Jokowi Nilai Asia Afrika Berpotensi Tingkatkan Perdagangan
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai kawasan Asia dan Afrika memiliki potensi sangat besar. Di mana pertumbuhan ekonomi Asia sebesar 4,9% dan Afrika 4,3% dengan produk domestik bruto (PDB) kedua kawasan ini mencapai 51% pada 2014.
Sementara, kontribusi investasi juga cukup tajam. "Peningkatan ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia Afrika semakin berperan dalam ekonomi dunia," kata dia saat membuka Asian-African Business Summit (AABS) di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (21/4/2015).
Namun, kata Jokowi, Asia memiliki tantangan lantaran penduduknya sebesar 75% masih sebagian besar miskin, inflasi masih besar. Pada 2013, inflasi di Afrika Utara mencapai 9% dan di Asia mencapai 4,6%.
Selain itu, kerja sama perdagangan belum begitu baik. Ekspor Asia ke Afrika hanya 26%. "Menghadapai tantangan tersebut kita harus bekerja sama khususnya perdagangan, utamanya meminimalkan perdagangan tarif dan non tarif dengan harus sejalan sesuai sistem perdagangan internasional yang adil, tertib dan terbuka. Potensi masih cukup besar seperti energi, manufaktur, dan lainnya," terang dia.
Jokowi juga mengajak negara-negara Asia Afrika untuk mengembangkan sistem dan regulasi yang lebih ramah. "Saya juga mengajak untuk mempermudah dan mendorong sektor swasta untuk berinvestasi. Indonesia juga menciptakan dan menyederhanakan proses perizinan, mendorong realokasi subsisdi bahan bakar ke produktif serta peningkatan SDM," tandasnya.
Sementara, kontribusi investasi juga cukup tajam. "Peningkatan ini menunjukkan bahwa negara-negara Asia Afrika semakin berperan dalam ekonomi dunia," kata dia saat membuka Asian-African Business Summit (AABS) di Jakarta Convention Center (JCC), Selasa (21/4/2015).
Namun, kata Jokowi, Asia memiliki tantangan lantaran penduduknya sebesar 75% masih sebagian besar miskin, inflasi masih besar. Pada 2013, inflasi di Afrika Utara mencapai 9% dan di Asia mencapai 4,6%.
Selain itu, kerja sama perdagangan belum begitu baik. Ekspor Asia ke Afrika hanya 26%. "Menghadapai tantangan tersebut kita harus bekerja sama khususnya perdagangan, utamanya meminimalkan perdagangan tarif dan non tarif dengan harus sejalan sesuai sistem perdagangan internasional yang adil, tertib dan terbuka. Potensi masih cukup besar seperti energi, manufaktur, dan lainnya," terang dia.
Jokowi juga mengajak negara-negara Asia Afrika untuk mengembangkan sistem dan regulasi yang lebih ramah. "Saya juga mengajak untuk mempermudah dan mendorong sektor swasta untuk berinvestasi. Indonesia juga menciptakan dan menyederhanakan proses perizinan, mendorong realokasi subsisdi bahan bakar ke produktif serta peningkatan SDM," tandasnya.
(izz)