Harga Minyak di Perdagangan Asia Naik
Harga Minyak di Perdagangan Asia Naik
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak di perdagangan Asia hari ini naik, setelah adanya tanda-tanda penurunan produksi minyak AS. Meski demikian, perdagangan tetap berhati-hati menjelang lapaoran pertumbuhan China.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/4/2015), harga minyak mentah brent bulan depan naik 42 sen menjadi USD58,85 per barel pada pukul 0141 GMT, sementara minyak mentah AS naik 38 sen menjadi USD53,67.
Di Amerika Serikat, produksi minyak North Dakota pada Februari turun 15.000 barel per hari (bph) dibanding Januari, meskipun jumlah sumur produksi mencapai rekor tertinggi.
Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan produksi AS shale akan turun 45.000 barel per hari menjadi 4,98 juta barel per hari pada Mei, yang akan menjadi penurunan bulanan pertama dalam empat tahun.
Namun, aktivitas pasar pada Rabu pagi di Asia tetap berhati-hati karena para pedagang menunggu data China, termasuk PDB pada kuartal pertama dan angka produksi industri.
Pertumbuhan tahunan ekonomi China kemungkinan melambat ke level terendah dalam enam tahun dari 7% pada kuartal pertama karena permintaan dalam dan luar negeri tersendat.
Seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/4/2015), harga minyak mentah brent bulan depan naik 42 sen menjadi USD58,85 per barel pada pukul 0141 GMT, sementara minyak mentah AS naik 38 sen menjadi USD53,67.
Di Amerika Serikat, produksi minyak North Dakota pada Februari turun 15.000 barel per hari (bph) dibanding Januari, meskipun jumlah sumur produksi mencapai rekor tertinggi.
Administrasi Informasi Energi (EIA) melaporkan produksi AS shale akan turun 45.000 barel per hari menjadi 4,98 juta barel per hari pada Mei, yang akan menjadi penurunan bulanan pertama dalam empat tahun.
Namun, aktivitas pasar pada Rabu pagi di Asia tetap berhati-hati karena para pedagang menunggu data China, termasuk PDB pada kuartal pertama dan angka produksi industri.
Pertumbuhan tahunan ekonomi China kemungkinan melambat ke level terendah dalam enam tahun dari 7% pada kuartal pertama karena permintaan dalam dan luar negeri tersendat.
(izz)
Explore More