Petral Bubar, Pertamina Harus Hidupkan Konsep 2006
A
A
A
JAKARTA - Staf Ahli Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Said Didu menegaskan, jika Petral resmi dibubarkan, maka PT Pertamina harus menghidupkan kembali konsep tahun 2006, yaitu membeli minyak langsung dari Indonesia Supply Chain (ISC).
Direksi Pertamina harus menghidupkan konsep 2006 tersebut agar tidak digigit belut berbisa lagi. Pasalnya, mereka nantinya membeli langsung melalui ISC dari pemilik migas. (Baca: Petral Ibarat Kolam Isi Belut Berbisa).
"Nah pada 2009 memang ditakut-takuti akan lebih mahal apabila membeli langsung karena seakan-akan minyak dikuasai geng minyak, tapi faktanya Pertamina lebih efisien menetapkan harga jika dilakukan secara langsung," ujar Said di Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Selain itu, dia mengingatkan Pertamina jangan sampai terkesan mengganti baju petral saja. "Karena mekanisme pengadaan dan penjualan untuk BBM, yang kita baca bahwa Pertamina akan masih menggunakan Pertamina Energy Services (PES) yang ada di Singapura dan ini harus dikaji ulang, jangan sampai hanya mengganti baju Petral," tuturnya.
Saat ini, trader memang dibutuhkan namun yang betul-betul trader bukan hanya menjual ke Pertamina tetapi juga bisa menjual ke Petronas atau pihak lainnya.
"Jangan hanya sebagai perantara Pertamina, kalau Pertamina butuh crude dia belikan crude, kalau Pertamina butuh trader dia harus murni trader, bikin saja langsung. kalau perusahaan sebesar Pertamina harus punya trader bukan perantara minyak dan BBM ke Pertamina, kalau PES dihidupkan murni untuk perdagangan minyak internasional," pungkas Said Didu.
Direksi Pertamina harus menghidupkan konsep 2006 tersebut agar tidak digigit belut berbisa lagi. Pasalnya, mereka nantinya membeli langsung melalui ISC dari pemilik migas. (Baca: Petral Ibarat Kolam Isi Belut Berbisa).
"Nah pada 2009 memang ditakut-takuti akan lebih mahal apabila membeli langsung karena seakan-akan minyak dikuasai geng minyak, tapi faktanya Pertamina lebih efisien menetapkan harga jika dilakukan secara langsung," ujar Said di Jakarta, Jumat (24/4/2015).
Selain itu, dia mengingatkan Pertamina jangan sampai terkesan mengganti baju petral saja. "Karena mekanisme pengadaan dan penjualan untuk BBM, yang kita baca bahwa Pertamina akan masih menggunakan Pertamina Energy Services (PES) yang ada di Singapura dan ini harus dikaji ulang, jangan sampai hanya mengganti baju Petral," tuturnya.
Saat ini, trader memang dibutuhkan namun yang betul-betul trader bukan hanya menjual ke Pertamina tetapi juga bisa menjual ke Petronas atau pihak lainnya.
"Jangan hanya sebagai perantara Pertamina, kalau Pertamina butuh crude dia belikan crude, kalau Pertamina butuh trader dia harus murni trader, bikin saja langsung. kalau perusahaan sebesar Pertamina harus punya trader bukan perantara minyak dan BBM ke Pertamina, kalau PES dihidupkan murni untuk perdagangan minyak internasional," pungkas Said Didu.
(izz)