Masyarakat Terkejut Premium Akan Dihapus di SPBU
A
A
A
JAKARTA - Rencana PT Pertamina menghapus BBM jenis Premium di SPBU di beberapa kota besar mulai bulan depan ini menimbulkan berbagai macam reaksi dari masyarakat pengguna kendaraan.
Salah satunya, Suryanto (58), pensiunan PNS Bea dan Cukai ini mengatakan, baru mengetahui kabar tersebut. Bahkan, dia tampak terkejut mendengar kabar ini. (Baca: Pertamina Diminta Sosialisasi Penghapusan Premium di SPBU).
Saat berbincang dengan Sindonews, dia mengatakan, rencana ini harus dipikirkan secara matang oleh Pertamina lantaran banyak yang menggunakan BBM premium terutama masyarakat menengah ke bawah.
"Saya baru dengar berita itu. Kalaupun benar Mei nanti dihapuskan, dan masyarakat harus beli pertamax, seenggaknya harga pertamax bisa lebih bersahabat di kantong kita," ujar bapak dua anak ini di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Suryanto juga mengungkapkan, kendati premium sudah tidak diproduksi di dunia, pemerintah bisa saja mengajak masyarakat untuk beralih pertamax, namun banyak yang harus disesuaikan.
"Pertama soal harga, misalnya masyarakat sudah biasa pakai RON 88 dengan harga Rp5 ribu misalnya, terus bulan depan disuruh pakai pertamax atau RON 92 yang harganya Rp6.500, itu dilihat masyarakat bisa terima enggak? Bisa sesuai enggak harganya sama pendapatan mereka," tutur dia.
Kedua, juga perlu melihat sejauh mana keseiapannya. Pemerintah harus ekstra kerja keras untuk menyosialisasikan ke masyarakat soal pertamax agar masyarakat mau pakai.
"Saya tahu, pertamax itu bagus buat mesin. Saya pun kadang pakai meskipun lebih sering pakai premium. Tapi setidaknya kalau pemerintah mau menghapuskan RON 88, harap diperhatikan solusi buat rakyat kecil," pungkas Suryanto.
(Baca: Pertamina Hapus BBM Premium di SPBU Kota Besar)
Salah satunya, Suryanto (58), pensiunan PNS Bea dan Cukai ini mengatakan, baru mengetahui kabar tersebut. Bahkan, dia tampak terkejut mendengar kabar ini. (Baca: Pertamina Diminta Sosialisasi Penghapusan Premium di SPBU).
Saat berbincang dengan Sindonews, dia mengatakan, rencana ini harus dipikirkan secara matang oleh Pertamina lantaran banyak yang menggunakan BBM premium terutama masyarakat menengah ke bawah.
"Saya baru dengar berita itu. Kalaupun benar Mei nanti dihapuskan, dan masyarakat harus beli pertamax, seenggaknya harga pertamax bisa lebih bersahabat di kantong kita," ujar bapak dua anak ini di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Suryanto juga mengungkapkan, kendati premium sudah tidak diproduksi di dunia, pemerintah bisa saja mengajak masyarakat untuk beralih pertamax, namun banyak yang harus disesuaikan.
"Pertama soal harga, misalnya masyarakat sudah biasa pakai RON 88 dengan harga Rp5 ribu misalnya, terus bulan depan disuruh pakai pertamax atau RON 92 yang harganya Rp6.500, itu dilihat masyarakat bisa terima enggak? Bisa sesuai enggak harganya sama pendapatan mereka," tutur dia.
Kedua, juga perlu melihat sejauh mana keseiapannya. Pemerintah harus ekstra kerja keras untuk menyosialisasikan ke masyarakat soal pertamax agar masyarakat mau pakai.
"Saya tahu, pertamax itu bagus buat mesin. Saya pun kadang pakai meskipun lebih sering pakai premium. Tapi setidaknya kalau pemerintah mau menghapuskan RON 88, harap diperhatikan solusi buat rakyat kecil," pungkas Suryanto.
(Baca: Pertamina Hapus BBM Premium di SPBU Kota Besar)
(izz)