Afrika Selatan Minta Indonesia Tingkatkan Investasi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin menerima kunjungan kehormatan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Afrika Selatan Rob Davies. Dalam pertemuan tersebut mereka meminta agar Indonesia meningatkan investasi.
"Pihak Afrika Selatan minta kita investasi pengusaha Indonesia ditingkatkan. Sejauh ini sudah ada beberapa korporasi kita yang menanam modal di Afsel, seperti Indofood," kata Menperin, Rabu (22/4/2015).
Dia menuturkan, kedua negara memiliki kesamaan yaitu tengah memacu industri dan membuka pintu bagi investasi asing. Pasalnya, Afsel memiliki sumber daya alam yang banyak dan juga jumlah penduduk besar.
"Kita sama-sama terus memperkuat sektor industri, terutama hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku yang dihasilkan," ujarnya.
Menperin menyebutkan, Afrika Selatan juga meminta Jepang menambah investasi bidang automotif seperti yang dilakukan pihak Indonesia.
Kedua negara juga berminat untuk saling tukar pengetahuan. Seperti di bidang pertambangan emas dan mineral lainnya yang dikuasai Afsel. "Mereka bisa memberi pelatihan dan kerja sama lainnya," ujar Saleh Husin.
Menperin menyingggung soal kesepakatan Afsel dan Indonesia dalam Joint Trade Committee (JTC). Dia berharap hal itu dapat memacu kerja sama kedua negara baik ekspor-impor maupun investasi.
Sebelumnya, di KAA Menperin menyampaikan presentasi kepada para delegasi negara anggota dengan tema “Peluang Investasi Industri Makanan dan Minuman di Indonesia” pada acara Business Dialogue Session II, Asian African Business Summit 2015.
Menperin menyampaikan bahwa sumber daya alam Indonesia menempati peringkat atas di dunia, seperti kelapa sawit, rumput laut, kelapa, perikanan, kopi, dan coklat.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 9,54%, lebih tinggi dari industri manufaktur yang sebesar 5,61% dan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02%. "Industri makanan dan minuman di Indonesia terus tumbuh dan berkembang karena merupakan salah satu industri prioritas," terangnya.
Dia menyebutkan, pertumbuhan industri makanan dan minuman yang stabil memberikan kontribusi besar untuk sektor nonmigas dengan meningkatnya permintaan konsumen kelas menengah di Indonesia.
"Pihak Afrika Selatan minta kita investasi pengusaha Indonesia ditingkatkan. Sejauh ini sudah ada beberapa korporasi kita yang menanam modal di Afsel, seperti Indofood," kata Menperin, Rabu (22/4/2015).
Dia menuturkan, kedua negara memiliki kesamaan yaitu tengah memacu industri dan membuka pintu bagi investasi asing. Pasalnya, Afsel memiliki sumber daya alam yang banyak dan juga jumlah penduduk besar.
"Kita sama-sama terus memperkuat sektor industri, terutama hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah dari bahan baku yang dihasilkan," ujarnya.
Menperin menyebutkan, Afrika Selatan juga meminta Jepang menambah investasi bidang automotif seperti yang dilakukan pihak Indonesia.
Kedua negara juga berminat untuk saling tukar pengetahuan. Seperti di bidang pertambangan emas dan mineral lainnya yang dikuasai Afsel. "Mereka bisa memberi pelatihan dan kerja sama lainnya," ujar Saleh Husin.
Menperin menyingggung soal kesepakatan Afsel dan Indonesia dalam Joint Trade Committee (JTC). Dia berharap hal itu dapat memacu kerja sama kedua negara baik ekspor-impor maupun investasi.
Sebelumnya, di KAA Menperin menyampaikan presentasi kepada para delegasi negara anggota dengan tema “Peluang Investasi Industri Makanan dan Minuman di Indonesia” pada acara Business Dialogue Session II, Asian African Business Summit 2015.
Menperin menyampaikan bahwa sumber daya alam Indonesia menempati peringkat atas di dunia, seperti kelapa sawit, rumput laut, kelapa, perikanan, kopi, dan coklat.
Pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 9,54%, lebih tinggi dari industri manufaktur yang sebesar 5,61% dan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02%. "Industri makanan dan minuman di Indonesia terus tumbuh dan berkembang karena merupakan salah satu industri prioritas," terangnya.
Dia menyebutkan, pertumbuhan industri makanan dan minuman yang stabil memberikan kontribusi besar untuk sektor nonmigas dengan meningkatnya permintaan konsumen kelas menengah di Indonesia.
(dmd)