WEF Tingkatkan Citra Positif Indonesia

Selasa, 21 April 2015 - 10:24 WIB
WEF Tingkatkan Citra...
WEF Tingkatkan Citra Positif Indonesia
A A A
JAKARTA - Ajang World Economic Forum on East Asia (WEF-EA) Ke-24 di Jakarta, 20- 21 April, diyakini meningkatkan citra positif Indonesia serta kepercayaan investor untuk berinvestasi di Indonesia.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, diskusi dan komunikasi di ajang WEF-EA berlangsung lebih cair. Beberapa isu yang dibahas pada hari pertama pelaksanaan WEF-EA di antaranya terkait komitmen produsen minyak sawit mentah (crude palm oil /CPO) untuk memproduksi sawit berkelanjutan. ”Kita diskusi bagaimana mendorong investasi CPO tanpa melakukan deforestasi,” ujarnya dalam jumpa pers di sela-sela penyelenggaraan WEF-EA di Jakarta kemarin.

Pada kesempatan tersebut pemerintah juga memaparkan peluang investasi di sektor infrastruktur di Indonesia salah satunya proyek pembangunan listrik 35.000 MW dalam lima tahun ke depan. Di sektor perdagangan, menteri perdagangan juga memaparkan visi perdagangan Indonesia dan peluang kerja sama perdagangan.

”Mendengar pembicaraan pemerintah dan beberapa menteri serta pelaku usaha itu bisa meningkatkan kepercayaan diri bahwa Indonesia tempat yang bagus untuk investasi,” ujarnya. Atas dasar itu, Sofyan menilai WEF-EA sangat bermanfaat bagi Indonesia. Menurutnya, melalui ajang ini terlihat antusiasme investor yang hadir dan ingin tahu tentang Indonesia.

Sebagai informasi, WEF-EA dihadiri 800 orang dari mancanegara, lebih banyak dari perkiraan semula sebanyak 600 orang. Kendati demikian, Sofyan mengakui ajang WEF-EA bukan tempat untuk menyepakati komitmen investasi. Presiden Joko Widodo di sela-sela membuka WEF-EA kembali mengundang para investor dan pelaku usaha untuk berinvestasi di Indonesia.

Kendati masih terdapat banyak tantangan di Indonesia, Presiden berdalih tantangan itu justru bisa menjadi peluang bagi investor. Di sisi lain, Indonesia sangat potensial karena merupakan negara dengan perekonomian terbesar kelima di Asia, kondisi demokrasi yang stabil, dan menjadi anggota kunci dari perkumpulan G-20. ”Datang dan berinvestasilah di Indonesia. Kalau ada masalah, telepon saja saya,” tegasnya.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) yang juga Co- Chair WEF-EA Budi Gunadi Sadikin mengatakan, WEF-EA sebagai forum informal acapkali melahirkan banyak keputusan secara cepat tanpa harus melalui saluran formal. Menurutnya, WEF salah satu platform terbaik untuk berpromosi di tataran global.

Karena itu, dalam WEF-EA Indonesia menghadirkan para pemimpin terbaik di pemerintahan, para pemimpin bisnis, juga tokoh-tokoh di bidang sosial dan seni budaya untuk bersama-sama mempromosikan Indonesia. ”Indonesia tidak hanya punya tokoh bisnis dan pemerintahan, melainkan juga seniman dan social-entrepreneur yang hebat. Jadi, melalui ajang ini, kita ingin memproyeksikan citra yang lebih baik tentang Indonesia,” ucapnya.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, WEF-EA membuka peluang tukar pikiran dengan pemikir dunia di bidang perbisnisan sehingga Indonesia bisa mendapatkan masukan berarti guna memperkuat dan mendorong investasi.

Pada hari pertama WEF-EA Ke-24, Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pejabat negara dan petinggi perusahaan. Pertemuan bilateral pertama dilakukan dengan Mendag Afrika Selatan (Afsel) Rob Davies. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk segera melaksanakan pertemuan ketiga joint trade committee (JTC).

Dalam JTC, dua menteri itu sepakat untuk membahas standar nasional Indonesia (SNI), kerja sama akses pasar, zona ekonomi spesial, serta peningkatan kapasitas UKM, khususnya desain perhiasan, pembentukan preferential trade agreement (PTA), serta isu regional dan multilateral.

Inda susanti
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7563 seconds (0.1#10.140)