Anak Usaha Telkom Incar Pendapatan Rp7,29 T
A
A
A
JAKARTA - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) melalui anak usaha PT Multimedia Nusantara (Telkom Metra) hingga akhir tahun ini membidik pendapatan usaha sebesar Rp7,29 triliun atau tumbuh 25% dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp5,83 triliun.
Direktur Keuangan Telkom Metra Otong Iip mengatakan, dari 25 portofolio yang dikelola perseroan, 15 di antaranya telah memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan kepada Telkom Metra pada tahun lalu. ”Bahkan, dari 25 portofolio tersebut, delapandiantaranya telah menjadi pemimpin di pasarnya masing-masing yang digeluti,” katanya kepada sejumlah media di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut dia menjelaskan, anak-anak usaha yang masuk blue chip di masing-masing pasarnya adalah Finnet, Admedika, Melon, TelkomSigma, dan Infomedia. Demi menggenjot pendapatan usaha pada tahun ini, perseroan telah menyiapkan alokasi belanja modal dalam jumlah tertentu. Meski masih enggan menjelaskan besaran belanja modalnya, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis organik dan akuisisi untuk mendukung pertumbuhan anorganik.
”Kami juga ada Metra Digital Investama yang berfungsi sebagai corporate venture capital (CVC) untuk Telkom Group. Itu nantinya akan bermain di start up company ,” pungkasnya. Sebelumnya, dalam situs resminya terkait laporan keuangan 2014, Telkom mengalami kenaikan di bisnis data, internet dan layanan teknologi intermasi (termasuk SMS) sebesar 24% dibandingkan periode sama tahun 2013 menjadi Rp24,1 triliun.
Salah satu pendorong pertumbuhan tersebut adalah berjalan mulusnya strategi transformasi dari perusahaan telekomunikasi menjadi telekomunikasi, informasi, media, edutainment, dan services. Telkom Metra memang telah menjadi andalan Telkom sebagai investment company, baik dengan aksi akuisisi atau membuat perusahaan patungan yang bergerak di bidang informasi, media, dan edutainment (IME).
Anak usaha dari Telkom Metra di antaranya Metrasat, Telkom Sigma, Finnet, Ad Medika, Infomedia, Metra Plasa, Metranet, Mdmedia, Melon, Pins, dan Patrakom. Pada 2014 Telkom Metra telah menandatangani perjanjian pemegang saham dengan Telstra Holding Singapore Pte Ltd. Perjanjian tersebut untuk mendirikan perusahaan patungan bernama PT TeltraNet Aplikasi Solusi (Teltranet) yang bergerak di bidang aplikasi solusi berbasis cloud computing.
Telstra Holding Singapore Pte Ltd merupakan anak usaha dari perusahaan telekomunikasi asal Australia, yakni Telstra Corporation Limited. Telkom Metra memiliki 51% saham Teltranet, sisanya 49% dimiliki oleh Telstra. Nilai kepemilikan 51% saham yang dikuasai Telkom Metra setara USD4,29 juta dari total USD8,43 juta modal saham ditempatkan.
Hingga Desember 2014 Telkom Metra berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp5,83 triliun atau melonjak 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,32 triliun dengan EBITDA Rp634 miliar. Sementara, analis Indo Premier Securities Chandra Pasaribu dalam risetnya menyatakan bisnis data memang mulai menjadi salah satu penyokong pendapatan dari Telkom.
Hal ini terlihat dari kinerja emiten telekomunikasi pelat merah tersebut sepanjang 2014. ”Prospek bisnis Telkom masih positif di tahun ini, seiring jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat,” kata Chandra.
Heru febrianto
Direktur Keuangan Telkom Metra Otong Iip mengatakan, dari 25 portofolio yang dikelola perseroan, 15 di antaranya telah memberikan kontribusi pendapatan yang signifikan kepada Telkom Metra pada tahun lalu. ”Bahkan, dari 25 portofolio tersebut, delapandiantaranya telah menjadi pemimpin di pasarnya masing-masing yang digeluti,” katanya kepada sejumlah media di Jakarta, kemarin.
Lebih lanjut dia menjelaskan, anak-anak usaha yang masuk blue chip di masing-masing pasarnya adalah Finnet, Admedika, Melon, TelkomSigma, dan Infomedia. Demi menggenjot pendapatan usaha pada tahun ini, perseroan telah menyiapkan alokasi belanja modal dalam jumlah tertentu. Meski masih enggan menjelaskan besaran belanja modalnya, dana tersebut akan digunakan untuk pengembangan bisnis organik dan akuisisi untuk mendukung pertumbuhan anorganik.
”Kami juga ada Metra Digital Investama yang berfungsi sebagai corporate venture capital (CVC) untuk Telkom Group. Itu nantinya akan bermain di start up company ,” pungkasnya. Sebelumnya, dalam situs resminya terkait laporan keuangan 2014, Telkom mengalami kenaikan di bisnis data, internet dan layanan teknologi intermasi (termasuk SMS) sebesar 24% dibandingkan periode sama tahun 2013 menjadi Rp24,1 triliun.
Salah satu pendorong pertumbuhan tersebut adalah berjalan mulusnya strategi transformasi dari perusahaan telekomunikasi menjadi telekomunikasi, informasi, media, edutainment, dan services. Telkom Metra memang telah menjadi andalan Telkom sebagai investment company, baik dengan aksi akuisisi atau membuat perusahaan patungan yang bergerak di bidang informasi, media, dan edutainment (IME).
Anak usaha dari Telkom Metra di antaranya Metrasat, Telkom Sigma, Finnet, Ad Medika, Infomedia, Metra Plasa, Metranet, Mdmedia, Melon, Pins, dan Patrakom. Pada 2014 Telkom Metra telah menandatangani perjanjian pemegang saham dengan Telstra Holding Singapore Pte Ltd. Perjanjian tersebut untuk mendirikan perusahaan patungan bernama PT TeltraNet Aplikasi Solusi (Teltranet) yang bergerak di bidang aplikasi solusi berbasis cloud computing.
Telstra Holding Singapore Pte Ltd merupakan anak usaha dari perusahaan telekomunikasi asal Australia, yakni Telstra Corporation Limited. Telkom Metra memiliki 51% saham Teltranet, sisanya 49% dimiliki oleh Telstra. Nilai kepemilikan 51% saham yang dikuasai Telkom Metra setara USD4,29 juta dari total USD8,43 juta modal saham ditempatkan.
Hingga Desember 2014 Telkom Metra berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp5,83 triliun atau melonjak 35% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,32 triliun dengan EBITDA Rp634 miliar. Sementara, analis Indo Premier Securities Chandra Pasaribu dalam risetnya menyatakan bisnis data memang mulai menjadi salah satu penyokong pendapatan dari Telkom.
Hal ini terlihat dari kinerja emiten telekomunikasi pelat merah tersebut sepanjang 2014. ”Prospek bisnis Telkom masih positif di tahun ini, seiring jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat,” kata Chandra.
Heru febrianto
(bbg)