Jelang MEA, RI Jangan Hanya Jadi Pasar

Kamis, 23 April 2015 - 09:08 WIB
Jelang MEA, RI Jangan...
Jelang MEA, RI Jangan Hanya Jadi Pasar
A A A
JAKARTA - Perkembangan kelas menengah dinilai sebagai potensi besar yang perlu dimanfaatkan pemerintah secara maksimal untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi negara ini.

Saat ini Indonesia merupakan negara dengan perkembangan kelas menengah terbesar di dunia. Jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami perkembangan pesat setelah krisis moneter 1997/1998. Bank Dunia mencatat, pertumbuhan kelas menengah dari 0% pada tahun 1999 meloncat 6,5% pada tahun 2011 menjadi 130 juta jiwa.

”Diperkirakan, angka tersebut bakal meningkat menjadi 141 juta jiwa pada 2030,” ujar pendiri IndoSterling Capital William Henley di Jakarta kemarin. Menurut William, pemerintah harus memanfaatkan hal ini, khususnya dikaitkan dengan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) di akhir tahun nanti.

Jika tidak dapat dimanfaatkan maksimal, maka Indonesia dikhawatirkan hanya akan menjadi pasar bagi produk-produk impor yang akan membanjiri negeri ini. Hadirnya MEA, tegas William, dipastikan membuat aliran barang dan jasa menjadi lebih mudah. Indonesia pun dipastikan menjadi incaran karena pasarnya yang besar dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat.

”Jika hanya menjadi pasar, sudah pasti pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia tidak akan berkesinambungan. Industri tidak tumbuh, tenaga kerja tidak terserap, hingga minimnya devisa ke kas negara,” paparnya.

Pertumbuhan ekonomi kelas menengah ini, lanjut dia, saat ini juga telah mendorong tumbuh pesatnya pengguna media sosial di negeri ini. Indonesia kini tercatat sebagai pengguna aktif terbanyak untuk media sosial Twitter dan Facebook. Dari total pengguna aktif Twitter secara global sebanyak 284 juta, Indonesia menyumbang angka 50 juta atau hampir 18%.

Sementara, pengguna aktif Facebook di Indonesia mencapai sekitar 60 juta dan ada di peringkat keempat setelah Amerika Serikat, India, dan Brasil. ”Intinya, pasar yang besar ini sangat menarik. Namun, pasar yang besar ini juga menjadi sebuah pekerjaan rumah besar bagi pemerintah Indonesia. Jika tidak ditangani dengan baik, maka pasar besar ini justru akan menggerogoti perekonomian Indonesia,” tandasnya.

Terpisah, ekonom Universitas Indonesia (UI) Lana Soelistianingsih menuturkan, pendapatan kelas menengah meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Karena itu, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang baik, pemerintah perlu merealisasikan rencanarencana atau proyek-proyek yang sudah dijanjikan.

”Karena kalau tidak dibantu dengan pertumbuhan ekonomi yang baik, pendapatan juga akan melambat. Seperti sekarang ini, pendapatan juga melambat, akhirnya penjualan juga akan turun,” tuturnya.

Dia mengingatkan, saat ini ada banyak keluhan dari pengusaha bahwa penjualan mereka mengalami penurunan. Turunnya penjualan itu dikarenakan perlambatan ekonomi. ”Nah perlambatan ekonomi ini tugas pemerintah untuk menjaga supaya kelas menengah memiliki daya beli baik. Sehingga, pendapatan kelas menengah juga tetap tumbuh. Tapi, jangan sampai potensi kelas menengah itu kemudian dimanfaatkan oleh asing atau oleh barang-barang asing,” kata Lana.

Dalam hal ini memang harus ada peran pemerintah untuk menyiapkan kelas menengah yang cinta dengan produk Indonesia. Karena itu, sudah saatnya pemerintah melakukan edukasi kepada masyarakat untuk belanja produk-produk yang dihasilkan di dalam negeri.

”Karena nanti kalau ada MEA, asing pasti mengincar kita karena potensi kita. Makanya pemerintah harus bisa manfaatkan itu,” pungkasnya.

Kunthi fahmar sandy
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0735 seconds (0.1#10.140)