibunya sakit keras dan menjelang ajal sang ibu memberitahu bahwa ternyata tanggal lahirnya salah, karena kondisi kronis pasca kelahiran saat itu. Si pemuda terkejut sekali. Tergesagesa, dia kembali ke kampung halamannya mencari si peramal. Akan tetapi si peramal yang dulu telah meninggal dunia dan digantikan oleh peramal lain, yang sudah tentu berbeda tutur kata dan sifatnya dengan peramal lama.

Setelah dia mengemukakan masalahnya, siperamalmemberi tahu, ”Berdasarkan ramalanku, nasibmu di tahun-tahun mendatangtidakbegitubagus. Segala usahamu akan mengalami hambatan, kemunduran bahkan akan bangkrut. Maka engkau harus berusaha lebih keras.” Sejak itu, si pemuda patah semangat dan kehilangan gairah kerja. Yang diingatnya, hanya kata-kata peramal yang negatif. Dia merasa percuma bekerja keras karena toh usahanya akan bangkrut. Dan seiring dengan berjalannya waktu, usahanya mengalami kemunduran dan ramalan si peramal pun menjadi kenyataan. Dia akhirnya mengalami kebangkrutan.

The Cup of Wisdom

Berkaca dari kisah tersebut, kalau kita begitu mudah diombang- ambingkan oleh kata-kata orang lain, dan mempercayai ramalan yang bersifat negatif sebagai kebenaran tentu kualitas mental kita menjadi rapuh. Sedikit saja menghadapi ujian atau rintangan, diri kita mudah jatuh.

Maka, untuk sukses dalam kehidupan ini, kita membutuhkan kemandirian, keyakinan, dan kepercayaan diri. Sebab, dengan sikap tersebut, kita akan mampu mengelola pikiran dan tindakan, yang bisa kita kendalikan sepenuhnya menuju kemenangan.

Sehingga saat diramal bahwa kitaakanhidupsukses, kitatetap sadar bahwa tanpa usaha dan perjuangan, kita tidak mungkin menjadi sukses. Sebaliknya, ketika diramal akan bernasib jelek, tidak perlu berkecil hati, frustrasi, apalagi patah semangat. Justru saat itulah kita bisa melakukan introspeksi diri dan menjadikan bahan evaluasi untuk berjuang keras mematahkan sebuah prediksi.

Saya yakin, ramalan jelek pun bisa kita ubah menjadi baik. Ingat, bahwa setiap kemajuan pasti dilandasi oleh kesehatan mental. Karena itu, terus kembangkan sikap percaya diri dalam setiap kesempatan. Dengan kesehatan mental, keberanian, dan kepercayaan diri, kita buktikan, nasib baik selalu berpihak pada kita. Salam sukses luar biasa!
(ars)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3261 seconds (0.1#10.140)